BONCHAPT

205 29 163
                                    

|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
×
|
|
|
|
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫T۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫R۪۫۰۰۪۫T۪۫۰

×××

Leanna Pov.

Gemintang di atas bentala sana terlihat indah dan menojol karena langit yang berwarna hitam pekat, lalu di antara banyaknya bintang yang bersinar terang ada beberapa yang sinarnya tak terlihat bahkan kehadirannya tak di sadari, seperti diriku.

Persetan dengan kebenaran dan keadilan, di atas bentala yang busuk laksana bangkai beberapa orang terlihat lebih menyukai hal buruk ketimbang hal baik, karena mereka merasa takut di timpa hal buruk setelah kebaikan.

Pikiran tengah di bolak balikan, seolah kebenaran terlihat pudar, seolah rasa sakit terlihat normal, seolah rasa hancur terlihat lumrah. Hanya memandang tanpa membantu terkadang jalan ninja beberapa orang yang menyaksikan beberapa orang lainnya yang tengah terluka.

Di ujung gelisah sang asa mulai bergerak menuju hati, lalu pemikiran yang tak sinkron membantah dan terjadilah kegelisahan di ujung kecemasan, hancur dan semakin hancur.

Rasa suka adalah reaksi psikologis yang lebih lemah dari cinta.

Sebuah kondisi yang keluar dari jalur, yakni menyimpang dari prinsip murni. Bisikan hati akan kebahagiaan mulai teracuhkan, lalu otak tengah berfokus kepada rasa sakit yang di rasa.

Tidak ada emosi yang benar dan salah. Masalah akan buruk jika porsinya berlebihan.

Dan aku, terjebak dalam reaksi psikologis yang bernama cinta cukup lama, rasa senang dan sakitnya seolah tengah menjadi kerabat dekat, sampai terkadang perasaan yang terasa hanyalah sebuah kehampaan.

Aku membuat kesalahan kemudian menyayat hatiku lagi, bekas luka yang semakin besar itu karena ulahku sendiri.

Terkadang aku takut aku yang membuat kenangan malah menjadi luka.

Hai penderitaan, apa kau masih ingin singgah? Ku rasa kau sudah merasa nyaman dan begitu melekat dengan diriku. Tak bisakah kau pergi dan mencari majikan lain? Mengapa kau begitu menyukaiku? Mengapa harus kau? Tak tahukah bahwa aku begitu kesulitan hingga akhirnya terlalu muak untuk menangis dan mengeluh?

Langit tertutup awan gelap, seperti diriku yang terus menerus tertutupi rasa sakit dan penderitaan. Hingga pada akhirnya tak terlihat.

Langit malam yang gelap dan hambar, tak bisakah kalian memberikan sedikit hiburan untuku? Tak bisakah bintang-bintang di sana berkerlap-kerlip hanya untuk membuat mataku berbinar-binar? Mengapa kau begitu gelap gulita dan hambar seperti hidupku.

Di tengah hamparan langit hitam dan cahaya rembulan yang sama, di dalam keputusasaan dan kegelisahanku yang sama. Tak adakah di antara kalian yang bisa berubah?

Maafkan aku, karena telah bernapas.

Sedangkan ia yang begitu bersinar tengah di peluk bumi dengan erat.

"Saya bisa, besok saya harus mulai semua rencana yang udah saya susun selama ini," monologku, lalu ku tutup jendela dan membaringkan tubuhku, ku harap malam ini aku akan tertidur nyenyak tanpa memimpikan nya.

[✔︎] Payung Kertas || 𝐖𝐚𝐭𝐚𝐧𝐚𝐛𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang