Sore itu Nate sedang memberi susu pada bayi-bayi kucing yang masih ditempatkan di inkubator. Diam-diam ia melirik Marco yang sedang berdiri mengawasinya di depan pintu sambil melipat kedua lengannya di depan dada.
"Apa?" tanya Nate akhirnya.
"Kau jahat sekali," sungut Marco. "Kemarin aku sudah berusaha membantumu, kau malah mempermalukanku di depan mantan suamimu."
"Maaf. Lagi pula, aku tidak bilang aku butuh bantuanmu."
"Aku tahu, tapi kau harus menunjukkan padanya bahwa kau tidak butuh pria pemain seperti dia. Kau bilang selama ini dia mengabaikanmu. Lalu kenapa tiba-tiba dia berbaik-baik padamu saat kau ada di sini sekarang?"
Nate tidak menjawab. Ia sama herannya dengan Marco, tapi bukan berarti ia tidak membutuhkan Julian.
"Aku ada di kota ini untuk dia. Tentu saja aku akan lebih memilih dia untuk mengantarku pulang, walau dia mengencani seluruh wanita di kota ini," gumam Nate.
Marco berdecak gusar. Akhirnya ia berbalik pergi tanpa menyahut. Marco juga mengabaikan Nate saat ia berpamitan. Nate memang merasa agak bersalah pada Marco, tapi dia memang tidak pernah meminta Marco untuk berpura-pura menjadi kekasihnya.
Nate tidak bertemu dengan Julian lagi sejak terakhir kali pria itu mengantarnya pulang. Mungkin Julian benar-benar memilih jalan lain. Lagi pula, bukankah dia sendiri yang mengatakan hanya kadang-kadang lewat sana? Selama dua minggu Nate hanya kembali memandangi Julian dari jendela di restoran Philip. Diam-diam Nate menyesal telah melarang Julian lewat di depan kliniknya. Nate ingin berbincang-bincang dengan Julian lagi, tapi dia tidak ingin ada wanita lain yang ikut serta dalam pembicaraan mereka.
Hari ke-33
Aku rindu.
♤♡◇♧
Nate, apa besok kau ada waktu luang? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama, dengan Julian juga. Aku ingin mengobrol banyak denganmu.
Nate membaca pesan dari Sophie dengan tidak percaya. Ia segera membalas pesan itu.
Maaf, aku sibuk.
Sophie tidak membalas pesannya lagi. Nate juga tidak bertemu Julian saat ia pulang malam itu. Namun, Nate terkejut saat melihat mobil Julian ada di depan klinik keesokan harinya.
"Apa dia pelanggan?" tanya Frida dari meja depan.
"Bukan." Marco menjawab dengan ketus sambil berbalik masuk ke ruang penyimpanan obat.
"Dia Julian," bisik Nate.
Frida mengangkat alisnya. "Berarti dia mantan suamimu?" tanyanya bersemangat.
Nate hanya meringis sambil buru-buru merapikan map di lacinya. Ia berpamitan pada Frida lalu segera keluar menghampiri Julian agar tidak mengganggu pengunjung yang akan datang.
Julian langsung menoleh saat Nate keluar. "Kau sudah selesai bekerja?"
"Kenapa kau ada di sini? Bukankah sudah kubilang aku sibuk?" tanya Nate dengan suara tertahan.
"Tapi bukankah kau sudah selesai bekerja? Apa ada tempat yang ingin kau datangi? Atau kau sudah ada janji dengan seseorang?"
Nate balas menatap Julian. Kenapa pria ini tidak mengerti bahwa Nate tidak ingin berada di tengah-tengah mereka? Tiba-tiba jendela mobil Julian terbuka. Sophie melambaikan tangan dari kursi depan ke arah Nate.
Nate melempar pandangan mencela ke arah Julian kemudian meraih gagang pintu mobil. Tangannya bersentuhan dengan tangan Julian yang hendak membukakan pintu untuk Nate. Jantung Nate sempat berdebar dengan cepat, tetapi ia terlalu marah untuk merasa gembira karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Romance⚠️[SEDANG DIREVISI]⚠️ ¤ Seri kedua dari Nothing Better (Than You) ¤ @WattpadRomanceID reading list Agustus 2022 kategori "Dangerous Love" Nate tidak menginginkan perpisahan dengan Julian, suaminya. Hidupnya berantakan sejak Julian meninggalkannya. D...