17. AKARA NESTAPA

229 94 446
                                    

|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰



































×××

Di tengah rinai hujan Leanna dan Haruto terus melangkah menebus setiap rintikan yang ada, berbekal satu payung yang Leanna bawa kini semakin menggambarkan bahwa kedua insan itu nampak terlihat sangat akrab.

Langit bergemuruh serta berwarna abu muda, rintikan hujan yang semakin besar itu seolah-olah tak menggoyahkan niat mereka untuk terus berjalan di bawah langit dengan rinai hujannya.

Haruto dengan balutan Hoodie berwarna hitam serta memakai topi bermotif sederhana itu nampak terlihat sangat sempurna, serta Leanna yang memakai rok selutut di padukan dengan kemeja putih bersih yang terbalut dengan jaket tipis namun hangat itu terlihat begitu anggun dan sederhana.

Salah satu tangan Haruto ia masukan ke dalam saku celananya, lantas senyumannya terus terukir melihat Leanna yang tengah susah payah mensejajarkan langkahnya dengan Haruto.

Ada sedikit niat jahil dalam hati Haruto, ia berjalan dengan langkah lebar dan Leanna berjalan dengan langkah yang terburu-buru agar bisa sejajar dengan Haruto. Kekehannya terdengar jelas namun Leanna tak menyadarinya karena tengah sibuk dengan langkahnya yang terburu-buru.

"Jalannya bisa pelan sedikit gak? Saya susah buat nyamain langkah kita biar sejajar," ucap Leanna dengan sedikit kesal, namun di sisi lain Haruto tengah menahan tawanya agar tidak meledak.

"Sorry sorry, gua kira lo gak kesusahan," ucap Haruto yang setelahnya mendapat tatapan jengah dari Leanna.

"Susah tahu, kamu kan tinggi jadi saya sampe harus jalan buru-buru supaya bisa sejajar sama kamu."

Di tengah riuhnya suara kendaraan yang berlalu lalang, kini terdengar gelak tawa Haruto yang meledak. Entah apa yang lucu baginya namun ia terlihat begitu senang sampai-sampai tertawa lebar.

Leanna menatap Haruto dengan tatapan jengah, setelahnya ia berjalan malas-malasan di samping Haruto karena terlalu kesal dengan sifat jahil Haruto.

Masih terdengar kekehan yang keluar dari mulut Haruto, kemudian setelahnya ia mengambil alih payung yang Leanna bawa untuk memayungi tubuh mereka.

"Sini biar gua yang bawa payungnya, makanya jangan keras kepala biar gua aja yang bawa payungnya kalau lo gak mau gua jalan cepet." Haruto kemudian mengambil alih payung yang Leanna bawa dengan sedikit memaksa karena Leanna yang terlalu erat memegang payung itu.

Lantas Leanna semakin menatap Haruto jengah kemudian mendengus kesal. "Jangan kamu terus yang mayungin saya, kali-kali saya aja yang bawa payungnya."

Haruto kembali tersenyum sembari mengangguk pelan, kemudian langkahnya mulai melambat agar tak membuat Leanna kesulitan untuk mensejajarkan langkahnya.

"Waktu itu lo yang mayungin gua kan, lagian tangan lo gak pegel apa harus ngangkat tinggi-tinggi supaya bisa mayungin gua?"

"Kapan saya mayungin kamu?" tanya Leanna lagi, kemudian setelahnya ia terdiam karena teringat kenangan pertama kali bertemu Haruto, dimana ia yang tiba-tiba memayungi Haruto di tengah hujan lebat.

[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang