10. BUNGA YANG MEKAR

400 176 853
                                    

|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰



















×××

Leanna dan Haruto tengah duduk beralaskan karpet di dalam kontrakan Leanna.

Haruto akhirnya setuju untuk di obati oleh Leanna, tapi setelah mereka masuk ke dalam kontrakan Leanna kesunyian pun meliputi mereka.

Pikiran Haruto yang masih kacau, serta ia merasa tidak enak karena takut akan merepotkan Leanna.

Kemudian Leanna di sibukan dengan berbagai pertanyaan di dalam otaknya, ia ingin bertanya segala hal kepada Haruto tapi tak memiliki keberanian untuk bertanya, kemudian ia hanya memandangi Haruto yang duduk di hadapan nya dengan penampilan kacau.

"Kalo gitu saya ke apotek dulu" Ucap Leanna yang membuat Haruto tersadar dari lamunan nya.

"Eh gua ikut kalo gitu, soalnya ini udah malem" Jawab Haruto, kemudian ia bergegas untuk ikut Leanna.

"Siapa yang ngizinin?"

"Kamu gak boleh ikut, kamu tunggu saya aja disini"

"Mana bisa Anna" Jawab Haruto yang malah membuat Leanna salah tingkah. Entah mengapa panggilan Anna yang biasa Haruto sebut itu selalu sukses membuat hati Leanna berdegup cepat.

"E-engga usah pokok nya, lagian apotek nya deket terus ada banyak orang yang ngeronda juga" Jawab Leanna terbata-bata.

"Tetep aja, ini hampir jam 12 malem masa lo ke luar sendirian?" Ucap Haruto lagi.

"Pilihan nya cuma dua, kamu mau saya obatin dengan syarat kamu tunggu saya disini. Atau kamu lebih milih pulang aja dan gak jadi saya obatin."

"Mau milih yang mana?" Tanya Leanna lagi yang sukses membuat Haruto melongo.

"Gak ada pilihan lain apa?" Tanya Haruto yang langsung Leanna beri gelengan kuat.

"Pokok nya kamu diem disini, gak usah terlalu khawatir sama saya. Kamu istirahat aja tiduran di kasur"

"Kalo gitu saya ke apotek dulu"

Setelah mengatakan itu Leanna pun pergi meninggalkan Haruto yang masih dalam keadaan bingung di dalam kontrakan Leanna.

"Keras kepala juga" Ucapnya, kemudian ia tertawa pelan.

Jujur saja, Haruto benar-benar khawatir ia takut Leanna kenapa-napa tapi ia juga takut Leanna marah jika ia tak menuruti perkataan Leanna.

Akhirnya Haruto pun duduk dengan posisi memeluk kedua lututnya, punggungnya bersandar di dinding yang dingin. Kini otaknya tengah di serang banyak pikiran lagi.

Ia sedang memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk kedepan nya, ia sedang memikirkan juga bagaimana cara untuk menghadapi ataupun mengatasi semua ujian hidupnya.

Haruto sudah sangat kelelahan, tapi seberapa lelah pun ia. Ia tak pernah berpikir untuk menyerah.

Haruto adalah pria, mana mungkin ia berakhir tragis karena menyerah dalam hidupnya, ia yakin akan ada banyak keajaiban di ke depan nya. Walaupun terkadang logikanya menepis itu semua.

[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang