15. ANILA BAGASKARA

300 129 650
                                    

|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰













×××

Bagaikan matahari yang membangunkan bumi ketika sang fajar telah tiba, kini Haruto kembali mendatangi Leanna di tengah gundah gelisah yang tengah menyerang pikirannya.

Seolah-olah suara hati Leanna sampai ke telinga Haruto.

Ketika sesuatu yang buruk terjadi kepada Leanna pikiran Haruto langsung di penuhi dengan Leanna, kemudian tanpa pikir panjang ia langsung melangkahkan kakinya untuk mendatangi Leanna.

Entah rindu ataukah khawatir, sepanjang jalan Haruto terus memikirkan Leanna.

"Masih pagi kan ini? Semoga Anna belum berangkat kerja," ucap Haruto yang tengah bersiap-siap untuk menemui Leanna ke rumahnya.

Kemudian kakinya melangkah menuju kendaraan umum, ia berpenampilan sederhana dan membawakan roti serta susu yang sengaja ia buat untuk sarapan Leanna.

Matanya yang biasanya masih tertutup pada jam ini, kini telah terbuka dengan lebar karena terlalu bersemangat untuk menemui Leanna.

Gadis sederhana yang terlihat begitu rapuh dan putus asa itu begitu memikat hati Haruto, rasanya Haruto ingin selalu berada di sampingnya, rasanya Haruto ingin selalu memasang telinga dengan jelas dan mendengar seluruh keluh kesahnya, rasanya Haruto ingin selalu membentangkan kedua tangannya dan memberi pelukan ketika Leanna tengah terpuruk.

Haruto ingin melakukan segalanya untuk Leanna, rasanya dirinya sendiri tak terlalu penting dibandingkan Leanna.

Ketika Haruto telah sampai di depan kontrakan Leanna, rasa gugup kembali menyerang dirinya.

Ia bingung jika di tanya alasan apa yang membawanya mendatangi Leanna, jujur saja Haruto tak memiliki alasan khusus selain hanya ingin bertemu dan melihat wajah Leanna.

BRAK~~

"Awas!"

Haruto terkejut ketika bertemu dengan wanita paruh baya yang berpenampilan mencolok bagaikan biduan dangdut, kemudian raut wajahnya menyorotkan amarah yang begitu besar karena wajahnya tengah merah padam.

Haruto pun menggeser langkahnya ke samping agar wanita paruh baya itu bisa melanjutkan langkahnya.

Jantung Haruto yang awalnya berdegup cepat karena gugup kini berubah berdegup cepat karena khawatir.

"Anna..." ucap Haruto, kemudian ia pun membuka pintu kontrakan Leanna dan masuk ke dalam kontrakan Leanna.

Dadanya sesak dan napasnya tercekat, degupan jantungnya semakin berpicu dengan cepat.

Haruto terkejut melihat seisi dalam kontrakan Leanna tengah kacau berantakan, belum lagi ia melihat Leanna yang tengah terisak dalam tangisanya dengan keadaan kacau.

Haruto begitu khawatir, ternyata bisikan dalam hatinya yang mengatakan harus segera menemui Leanna tak sia-sia.

"Gak apa-apa nangis aja, gua bakalan temenin lo di sini," ucap Haruto yang membuat Leanna terhenti dari isakannya.

Leanna pun menoleh ke arah sumber suara, kemudian maniknya yang menyorotkan rasa sakit dan kesedihan itu bertemu dengan manik Haruto yang memancarkan aura kekhawatiran.

[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang