|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰×××
Cahaya tengah pendar, dan hanya menyisakan sepercik cahaya temaram. Lalu segudang harapan melayang terbawa angin dan hanya menyisakan rasa hampa.Haruto membuka kedua matanya perlahan, lalu pemandangan hamparan rumput luas pun memenuhi seluruh penglihatannya. Dengan kebingungan, Haruto menoleh ke sana ke mari berharap menemui jawaban dari kebingungannya itu.
Udara sejuk, sinar matahari yang hangat dan tempat yang indah ini adalah tempat di mana Haruto berdiri. Ada salah satu rumah minimalis yang terlihat sederhana dan nyaman di ujung sana, bahkan rumah itu terlihat sangat kecil saking jauhnya.
Rasanya Haruto terhipnotis, ia hanya bisa melihat sekelilingnya dengan takjub seolah enggan untuk melangkahkan kaki dan berkedip.
Sebelumnya, Haruto tak pernah melihat tempat seperti ini. Bahkan dalam bayangannya pun tak pernah terlintas tempat yang begitu nyaman dan tenang seperti ini.
Lalu suara dengungan pun mengisi kepala Haruto, ia menutup kedua telinga dan matanya, bahkan kini dirinya tengah ambruk karena mendengar suara dengungan yang begitu memekakan telinga.
Lalu setelah suara dengungan itu hilang, Haruto mulai membuka matanya perlahan.
Tubuhnya mematung ketika ia melihat keluarga besarnya berkumpul di dalam salah satu ruangan.
Ada nenek, kakek, kakak perempuannya, kakak laki-lakinya bahkan kedua orang tuanya.
Mereka terlihat sedang tertawa lebar karena tengah melihat tingkah anak yang berusia 3 tahun itu tengah menari lucu, di atasnya ada topi kerucut yang di pakai anak itu dan semua orang di sana.
Haruto ingat, ini adalah ulang tahunnya di kala ia usia 3 tahun. Entah apa yang terjadi, namun Haruto mengingat dengan jelas bahwa ini hari ulang tahunnya di kala itu.
"Oke Haruto sini duduk dulu, pasti cape yah daritadi nari terus," ucap pria yang memiliki aura wajahnya yang seperti Haruto.
Lalu ibu Haruto berdiri dan menarik kedua anaknya yang lain untuk berjalan menuju panggung kecil yang sengaja mereka buat.
"Sekarang yang nari giliran Sakura sama Asahi, ayo nari nak, jangan mau kalah sama adek kalian."
Dengan mentah-mentah, Haruto melihat Asahi yang adalah kakak lelakinya itu mulai berlari dari atas panggung itu.
Sang kakak yang umurnya berbeda 3 tahun lebih tua itupun berlari, orang-orang di sana sontak melihat kemana larinya pria kecil dengan balutan baju kemeja kotak-kotak dan celana pendek itu.
Namun entah apa yang terjadi, Asahi berlari menghampiri Haruto yang tengah berdiri karena menyaksikan acara ulang tahun dirinya di kala itu.
Orang-orang di sana melihat kehadiran Haruto dengan tatapan bingung, lalu Haruto melihat dirinya yang tengah berumur tiga tahun itu berjalan ke arahnya.
Asahi dan Haruto kecil itu sama-sama tengah berdiri di hadapan Haruto, tak mengatakan sepatah katapun.
Lalu beberapa detik setelahnya, Haruto kecil itu pun mengisyaratkan Haruto besar untuk berjongkok di hadapannya.
Haruto pun menurut, kini ia tengah menatap dirinya di masalalu, lalu Haruto kecil pun mulai memeluk Haruto besar dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨
Romance●○● 🅔︎🅝︎🅓︎ ●○● 𝐈𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐤𝐮. 𝐢𝐧𝐢...𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐤𝐮, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐚...