Nate menghela napas untuk kesekian kalinya. Seharian ini ia hanya berada di ruang bermain dan memperhatikan anak-anak kue bermain. Dad akan menjemputnya untuk pulang ke Brighton besok, dan ia merasa berat meninggalkan mereka di sini. Bisakah ia membawa pulang satu, atau dua, atau semua anak ini bersamanya?
Nate mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dad. Ia tidak tahu apakah hari Minggu yang dimaksud oleh Mom adalah Dad akan tiba di sini pada hari Minggu atau Dad baru akan berangkat di hari Minggu.
"Aku sedang menonton pertandingan cricket di televisi," kata Dad dari ujung telepon. "Memangnya ada apa?"
"Kapan kau akan berangkat? Hari ini atau besok?" tanya Nate.
"Ke mana?"
"Bukankah Mom bilang kau akan datang untuk menjemputku?"
"Apa kau memberi tahu Matilda bahwa aku akan datang untuk menjemputnya?" Dad terdengar bertanya pada Mom.
"Memangnya aku pernah menyebutkan hari Minggu ini?" sahut Mom. "Hari Minggu itu ada banyak. Bilang padanya, jangan cerewet. Tutup saja teleponnya!"
Nate belum sempat menyahut karena telepon terputus. Ia menyimpan ponselnya dengan jengkel. Kenapa sih Mom tidak mengirimkannya uang saja jika memang dia tidak berniat meminta Dad menjemput Nate?
Nate turun untuk menemui Frida. Ia merasa tidak enak karena mendadak mengajukan untuk kembali ke UK dan sekarang harus menundanya. Frida yang sedang menulis sesuatu di meja depan justru merasa senang mendengar Nate menunda kepulangannya.
"Kau tidak perlu buru-buru pulang. Aku bersedia mempekerjakanmu di sini sampai kau selesai dengan urusanmu," kata Frida.
Urusan apa? Nate sudah tidak memiliki urusan apa-apa lagi di sini. Frida pergi membawa mapnya ke ruang pemeriksaan, sementara Nate duduk di meja depan. Ia menoleh saat pintu depan terbuka. Sudah terlalu terlambat untuk pergi bersembunyi.
"Hai," sapa Julian. "Apa kau sedang sibuk?"
Nate ingin sekali mengabaikan Julian, tetapi ia sedang bertugas, dan Julian adalah pelanggannya. "Tidak juga. Apa yang bisa kubantu?"
"Jam berapa kau selesai bekerja? Bisa kau luangkan waktu sebentar untukku?"
"Aku sedang menunggu Dad. Aku tidak ada waktu untuk hal lain."
Nate merasa tidak enak karena Julian terdiam. Ia berusaha menghindari pandangan Julian dengan pura-pura sibuk memeriksa buku jadwal di hadapannya.
"Tapi aku ingin kau memeriksa keadaan Muffin untukku," kata Julian, membuat Nate mendongak ke arahnya.
"Ada apa dengan Muffin?" tanya Nate cemas.
"Entahlah. Beberapa hari ini dia tidak mau makan dan terlihat gelisah," jawab Julian. "Selama ini kan kau yang merawatnya. Jadi, siapa tahu kau lebih mengerti dengan keadaannya."
Tanpa Julian perlu membujuk, Nate segera mencari Frida untuk berpamitan padanya. Ia langsung ikut Julian ke flatnya dengan mobilnya. Pikirannya mulai dipenuhi kemungkinan jika Muffin salah makan, atau tidak sengaja menelan sesuatu, atau jika anak itu memang sedang kurang sehat.
Setibanya di flat Julian, kucing berwarna kelabu itu sedang bergelung di atas karpet. Muffin langsung berlari menghampiri saat Nate masuk, bahkan sebelum ia sempat membuka sepatunya.
"Lihat, dia langsung mengenalimu," kata Julian.
"Ada apa denganmu, Muffin? Apa ada yang sakit?" Nate menggendong Muffin dan membawanya masuk.
Nate mencoba memberi Muffin makanan basah yang dibawanya dari klinik. Kucing itu langsung memakannya dengan lahap.
"Dia makan dengan baik. Apa mungkin dia stres karena pindah ke tempat baru?" gumam Nate.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Romance⚠️[SEDANG DIREVISI]⚠️ ¤ Seri kedua dari Nothing Better (Than You) ¤ @WattpadRomanceID reading list Agustus 2022 kategori "Dangerous Love" Nate tidak menginginkan perpisahan dengan Julian, suaminya. Hidupnya berantakan sejak Julian meninggalkannya. D...