|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰×××
Waktu terus berputar, masa sulit dan senang telah terlewati begitu saja. Seperti hal nya saat ini, tak terasa Leanna sudah tinggal satu atap dengan Haruto sampai 1 minggu ini, entah sampai kapan Leanna akan terus bersembunyi berada di sini.
Sang bagaskara telah berada di posisi paling atas, lantas sinarnya menyinari dengan begitu bercahaya dan bersuhu panas. Tak lupa awan-awan ikut menghiasi langit yang indah sebiru samudra di atas sana.
Leanna terduduk di samping kasurnya, matanya melihat langit melalui jendela ke luar sana dengan pandangan kosong dan hampa.
Entahlah, rasanya jika ia sendirian rasa canggung kembali menyelimuti dirinya sendiri.
Mungkin ini terdengar aneh, namun Leanna benar-benar merasakan hal itu.
"Hah...." helaan napas lelah keluar dengan jelas dari mulut Leanna, lalu setelahnya ia memejamkan matanya karena tengah mengatur napas dan menenangkan pikirannya.
Keputusannya untuk tinggal sementara dengan Haruto memang tak ia sesali, namun sulit di pungkiri bahwa rasa trauma dan ketakutan masih menjalari isi hatinya.
1 minggu lebih sudah berlalu, namun artikel yang membahas tentang keluarganya masih sering bermunculan dan membesar, bahkan tak segan-segan keberadaan Leanna di pertanyakan di dalam artikel itu.
Leanna tak memikirkan siapa pelaku di balik semua ini, tapi yang ia pikirkan bagaimana caranya agar artikel itu tidak terus bermunculan, ia benar-benar ingin jika semua orang tak mengetahui tentang masalalunya ini, terlebih orang yang mengenalnya.
Di tengah lamunannya, Haruto pun mendatangin Leanna sembari membawa ponsel di tangannya yang sudah basah kuyup.
Lalu Haruto memberikan ponsel itu kepada Leanna.
"HP nya jangan di rendem di air, kasian engap," ucap Haruto yang berusaha untuk mencairkan suasana, lalu Leanna hanya menoleh dan terkekeh pelan.
"Buang aja," ucap Leanna seraya melirik ke arah ponselnya yang masih basah.
Haruto hanya melirik ponsel Leanna sekilas lalu setelahnya menghela napas lelah, ia pun menaruh ponsel itu di atas nakas dan membenarkan posisi duduknya untuk menghadap Leanna.
"Ada apa lagi?" tanya Haruto seraya menggenggam kedua tangan Leanna.
"Ada masalah apa lagi Na? Ko HP lo sampe jadi korban segala."
"Kenapa HP nya di ceburin ke air?" tanya Haruto bertubi-tubi, lantas Leanna geming lalu setelahnya kembali menatap hamparan langit di depan sana.
"Artikel tentang keluarga saya masih terus bermunculan, bahkan ada beberapa artikel yang mempertanyakan di mana keberadaan saya sekarang. Saya harus gimana Haruto?" ucap Leanna dengan nada suaranya yang terdengar begitu lirih.
Haruto terdiam, ia mengerti pasti hal ini benar-benar sangat sulit untuk Leanna hadapi, ia begitu khawatir kepada Leanna karena takut ia kembali putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨
Romance●○● 🅔︎🅝︎🅓︎ ●○● 𝐈𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐤𝐮. 𝐢𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐤𝐮, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐚...