¤ 4 - Stockholm

2.8K 161 18
                                    

"Aku bermimpi buruk," kata Nate dengan wajah muram. "Aku bermimpi Julian menikah saat aku tiba di Stockholm. Lalu dia mengejarku dan sebuah mobil menabraknya. Lalu dia..."

Nate menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil menghela napas panjang. Ia tidak sanggup membayangkannya. Nate bahkan tidak berani tidur lagi setelah mimpinya itu membuatnya menjerit dalam tidur untuk pertama kali dalam hidupnya.

Abby mengusap punggung Nate sambil tertawa. "Kau hanya terlalu berlebihan memikirkan perjalananmu. Berhenti membayangkan apa yang akan kau lakukan jika bertemu Julian nanti."

"Tapi semuanya terlihat begitu nyata," keluh Nate. "Lagi pula, bukankah kau sendiri yang mengatakan kemungkinan Julian sudah memiliki kekasih?"

"Memang, tapi keluarga Julian juga sudah menganggapmu sebagai keluarganya. Tidak mungkin mereka tidak mengabarimu jika Julian menikah lagi, kan?"

Nate ingin membalasnya dengan jawaban Rick semalam, tapi itu Rick yang ada di mimpinya. Semoga hal itu tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

Setelah itu Abby memberinya pedoman-pedoman untuk dilakukan selama Nate bekerja di Stockholm nanti. Pekerjaannya akan sedikit berbeda karena ia akan merawat hewan-hewan terlantar.

"Tapi kau harus tahu, karena kau hanya akan pergi sebagai sukarelawan, jadi kemungkinan kau akan dibayar dengan cukup rendah. Karena biasanya mereka juga bergantung pada donasi untuk biaya perawatan hewan yang mereka tampung. Di sana biaya hidupnya juga tinggi, apa kau tidak keberatan?" tanya Abby.

Nate tidak peduli. Bisa tinggal selama satu tahun di sana sudah membuat Nate lebih dari gembira. Nate sedang mencatat jadwal untuk besok ketika ponselnya bergetar. Ia langsung bersemangat saat melihat sebuah pesan masuk di ponselnya.

Nate membuka pesan dari Rick dengan tangan gemetar. Hatinya mencelus saat melihat tulisan 'Maaf, Nate.' Sebagai kalimat pembuka. Apa Rick tidak memiliki alamat Julian di Stockholm? Itu mustahil, kan? Atau dia sudah mendapat amanat dari Julian untuk tidak memberikan informasi apapun mengenai dirinya pada Nate?

Nate menghela napas lega setelah membaca kalimat berikutnya. 'Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan dulu semalam, jadi aku lupa mengabarimu. Aku hanya memiliki alamat kantor Julian karena aku belum pernah mengirim apapun lewat alamat rumahnya. Ini alamatnya:'

Nate membaca alamat yang diberikan dengan saksama. Jantungnya serasa melompat keluar setelah melihat tulisan NORRMALM. Bagaimana mungkin secara kebetulan mereka akan berada di kota yang sama? Apakah ini takdir?

♤♡◇♧

"Jangan mengganggunya, jangan sering-sering mendatanginya, jangan menyusahkannya," kata Mom memperingatkan saat Nate berpamitan untuk pergi pagi tadi.

"Aku tahu," balas Nate.

Beberapa hari ini Mom terus menceramahinya sejak beliau tahu Nate akan pergi ke Stockholm. Mom curiga sebenarnya Nate berencana mengganggu kehidupan Julian dengan menyusulnya ke sana. Padahal, jelas-jelas Mom sendiri yang memberikan ide itu pada Nate.

"Jangan membuat masalah lagi dengannya," lanjut Mom. "Kau tahu, perceraianmu ini sudah membuat hubungan kami dengan orang tuanya cukup canggung. Kalau kau..."

"Aku tahu, aku tahu," sela Nate tidak sabar. "Aku hanya akan melihatnya dari jauh tanpa menyapanya, apalagi menyentuhnya. Oke?"

Mom berkacak pinggang. "Kalau kau hanya mau melihatnya dari jauh, untuk apa kau repot-repot pergi ke sana? Aku bisa meminta foto darinya langsung untukmu!" semburnya.

Tentu saja Nate tidak akan benar-benar melakukannya. Memangnya dia bisa tahan hanya dengan melihat Julian dari jauh?

Nate duduk di kursinya dengan tegang. Bukan hanya karena ia memikirkan Julian yang sebentar lagi akan ditemuinya, melainkan juga karena ini perjalanan pertamanya dengan pesawat. Awalnya Nate berencana pergi dengan naik kereta agar ongkosnya lebih murah. Namun, Dad tidak mengizinkan karena Nate harus transit di beberapa negara. Dad tidak ingin Nate tersesat karena pergi sendirian, jadi beliau menambahkan ongkos keberangkatan Nate—tanpa sepengetahuan Mom—dan juga mengantarnya ke bandara di London.

Because It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang