26. HIMA GATA

222 77 435
                                    

|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰











×××

Haruto terdiam, napasnya terasa tercekat namun hatinya terus berkata 'semoga Anna becanda, semoga Anna becanda.'

Di sisi lain Le Anna tengah menundukan kepalanya, bagaikan ada sesuatu yang berada di atas kepalanya yang sukses membuat ia begitu kesulitan hanya untuk sekedar mengangkat kepala.

Haruto yang masih dengan tatapan tak percayanya mulai membenarkan posisi duduknya, lalu keduanya tangannya mencengkram kedua tangan Leanna.

"Bohong kan? Apa yang gua pikirin sama apa yang lo bahas beda kan? Ah iya pasti gitu," ucap Haruto masih dengan nadanya yang sedikit bergetar, lalu kini tangannya mulai menggengam kedua tangan Leanna.

Seperti yang Haruto ucapkan, jikapun ia tak mempercayai semua orang, setidaknya ia harus berusaha untuk mempercayai Haruto. Oleh karena itu  ia urungkan niatnya untuk menutupi segalanya dari Haruto, kini yang akan ia lakukan adalah berbagi cerita tentang dirinya sedikit demi sedikit.

Ia akan membuka lukanya di masalalu dan berbagi kepada Haruto, bukan tanpa alasan Leanna melakukan itu, hanya saja ia pun begitu penasaran dengan kehidupan Haruto sebelum bertemu dengan Leanna.

Singkatnya, Leanna sedang berbagi cerita untuk memancing Haruto bercerita juga.

"Waktu itu, di Bandung hari kamis di rooftop hotel 20 lantai yang sedikit terbengkalai, kita berdiri di sana," Leanna mulai menjelaskan perlahan.

"Kita sama-sama berdiri di sana, kita sama-sama lagi kacau, dan bodohnya kita malah diem kaya orang bisu dan akhirnya saya yang mulai nanya kamu mau lompat atau engga."

Haruto masih terdiam, kini ingatannya tentang hal yang Leanna bahas kembali berputar memenuhi kepalanya, seolah-olah menyuruh Haruto untuk mengingat setiap detailnya dengan jelas.

Jantung Haruto berdegup cepat, matanya masih menatap mata Leanna seolah-olah ia berharap bahwa hal yang Leanna ucapkan itu bukan dirinya.

"Anna please, gak usah ngarang cerita," ucap Haruto lirih.

Bohong, Haruto bohong jika ia bilang ia tak mengingatnya, bahkan sekarang ingatan di kala itu sudah terputar dengan jelas di dalam ingatannya, sekuat apapun Haruto melupakan hal itu namun berakhir sia-sia karena terlalu sulit dan kuat.

Haruto masih terdiam dengan matanya yang masih menatap Leanna dalam-dalam, ia bersumpah, bahwa ia ingin sekali Leanna menarik semua kata-katanya itu.

Namun jawaban yang ia dapati hanyalah gelengan kecil, lantas kedua tangannya yang menggengam Leanna terlepas begitu saja.

"M-maafin saya Haruto, saya bener-bener minta maaf," ucap Leanna memohon, kini ia mulai panik karena melihat Haruto yang tiba-tiba melepaskan genggamannya.

Haruto masih terdiam, tatapan matanya terlihat kosong dan dingin, namun hujan begitu deras di dalam hatinya.

Haruto selama ini di buat kesulitan karena hal itu, ia bersusah payah untuk melupakan hal yang di lakukan orang asing di depan matanya. Bahkan trauma nya sampai saat ini masih ada, suasana yang mencekam di kala itu masih tersisa dengan seolah-olah memberi jejak kepada Haruto agar tidak melupakannya.

[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang