|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰×××
Di tengah lampu kemuning di halaman luar yang cukup temaram, Haechan dan kawan-kawan memasuki mobil Hyunsuk dengan wajah mengantuknya. Hari baru saja di mulai dan menunjukan pukul 6 lewat 15, namun Haechan dan kawan-kawan sudah harus pergi pagi sekali karena perintah Hyunsuk.
Dengan wajah kesal dan hatinya yang terus-menerus mengumpati Hyunsuk, akhirnya Haechan berhasil di bujuk untuk pulang pagi-pagi di tengah tidur kebonya.
"Padahal si Jepang minta izin ke Pak Jinannya jangan sehari anjir, seminggu gitu," dumel Haechan tak tahu malu, seperti biasanya.
Lalu di sampingnya ada Doyoung yang masih sama ngantuknya, lantas ia memalingkan wajahnya ke arah kaca karena malas untuk meladeni bacotan Haechan yang hanya sedikit bermutu dan banyak tidak tahu malunya.
"Yakali satu minggu, auto di pecat kita semua nanti," timpal Karina yang masih memeluk boneka stitch miliknya.
"Sorry gua ngajak kalian balik pagi, soalnya Haruto udah beres sama urusannya, mungkin bentar lagi dia pulang," ucap Hyunsuk menjelaskan, yang lain hanya mengangguk pelan akibat rasa kantuknya yang masih menyerang.
Hyunsuk menyetir mobilnya sendiri, lalu setelah Han sudah memanaskan mobilnya Haechan pun turun dan berpindah tempat ke mobil yang di bawa Han.
"Ck! Udah di sana aja sih, ngapain di mobil ini elah," ucap Ryujin merasa tak terima ketika wajah tengil Haechan memasuki mobil yang Han bawa.
Lalu dengan tidak tahu malunya seperti biasa, Haechan pun duduk di kursi paling belakang dan merebahkan tubuh bongsornya, walaupun posisinya terlihat prihatin dan tak nyaman.
Ketika semuanya sudah siap untuk pulang, Leanna masih berdiri di bawah lampu kemuning yang cukup temaram, ia berdiri dengan kokoh akibat angin pagi yang lalu-lalang selalu sukses membuatnya berdiri tegap karena rasa dingin yang terasa begitu menusuk.
Hatinya menenang dan ikut berseri, kini tiada hari yang Leanna lalui tanpa kebahagiaan, dunianya sudah di jungkir balikan dan ia berada di titik menuju puncak.
Bertemu dengan Haruto bagaikan suatu berkah dalam hidupnya, padahal ia dulu tak pernah membayangkan akan bertemu pria tampan yang bisa mengubah harinya menjadi lebih berseri. Dari dulu, Leanna hanya mendambakan hidup tenang seperti semestinya.
Namun ternyata Tuhan memberikan kejutan lain di balik penantian panjangnya.
"Leanna kita pulang dulu yah!" ucap Han yang sedikit teriak.
"Iya, makasih banyak udah mampir, terus hati-hati yah di jalannya," ucap Leanna yang mereka angguki serempak.
Lalu Hyunsuk keluar dari mobilnya dan menghampiri Leanna. "Nitip ini buat Haruto yah," ucap Hyunsuk sembari memberikan paper bag.
Leanna pun mengambil paper bag itu seraya tersenyum tipis. "Makasih banyak kak, ohiya nitip salam buat bapak sama ibu yah, maaf sampe saat ini saya belum bisa nemuin mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨
Romance●○● 🅔︎🅝︎🅓︎ ●○● 𝐈𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐤𝐮. 𝐢𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐤𝐮, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐚...