Part 32-Serangan

159 32 2
                                    

Sebelumnya... (Part 31)

"Jika kau ingin membantuku, maka dengarkan aku!" Tegas Sakura di balik kalimatnya yang terdengar berbisik. Umika yang sejak tadi terus membiarkan air matanya mengalir baru menyadari pandangan Sakura yang sedari tadi tertuju ke bawah pintu dengan serius. 'Kenapa wajahnya setegang itu?' Batin Umika sebelum memutar bola matanya ke arah yang sama.

Gadis itu menutupi mulutnya yang terbuka, berusaha menahan teriakannya yang hampir keluar saat melihat bayangan kaki seseorang di bawah mereka. Kini ia memahami perubahan mencolok yang di tunjukkan temannya pada ekspresinya itu disebabkan alasan yang sama, terkejud.

Umika berbalik menatap Sakura yang sudah memberinya tanda untuk mundur, tentu tanpa menimbulkan suara apapun. Gadis itu langsung mengangguk sebelum perlahan melangkahkan kakinya ke belakang, hingga keduanya bisa mengatur nafas untuk sesaat.

"Siapa dia? Sejak kapan dia berada di sana? Apa dia mendengar tentang..."

"Tenanglah, jangan membuatnya curiga! Aku yakin orang itu sudah mendengarkan pembicaraan kita."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?!" Keduanya berbicara dengan nada berbisik. 

Sakura terpaku pada pandangannya sesaat memikirkan sebuah cara. Meski menurutnya masalah ini tidak terlalu serius, cepat atau lambat kondisinya juga akan diketahui oleh anggota yang lain. 'Tapi tetap saja, apa yang orang itu lakukan di tempat ini?' Pikir Sakura tepat saat pandangannya menghadap Umika yang sudah terlihat tenang.

"Menangislah."

"Hah?!"

"Berpura-puralah tertekan dan pergilah keluar, kita harus tahu siapa orang yang sudah menguping kita. Tapi ingat jika dia menanyakan apapun tentang hal yang kita bicarakan, jangan menjawabnya! Mengerti?"

"Apa aku harus melakukan itu?"

"Kau ingin membicarakan itu sekarang?!"

"Jadi... apa itu benar?"

"Sakura pernah mencoba... untuk bunuh diri?"

Umika merapatkan bibirnya seolah ingin bungkam, sorot matanya yang mulai kacau memberi tanda jika gadis itu sama sekali tidak mempersiapkan apapun untuk pertanyaan yang baru ia dengar. Sementara Sakura yang dari awal menguping keduanya di balik pintu hanya bisa mendesah pelan. 'Apa-apaan ini?'

"Kau tidak perlu menjawabnya jika memang... sulit." Ujar Sakuya mengahiri kalimatnya dengan pandangan mengarah ke pintu kamar, membuat Umika yang menyadari reaksinya semakin kebingungan dengan jawabannya sendiri.

'Itu pasti untuk Sakura, apa aku harus menjawab pertanyaannya? Kenapa aku harus terlibat dalam situasi ini?' Umika mulai berdebat dengan pikirannya sendiri, yang justru mengingatkannya kembali pada masa lalunya yang sempat teringat tepat ketika ia bersama dengan Sakuya berusaha mencari jalan keluar dari labirin. 

"Itu hanya ilusi."

"Apa?!" Mendadak perhatian Sakuya yang sempat teralih langsung tertuju kembali pada gadis itu yang akhirnya bicara setelah mendiamkannya sejak melontarkan pertanyaan. 

"Itu hanya ilusi Sakuya, kita semua tau itu. Karena faktanya, kami yang menyelamatkan kalian dari dalam sana. Benar bukan?"

"Itu, itu benar tapi...." Pemuda itu langsung menghentikkan kalimatnya tepat saat ia mendapat panggilan markas dari Jem yang sontak langsung mengubah ekspresi di wajahnya yang sejak tadi terlihat tenang.

"Apa? Baiklah kami akan segera ke sana sekarang!"

"Apa terjadi sesuatu?"

"Para Podermen menyerang, kami tidak tahu jumlah mereka tapi yang pasti telah terjadi keributan besar-besaran di kota. Aku harus segera pergi sekarang!" 

LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang