Toma terbangun dengan kedua mata yang sontak mengerut ketika tangannya memegangi bagian kanan dari kepalanya yang terasa pusing. Pandangan berbayang membuatnya harus mengedipkan mata beberapa kali sampai menyadari seorang pria tua yang sedang duduk di depannya.
"Sepertinya tidak asing." Ujar Toma.
"Tunggu dulu dia.....yang kulihat di taman." Pikir Toma yang sudah bisa mengendalikan kesadarannya secara penuh, dan langsung mengingat apa yang barus saja mereka alami.
"Apa yang terjadi, dan sejak kapan aku berada di tempat ini?" Pertanyaan itu seketika muncul di kepala Toma setelah menyadari ia sudah berada di tempat yang berbeda. Ruangan itu tampak lebih besar untuk sebuah lorong yang bahkan tidak membuat Toma berpikir jika itu adalah sebuah labirin, karna bentuknya jelas berbeda.
"Apa-apaan ini." Ujar Toma pelan saat menyaksikan pemandangan yang tidak biasa yang ada di hadapannya.
"Siapa aku? Ada di mana ini? Siapa mereka?" Gumam orang tua itu yang membuatnya teralihkan dikarenakan suaranya yang cukup keras.
"Hei, anda baik-baik saja?" Tanya Toma yang sejak tadi penasar dengan pria tua itu, yang terus memegangi kepalanya sambil tertunduk dengan ekpresi cemas.
Bukannya menjawab pria itu malah melemparkan tatapan kosongnya kepada Toma dengan gumaman yang sama namun kali ini terasa lebih jelas. Toma yang heran melihat itu langsung menyadari satu hal, bahwa gumaman yang sama juga di ucapkan oleh orang-orang yang ada disekitar mereka itulah mengapa terasa lebih jelas.
"Ada apa dengan orang-orang ini?"
"Mereka semua terlihat aneh, tidak mungkin bisa bertanya pada mereka."
"Tapi.... jika dugaanku benar dan para Podermen di sini artinya ini semua perbuatan gangler." Batin Toma, mulai mempertimbangkan situasinya saat itu.
"Sepertinya tidak masalah jika berubah di depan orang-orang ini, aku harus menyerang para Podermen itu jika tidak ingin terkurung lebih lama."
"Apakah ini akan menarik banyak perhatian, kalau gangler itu muncul setidaknya aku harus mengulur waktu sampai Kairi dan Umika menyadari lokasiku." Sembari merogoh sakunya perlahan untuk mengeluarkan Dial Fighternya.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Awasi para Sandra ini dengan benar! Kalau sampai terjadi kesalahan kalian semua akan kuhancurkan!!!" Suara yang muncul entah dari mana yang langsung membuat Toma terpaksa memasukkan lagi Dial Fighternya.
"Para manusia ini, mereka semua tidak bisa mengingat apapun mereka semua, tidak bisa melakukan apapun." Ujar seorang Podermen yang malah berbicara dengan pantulannya sendiri di dinding cermin.
"Apa yang dia lakukan?"
ZRUK!
Serpihan tajam itu langsung muncul dari langit-langi, menusuk dan langsung menembus tubuh Podermen itu yang membuatnya tergeletak seketika. Melihat itu langsung membuat para Podermen dan para sandra yang ada di dekatnya pergi menjauh dengan wajah takut, sementara Toma yang kebetulan ada di dekat sana memandangi mereka semua dengan heran."Tidak, sepertinya bukan karna Podermen itu." Toma beralih lagi pada Podermen yang tergeletak di dekatnya, bersamaan dengan matanya yang langsung menangkap kejanggalan yang ada di tempat itu.
"Dasar tidak berguna! Aku juga tahu mereka lupa ingatan, yang kukhawatirkan adalah para Patranger yang juga terperangkap di sini. Walaupun mereka lupa, tidak akan mudah mengalahkan mereka secara langsung." Ujar suara yang tadi sempat terdengar, yang ternyata berasal dari pantulan Podermen tadi yang sama sekali tidak mengikuti tubuhnya yang sudah tergeletak.
"Tutup mulut kalian, jika tidak ingin bernasib sama." Ujar pantulan itu yang langsung di angguki oleh semua Podermen yang ada di sana saat mendengar ucapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure Hunter
FanfictionLupinranger, pencuri harta karun yang dibicarakan semua orang. Serta Patranger, para polisi yang berjuang demi perdamaian. Satu tahun setelah pertarungan terakhir melawan Dogranio Yabun, akhirnya para Lupinranger kembali. Informasi mengenai para Lup...