¤ 38 - Closer

1.6K 152 155
                                    

⚠️ WARNING! ⚠️

Part ini bisa menimbulkan panas dalam, tenggorokan kering, dan bibir pecah-pecah. Harap sedia minuman penyegar sebelum membaca. Terima kasih 😝

♤♡◇♧

Aku baru selesai makan siang, sekarang akan kembali ke klinik. Selamat bekerja.

Julian berbalik melihat keluar jendela di belakang meja kerjanya. Ia hanya ingin memastikan, walau ia tahu Nate tidak ada di seberang. Sudah berhari-hari Nate tidak datang ke tempat itu. Di mana wanita itu makan siang sekarang? Siapa yang menemaninya? Sejak Nate memberi tahu mengenai kedatangan Keith beberapa hari yang lalu, Julian jadi sering diliputi kekhawatiran. Bagaimana jika mereka bertemu untuk makan siang bersama? Bagaimana jika Keith datang untuk menjemput Nate setiap sore? Apalagi pria itu tahu tempat Nate bekerja.

Julian berbalik untuk menyimpan ponselnya kembali ke laci meja sambil menghela napas panjang. Seharusnya ia tidak mengizinkan Nate untuk bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Seharusnya ia akui saja bahwa ia merasa keberatan jika harus membagi Nate dengan pria lain. Namun, Julian tidak bisa melakukannya. Mereka tidak sedang terikat dalam suatu hubungan, Julian tidak bisa memonopoli Nate untuk dirinya sendiri.

"Kau melamun lagi, Pak."

Julian menoleh ke arah Yvet yang berdiri di depan mejanya sambil membawa sebuah map di tangannya. Julian hanya mengulurkan tangan untuk menerima map itu tanpa mengatakan apapun. Entah sudah berapa kali dalam sehari ia memandang keluar jendela tanpa menyadarinya, seolah-olah sedang menunggu sesuatu.

"Kau tidak keluar untuk minum teh?" tanya Yvet. Julian hanya menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya dari susunan jadwal di depannya. "Apa kau menghindariku?"

Julian melirik Yvet. "Hm?"

"Kau tidak lagi keluar untuk fika atau berada di kantor hingga malam. Kalau pun kau lembur, kau tidak membiarkanku menemanimu. Apa kau menghindariku?" ulang Yvet.

"Ah, bukan begitu. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan. Aku tidak bisa sering-sering bersantai untuk minum teh di luar. Selain itu, aku memiliki seekor anak kucing di rumah. Jadi, aku tidak bisa meninggalkannya hingga larut malam."

"Begitukah?" Yvet memilin jari di belakang punggungnya. "Kukira Bu Sophie mengatakan sesuatu padamu yang membuatmu sengaja menghindariku. Dia tidak terlihat menyukaiku."

Julian memandang Yvet, mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikannya. "Dia tidak mengatakan apapun, tapi memang ada beberapa orang yang sering melihat kita bersama, apalagi restoran Philip hanya di seberang kantor. Aku juga tidak ingin ada pembicaraan aneh mengenai kau dan aku."

Yvet mengerucutkan bibir, mengawasi Julian yang kembali berkutat dengan isi map. "Jika kau khawatir akan ada yang melihat kita di dekat kantor, bagaimana jika kita bertemu di luar? Hari Sabtu ini aku berencana ke Stadsbibliotek, kau mau ikut? Jangan salah paham, aku memang ingin ke sana untuk melihat-lihat buku," tambahnya cepat begitu Julian menoleh ke arahnya.

Julian berpikir selama beberapa saat. Ia memang berencana keluar hari Sabtu untuk menghindari kunjungan Rachel seperti biasa, tetapi belum terpikir untuk pergi ke mana. Sepertinya itu ide yang bagus, dia bisa sekalian menunggu hingga Nate selesai bekerja di sana. Lagi pula, sudah lama Julian tidak mengunjungi tempat itu.

"Baiklah. Hari Sabtu kita bertemu di sana," jawab Julian.

Maka, hari Sabtu Julian pergi ke Stadsbibliotek setelah mengantar Nate ke tempat kerjanya. Tentu saja Julian tidak memberi tahu Nate bahwa ia akan pergi menemui Yvet. Ia tidak ingin mengacaukan akhir pekan mereka karena merusak suasana hati Nate di pagi hari.

Because It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang