¤ 14 - I Will Wait

2.3K 165 91
                                    

Thank you for 1k views! ♡

Share dong, kalian bisa tahu cerita ini dari mana?

♤♡◇♧

Aku mencintaimu, Tillie.

Aku mencintaimu, Tillie.

Nate merindukan kata-kata itu. Rasanya ia tidak pernah mempertanyakan Julian, bagaimana pria itu bisa mencintainya dengan begitu mudah. Julian masih berusia belasan tahun ketika terakhir kali mereka bertemu. Bisakah Nate percaya bahwa pria itu tidak tergoda dengan gadis-gadis lain di usianya yang masih begitu muda?

Nate berbaring di ujung tempat tidurnya sambil memandangi jendela kamarnya. Hujan sudah berhenti sejak tadi dan dingin masih begitu menusuk walau Nate sudah memakai selimutnya.

Nate meraih ponselnya. Sudah lewat tengah malam. Tubuh dan pikirannya terasa lelah, tetapi matanya tidak mau terpejam. Nate melihat-lihat ponselnya, mengira-ngira apa yang sedang dilakukan Julian. Nate mengiriminya pesan untuk menanyakan jika Julian benar-benar sehat, tetapi tidak ada balasan.

Tanpa disadari, detik berikutnya ponselnya sudah menunjukkan tanda panggilan ke nomor Julian. Nate hanya memandangi layarnya, tidak mengharapkan apa-apa karena mungkin Julian sudah tidur atau tidak mau memedulikan panggilannya. Namun, seolah ada yang menyengat tubuhnya hingga terlonjak, Nate segera menempelkan ponselnya ke telinganya begitu melihat detik yang berjalan.

"Julian?" panggil Nate pelan.

"Hm," sahut Julian.

"Kau sudah tidur?" tanya Nate.

"Aku terbangun karena teleponmu," jawab Julian.

"Maaf. Aku hanya... kau tidak membalas pesanku. Aku jadi mengkhawatirkanmu."

Julian menghela napas. "Kukira kau pernah mengatakan akan berhenti menghubungiku. Selama ini aku tidak mau membalas pesanmu dengan sengaja. Karena jika sekali aku melakukannya, kau akan terus berharap aku membalas setiap kali kau mengirim pesan."

Nate tahu Julian tidak pernah bermulut manis dengannya, tetapi rasanya tetap menyakitkan mendengarnya berterus terang seperti ini.

"Kenapa dulu kau menikahiku?" tanya Nate akhirnya.

Julian kembali menghela napas. "Tidak dengan pertanyaan ini lagi..."

"Kenapa? Karena kau tidak bisa memberikan jawaban yang sesungguhnya?"

"Bukankah dulu aku sudah pernah menjawabnya waktu kau pertama kali bertanya?"

"Ya, dulu kau bilang karena kau mencintaiku, bagaimana bisa? Kau pergi setelah memintaku menunggumu. Lalu, kau menghilang selama sepuluh tahun tanpa pernah mengunjungiku, atau berbicara padaku, walau hanya melalui telepon. Apa kau ingin aku percaya kau memang mencintaiku? Bagaimana kau bisa jatuh cinta dengan semudah itu tanpa bertemu atau berbicara selama sepuluh tahun?"

"Itu karena kau tidak tahu apa yang sudah kulalui selama sepuluh tahun itu."

"Aku tahu banyak gadis yang mendekatimu, teman-temanmu juga berusaha untuk menjodohkanmu. Jadi, aku benar-benar tidak bisa menemukan alasan, kenapa kau harus menolak semua gadis itu demi diriku. Ada banyak gadis di luar sana yang lebih baik dariku, bahkan Annie mengatakan bahwa sebenarnya Mom menginginkan kau untuk menikahi kakakku. Kenapa harus aku?"

"Karena itu kau," jawab Julian dengan suara bergetar. "Sudah kukatakan, aku hanya ingin denganmu."

Nate sempat terdiam mendengar jawaban Julian. "Aku masih tidak mengerti. Jika kau memang benar-benar menginginkanku, lalu kenapa kau bersikap dingin padaku setelah kita menikah?" tanyanya. "Apa kemudian kau kecewa setelah mengetahui aku tidak seperti yang kau harapkan? Mungkin bagimu, aku bukan pendengar yang baik, makanya kau tidak pernah berbagi cerita denganku. Aku juga tidak pintar memasak. Aku bukan apa-apanya dibandingkan Sophie. Aku juga tidak secantik Rachel. Apa yang bisa kau banggakan dariku? Terutama setelah aku menjalin hubungan dengan pria lain, kau merasa itu kesempatan bagimu untuk lepas dariku, bukan?"

Because It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang