"Itu Paman Julian!" seru Amelia.
Amelia berlari menghampiri Julian yang kemudian terpaksa melepas tangan Nate dari genggamannya untuk mengangkat Amelia dalam gendongannya. Nate memandang Julian yang kini tengah menggendong Amelia sambil mengobrol dengan Lucas yang berjalan di sampingnya. Ia membayangkan Julian muda yang mengasuhnya saat kecil dulu. Julian pasti akan menjadi ayah yang digemari anak-anaknya nanti.
"Apa Paman Julian memiliki anak?" tanya Lucas tiba-tiba.
"Ya, Paman punya satu putra, namanya Tim. Dia seusia Amelia sekarang," jawab Julian.
"Di mana dia? Kenapa Paman tidak membawanya?" tanya Lucas lagi sambil memandang berkeliling.
"Dia tidak bisa ikut dengan kita karena dia sudah berada di surga sekarang," jawab Julian.
Nate terkesiap. Langkahnya melambat seiring rasa bersalah yang merayapinya.
"Apakah Bibi Tillie adalah ibunya Tim?" tanya Amelia sambil menunjuk ke arah Nate.
Julian mengangguk. "Jangan sampai dia mendengarmu memanggilnya dengan nama itu," bisiknya, tetapi membuatnya sengaja terdengar oleh Nate.
Nate balas tersenyum saat Julian menoleh ke arahnya. Setelah menyerahkan Amelia ke gendongan Liam, Julian kembali pada Nate untuk menggandengnya.
"Dulu kau selalu menggandengku di tempat ramai karena kau takut terpisah. Apa kau sudah lebih berani sekarang?" goda Julian, disusul pukulan di lengannya.
Nate dan Julian pergi mengunjungi Skansen bersama Sophie dan keluarganya. Skansen adalah museum terbuka tertua di dunia, yang memamerkan seluruh Swedia dengan rumah-rumah, hewan, dan tradisi dari setiap bagian negara itu. Karena sekarang hari Minggu, tempat itu ramai dikunjungi oleh keluarga yang membawa anak-anak mereka.
Nate senang karena bisa melihat-lihat binatang dari dekat, bahkan bisa memberi mereka makan. Ia tidak ingat kapan terakhir kali pergi ke kebun binatang. Mungkin saat ia masih kecil. Nate mengambil banyak foto bersama Julian untuk memperbarui album kenangan mereka.
Namun, jalan yang menanjak dan menurun, serta tempat yang begitu besar membuat Nate lelah berkeliling. Mereka berhenti di sebuah restoran untuk makan siang. Entah mengapa Lucas yang duduk di samping Nate bersikap manja dan malu-malu padanya. Anak itu ingin memesan menu yang sama dengan Nate hingga meniru semua yang dilakukannya.
"Mungkinkah dia sudah mengerti perempuan?" bisik Sophie. "Oh ya, bukankah Nate juga sudah menyukai Julian sejak seusia Lucas?"
Wajah Nate memerah, sementara Sophie, dan Liam cekikikan. Nate mengunyah makanannya sambil melirik Julian dengan jengkel karena ikut menertawakannya. Kemudian pria itu merangkul pinggang Nate untuk menghiburnya.
"Aku ke toilet dulu," kata Julian setelah mereka menghabiskan makanan.
Julian bangkit lalu pergi bersama Lucas. Nate sedang meraih minumannya ketika ponsel Julian yang ditinggalkan di meja bergetar. Rupanya ada telepon masuk. Nate menoleh untuk melihat peneleponnya. Ia tertegun saat melihat nama Rachel di layar.
"Siapa itu?" tanya Sophie setelah melihat ekspresi Nate. Nate hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.
Julian juga melihat telepon masuk itu setelah ia kembali ke meja. Ia mengusap tombol TOLAK lalu menyimpan ponselnya di saku celana tanpa berkata-kata.
Mereka melanjutkan jalan-jalan menuju wahana bermain. Namun, Nate sudah tidak bersemangat seperti tadi. Terutama karena ia bisa mendengar ponsel Julian yang terus bergetar di sakunya.
"Kenapa tidak kau jawab teleponnya?" tanya Nate akhirnya.
Julian memandang Nate selama beberapa saat sebelum berbalik menjauh darinya untuk menjawab teleponnya. Nate merapatkan mantelnya sambil memandang ke arah pepohonan di sekitarnya. Apa yang sedang mereka bicarakan? Apa gadis itu protes karena Julian tidak lagi menemui mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Romance⚠️[SEDANG DIREVISI]⚠️ ¤ Seri kedua dari Nothing Better (Than You) ¤ @WattpadRomanceID reading list Agustus 2022 kategori "Dangerous Love" Nate tidak menginginkan perpisahan dengan Julian, suaminya. Hidupnya berantakan sejak Julian meninggalkannya. D...