22. ATMA TEMARAM

248 91 523
                                    

|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰

















×××

𝑳𝒆𝒂𝒏𝒏𝒂 𝑷𝒐𝒗~~

Benar kata Haruto, Dunia hanya sebatas fatamorgana. Di satu titik balik terlihat tersenyum namun ternyata menangis, kata yang tak bisa ku ucapkan berakhir ku telan sendiri.

Aku menjalani keseharianku dengan sekuat tenaga, aku tak sama seperti orang pada umumnya, semuanya harus di perjuangankan dengan sekuat tenaga bagiku.

Tapi mengapa orang lain selalu menghancurkannya?

Mereka yang tak tahu apapun, mereka yang tak bisa membantu dan hanya melihat terus merecoki kehidupanku seolah-olah akulah orang yang paling menyedihkan dan menyebalkan di dunia ini.

Bagaikan terjebak dalam kabut hitam, walaupun lembut dan tak terasa, namun perlahan bisa membuatku mati sesak karena terlalu banyak menghirup. Suasana gelapnya bisa membuatku kebingungan untuk mencari jalan keluar.

Aku pernah melalui hal yang lebih berat daripada ini, namun seolah-olah diriku menolak untuk kembali bangkit dan memperbaiki semuanya, mungkin perlahan aku akan kembali hancur layaknya barang yang telah rusak lalu di perbaiki dan malah kembali menjadi semakin rusak.

Mesti ku coba melarikan diri ataupun bertahan, namun kenyataannya aku kembali lagi ke titik awal kehancuranku.

Sehari, dua hari, seiring berjalannya waktu, aku kian memudar.
Saat matahari terbenam dan bulan terbit kenangan yang redup berjatuhan layaknya hujan.

Aku masih tak mengerti dengan semua, bahkan dengan diriku sendiri.

"Siapa yang ngungkit masalah ini?" otaku terus memikirkan tentang hal itu.

Kini aku menyadari arti tatapan orang-orang di sekitarku, mereka telah mengetahui semuanya, mereka melihatku dengan pandangan iba, ataupun jengah.

Beberapa artikel tentang permasalahan keluargaku terus bermunculan, menciptakan suasana tegang dan dramatis agar si pembaca merasa puas, tak bisakah mereka melihat bahwa ada korban di balik semua ini?

Aku benci melihat beberapa orang yang egois, namun aku begitu mengenal diriku yang lemah ini, aku tahu, aku tak bisa melakukan apapun.

"Panas...." ucapku sembari mendongak melihat langit di atas sana.

Langit biru dan awan begitu indah, cuaca hari ini begitu cerah, tidak seperti suasana hatiku yang mendung.

Karena rasa penasaran yang tak kian menghilang, akhirnya ku beranikan diri untuk membuka artikel yang tengah membahas tentang masalalu keluargaku.

Rasanya seperti akan mati di tempat, rasa penasaran ku yang tak menghilang tentang artikel yang bermunculan namun di sisi lain tanganku mulai bergetar dengan hebat karena terlalu takut untuk sekedar membuka artikel itu.

"Tenang Lea, kamu kuat, ini gak ada apa-apanya di banding hal yang terjadi waktu itu," ucapku berusaha menenangkan diri sendiri.

Lalu jari tangan ku mulai bergerak lihai untuk membuka satu persatu artikel itu.

[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang