Nate tertegun. Dia benar-benar ada di sini. Tersenyum, memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi, dengan polo neck hitam dan mantel cokelat panjang, juga ransel di punggungnya. Dua setengah tahun berlalu, tapi pria itu justru terlihat bertambah muda daripada usianya yang sudah tiga puluh enam tahun sekarang.
"Apa kabar?" sapa Keith.
"Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?" tanya Nate sambil tetap membeku di tempatnya duduk.
"Layla memberi tahu kau ada di Stockholm."
"Bukan, maksudku di sini."
"Ah, hanya firasatku saja. Aku berkeliling ke seluruh klinik hewan yang ada di Stockholm, dan hanya klinik itu yang menyebutkan mereka mengenalmu. Bahkan aku pergi ke Kungsholmen seperti info dari rekan kerjamu yang bernama Marco Bianchi, tapi tidak ada yang tahu tentangmu. Jadi, aku kembali ke sini dan mengawasi klinik itu selama dua minggu. Aku sering melihatmu bersama rekanmu itu, lalu aku menunggu sampai aku mendapat kesempatan untuk menemuimu sendirian," tutur Keith dengan nada bangga. "Boleh aku duduk?"
Nate segera bangkit begitu Keith bergerak ke arah bangku. Pria itu terhenti. Ia memandang Nate dengan wajah terkejut.
"Kenapa kau bersikap seolah aku pria jahat yang akan menipumu dan menculikmu di jalan?" tanya Keith dengan nada tersinggung. "Aku ini orang yang pernah mengisi hidupmu. Setidaknya kita pernah bekerja bersama. Aku bukan orang asing."
"Tidak ada hal apa-apa lagi di antara kita," tegas Nate. "Urusan kita sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu. Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi."
Keith memandang Nate. "Aku ke sini sebagai teman lama. Kau menyambutku dengan cara seperti itu?"
Nate tidak menyahut, tetapi ia tetap memandang Keith dengan waspada, seolah-olah pria itu memang bisa menculiknya kapan saja.
"Temani aku ngopi?" Ucapan Keith tidak terdengar seperti ajakan, atau permintaan, apalagi pertanyaan.
"Aku tidak punya waktu untuk ngopi," tolak Nate sambil menoleh sekilas ke arah jalan untuk mencari bus yang tidak kunjung datang.
"Aku hanya ingin mengobrol denganmu sebentar. Lagi pula, aku datang ke sini untukmu. Tidak bisakah kau meluangkan sedikit waktu untukku?"
"Kau datang karena kemauanmu sendiri. Jadi, aku tidak memiliki kewajiban untuk menemanimu di sini."
"Kenapa kau bersikap dingin begitu padaku? Kau kan dalam situasi yang sama denganku. Bagaimana jika mantan suamimu menolakmu seperti itu?"
Nate menatap Keith, menyadari pria itu telah mengetahui keadaan yang sebenarnya. Salah satu sudut bibir Keith terangkat ketika akhirnya Nate berjalan melewatinya tanpa mengucapkan apapun. Keith mengikutinya sambil menceritakan apa saja yang dia lakukan selama lebih dari satu bulan di kota ini.
"Aku menghabiskan malam Natal dan tahun baru sendirian. Aku ingin menemuimu, tapi aku bahkan tidak tahu kau ada di mana," tutur Keith.
Nate tidak mengacuhkannya. Ia membawa Keith ke sebuah kafe di Östermalm karena ia tidak ingin tanpa sengaja berpapasan dengan Julian atau orang-orang yang mengenalnya. Nate memesan minuman cokelat ukuran kecil agar bisa cepat menghabiskannya, sementara Keith memesan cappuccino dan kue blueberry.
Nate tahu Keith tidak melepaskan pandangan darinya saat ia sedang menyeruput cokelatnya, tetapi Nate berpura-pura tidak melihatnya.
"Kau tetap secantik yang kuingat."
Nate tersedak cokelat panas. Keith menyodorkan tisu, tetapi diabaikan oleh Nate.
"Kenapa kau kaget begitu? Apa mantan suamimu masih tidak pernah memberi pujian padamu?" tanya Keith.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Romance⚠️[SEDANG DIREVISI]⚠️ ¤ Seri kedua dari Nothing Better (Than You) ¤ @WattpadRomanceID reading list Agustus 2022 kategori "Dangerous Love" Nate tidak menginginkan perpisahan dengan Julian, suaminya. Hidupnya berantakan sejak Julian meninggalkannya. D...