¤ 7 - Gotta get Over You

2.5K 196 70
                                    

"Nate, makanan keringnya sudah datang!" panggil Frida.

Nate bergegas turun sambil membawa daftar stok makanan. Ia mencatat semua makanan yang baru saja tiba untuk memastikan tidak ada yang terlewat.

"Tadi pagi Abby menghubungiku," kata Frida. "Dia menanyakan kabarmu, lalu kubilang kau lebih ceria selama di sini. Apa kau keluar setiap hari untuk bertemu dengannya? Mantan suamimu?"

Nate mengangguk dengan semu merah di wajahnya. Walau sebenarnya dia hanya melihatnya dari jauh dan hanya bertemu langsung dengannya baru-baru ini.

"Lalu? Apa hubunganmu dengannya membaik?" tanya Frida.

Nate memandang Frida gugup. Ia tidak bisa mengatakan bahwa ia juga bertemu dengan kekasih Julian. Bisa-bisa Abby akan segera menyuruhnya pulang ke Brighton.

"Mau kubantu bawakan?" tanya Marco sambil menumpuk dus-dus berisi makanan tadi.

"Ya, terima kasih," jawab Nate lega. "Aku ke atas dulu."

Marco membantu Nate menyusun makanan-makanan itu di lemari penyimpanan. Nate melihat luka di punggung tangan Marco akibat cakaran kucing yang sedang dirawatnya tadi.

"Kelihatannya itu sakit. Kau sudah mengobatinya?" tanya Nate.

"Ini?" Marco balik tanya sambil menunjuk tangannya sendiri. "Tidak perlu. Aku baik-baik saja."

"Tapi akan jadi infeksi kalau tidak segera kau obati."

Nate pergi mengambil obat di kotak lalu mengisyaratkan Marco untuk duduk di kursi dekat jendela. Nate meraih tangan Marco lalu mengoleskan obat itu pada lukanya. Sebenarnya, pasti pria itu sudah terbiasa dengan cakaran di sana sini, tetapi luka itu terlihat cukup dalam. Nate bahkan yakin semilir angin dari jendela yang meniup obat itu meninggalkan rasa nyeri karena Marco terlihat meringis.

"Kau mau ke Gamla Stan nanti?" tanya Marco setelah Nate selesai mengobati lukanya. "Kudengar hari ini akan ada pertunjukan musik di sana."

Ke Gamla Stan dengan Marco? Julian sudah terang-terangan mengatakan dia beberapa kali melihat Nate bersama Marco tanpa Nate sadari. Bagaimana jika nanti Julian salah paham?

"Aku mau langsung pulang saja," tolak Nate.

"Kenapa? Kau takut bertemu mantan suamimu lagi?" tembak Marco. "Jika dia bersama kekasihnya lagi, kau bisa memanfaatkan aku. Tunjukkan padanya bahwa bukan hanya dia yang bisa memiliki kekasih."

"Bukan begitu," gumam Nate.

"Lalu apa? Ayolah, Gamla Stan selalu ramai di Sabtu malam. Tidak mungkin kita berpapasan dengannya lagi."

Karena Marco terus memaksa, akhirnya Nate ikut dengannya berjalan kaki menuju Gamla Stan. Diam-diam Nate menyapukan pandangannya karena khawatir Julian akan melihat mereka. Mereka tiba di pusat kota yang kini terdapat sebuah band lokal yang sedang melakukan pertunjukan. Orang-orang ramai mengelilingi tempat itu untuk menonton mereka, Nate bahkan hanya bisa mendengar suaranya tanpa bisa melihat band tersebut.

"Dulu aku pemain drum di band sekolah saat masih SMA," kata Marco bersemangat. "Ayahku melarangku untuk bermain musik karena aku pernah gagal ujian masuk universitas. Lalu, setelah aku berhasil lolos di tahun berikutnya, ayahku mengizinkanku untuk bermain lagi, tapi aku terlalu sibuk."

Nate hanya mengangguk-angguk sebagai tanggapan. Ia mengedarkan pandangannya lalu tertegun saat menangkap sosok Julian sedang berdiri di tengah keramaian. Pria itu sedang berbicara di telepon, tetapi matanya jelas tertuju pada Nate.

Marco salah. Di antara sekian banyaknya orang di kota ini, Julian masih bisa menemukannya.

"Aduh." Nate terhuyung saat orang di depannya tidak sengaja menabraknya. Marco menahan punggung Nate dengan sigap.

Because It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang