|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰×××
Haruto tengah menunggu Leanna beribadah sembari duduk di salah satu kursi yang jaraknya dekat dengan letak mushola, ia hanya duduk di sana sembari melihat orang yang berlalu lalang.
Hatinya lebih hangat dan nyaman di bandingkan hari kemarin, hari ini rasanya Haruto benar-benar ingin menghabiskan waktu dengan bersenang-senang.
Belum lagi ia selalu di buat gemas akan Leanna, baginya Leanna adalah gadis dingin yang menggemaskan. Ia bisa menjadi gadis dingin dengan nada suaranya yang rendah, tapi di sisi lain ia bisa menjadi gadis cerewet yang menanyakan ini dan itu.
Senyuman pun terukir di wajah tampan Haruto, ketika otaknya memikirkan Leanna tanpa sadar senyumnya selalu terukir dengan sendirinya.
"Lucu banget," Ucap Haruto tanpa sadar, setelahnya ia terkejut karena mengatakan itu dan kembali terkekeh pelan lagi.
"Kamu ngapain ketawa sendiri?" Tanya Leanna yang sudah selesai beribadah.
Haruto pun tersenyum canggung sembari mempersilahkan Leanna duduk.
"Maaf yah gara-gara saya lupa solat dzuhur jadinya usaha kita sia-sia waktu ngantri buat nonton," Ucap Leanna merasa tidak enak, lagi dan lagi Haruto hanya tersenyum menanggapinya.
Jantung Leanna kembali berpicu dengan cepat, baginya Haruto bagaikan mesin tersenyum. Haruto selalu saja tersenyum kepadanya, dan Leanna selalu saja merasa kewalahan karena jantungnya yang terlalu aktif berdetak.
"Ohiya lo udah makan belum?" Tanya Haruto, Leanna hanya menggeleng pelan.
"Yaudah makan dulu aja, habis itu kita naikin semua wahana disini oke?"
"Iya boleh, mau makan apa?" Tanya Leanna.
"Terserah, lo maunya apa gua ngikut aja," Ucap Haruto.
"Sebenarnya saya pengen banget sarapan sama gorengan terus di tambah cengek, tapi saya malu bilangnya," Monolog Leanna di dalam hatinya.
"Ke cafetaria yang ada di sana aja yu?" Ajak Haruto yang membuat Leanna refleks tersenyum canggung.
"Untung aja saya gak nyaranin buat sarapan sama gorengan, kalo sampe saya nyaranin itu kayanya malu-maluin banget," Monolog Leanna lagi sembari tersenyum canggung kepada Haruto.
"Iya ayo," Ucap Leanna.
Kemudian mereka berdua pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah cafetaria yang letaknya masih berada di dalam tempat ini.
"Ohiya Anna, lo berapa tahun kalo boleh tau?" Tanya Haruto yang tengah memecah keheningan.
"Umur saya 20 tahun, kalo kamu?" Tanya Leanna balik kepada Haruto.
"Oh gua baru mau 19 tahun," Ucap Haruto yang membuat Leanna membulatkan kedua matanya.
Pasalnya Leanna tak berpikiran bahwa Haruto akan semuda itu, ia dulu sempat berpikir mungkin Haruto hanya berbeda beberapa bulan saja dengan dirinya, tapi ternyata Haruto jauh lebih muda daripada Leanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨
Любовные романы●○● 🅔︎🅝︎🅓︎ ●○● 𝐈𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐤𝐮. 𝐢𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐤𝐮, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐚...