Nate memakai mantelnya kemudian turun untuk pergi makan siang. Ia baru berjalan beberapa meter dari kliniknya ketika bahunya ditepuk dari belakang. Nate berbalik dengan waspada, kalau-kalau ada orang jahat yang berusaha merampoknya di tengah jalan. Tanpa sadar ia menghela napas lega saat melihat Keith menyunggingkan senyumnya.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu kaget. Aku terpaksa menepukmu karena kau tidak menoleh saat kupanggil." Keith menyejajarkan langkah Nate.
"Aku tidak mendengarmu tadi," gumam Nate.
"Boleh kutemani makan siang? Kebetulan aku juga lapar."
Nate tidak bisa menolaknya. Lagi pula, pria itu sudah mengikutinya. Nate langsung mengurungkan niat pergi ke restoran Philip. Ia tidak ingin Keith mengetahui kebiasaannya datang ke sana. Philip juga pasti akan mempertanyakan padanya, siapa pria yang menemaninya. Ia berbelok di salah satu tikungan, membawa Keith ke sebuah restoran yang jauh dari kantor Julian.
"Kau sering makan siang di sini?" tanya Keith saat mereka sudah duduk di salah satu meja.
"Kadang-kadang." Nate pura-pura sibuk melihat-lihat menu di tangannya. Ia memang sering ke tempat ini karena mereka menuliskan menu dalam bahasa Inggris, sehingga Nate tidak perlu kesulitan dalam memesan makanan.
"Ini membuatku teringat, dulu kita sering pergi makan siang bersama," kata Keith setelah mereka memesan makanan.
Nate tidak menyahut. Justru masa-masa itu adalah kenangan yang ingin dia lupakan.
"Dulu selalu saja ada hal yang kita bicarakan." Keith melanjutkan nostalgianya. "Mungkinkah karena dulu kita sedang saling mengenal. Kini kau begitu dingin padaku."
"Karena sekarang tidak ada yang perlu kita bicarakan. Aku sudah mengatakan itu ribuan kali padamu," tukas Nate akhirnya.
Keith memandang Nate. "Aku rindu padamu."
Nate mendelik ke arah Keith dengan keterusterangan pria itu. Namun, Nate memang bisa melihat ketulusan yang tersurat dari matanya. Ia berdeham dengan perasaan tidak enak.
"Kau sudah dua bulan berada di sini. Memangnya kau tidak pergi kerja?" tanya Nate, mengalihkan pembicaraan.
"Aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan itu sejak aku memutuskan untuk menyusulmu ke sini," jawab Keith.
Nate mendengus. "Konyol. Kenapa kau begitu percaya diri? Aku kan bukan akan memberimu pekerjaan di sini."
"Aku tidak peduli. Aku bisa mencari pekerjaan di tempat lain. Lagi pula, pamanku menawarkan pekerjaan di Amsterdam, kau ingat? Aku akan menerima tawaran itu setelah membawamu bersamaku."
"Bagaimana jika aku tidak mau?"
"Tidak apa-apa. Asalkan bersamamu, aku bersedia bekerja di mana saja."
"Maksudku, bagaimana jika aku tidak mau kembali bersamamu?"
Keith tidak segera menjawab karena seorang pramusaji membawakan makanan mereka. Pria itu mencicipi ikan yang dipesannya.
"Selama berada di sini, aku sering berkeliling, mencoba restoran seafood yang ada di kota ini. Kapan-kapan kau harus mencobanya juga," kata Keith.
"Kau belum menjawab pertanyaanku," kata Nate sambil meletakkan gelas berisi minumannya.
Keith meliriknya sepintas kemudian kembali sibuk memotong ikannya. "Kau terlalu cepat mengambil keputusan, Nate. Kita baru bertemu dua kali. Bahkan dulu butuh waktu hingga kita mulai berhubungan, kan?"
Nate menatap Keith tajam. "Aku akan menegaskan sekali lagi. Aku tidak berminat untuk berhubungan denganmu. Aku ke kota ini untuk mendapatkan suamiku kembali. Jadi, aku makan siang bersamamu seperti ini sebagai mantan rekan kerja—atau teman lama seperti yang kau harapkan. Tidak lebih dari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Romance⚠️[SEDANG DIREVISI]⚠️ ¤ Seri kedua dari Nothing Better (Than You) ¤ @WattpadRomanceID reading list Agustus 2022 kategori "Dangerous Love" Nate tidak menginginkan perpisahan dengan Julian, suaminya. Hidupnya berantakan sejak Julian meninggalkannya. D...