"Sejak kapan kau mengetahuinya?" Suara itu bertanya dengan nada pelan, seakan takut menyakiti perasaan lawan bicaranya.
Sakura menghelah nafas panjang menatap sosok yang selama ini selalu memasang wajah damai dengan aura keibuan itu kini seperti seorang penjahat yang tertangkap basah. Gadis itu memikirkan kalimat yang harus ia ucapkan beberapa saat sembari perlahan melepaskan topeng yang sejak tadi terpasang di wajahnya, lalu mulai bersuara.
"Sejak awal."
Nana tidak tampak terkejut dengan jawaban itu, sepertinya ia sudah menyadari hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Kenyataan bahwa keponakan kesayangannya itu bukan orang biasa memang harus diterima.
"Apa kau punya waktu untuk mendengarkan semuanya?" Tanya Nana setelah memberanikan diri membalas tatapan Sakura.
Gadis itu tersenyum tipis. "Tentu, setelah semua ini selesai. Ayo kita membuat janji."
Sakura beralih dari tempat duduknya pergi mendekati jendela kamar sambil mengenakan kembali topeng hitam miliknya. Nana hanya bisa menatap gadis itu dari jarak beberapa meter, diatas ranjang rumah sakit. Tangannya meremas kuat kasur yang selama ini ia tempati. Perasaannya kacau tidak terbendung.
"Kau harus tau, bagiku kau adalah yang paling penting saat ini! Jadi Bisakah... kau memikirkan kembali keputusanmu? Tentang kesepakatan itu."
Mata Nana melebar, pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya. Pertanyaan yang bahkan ia sendiri tidak menyangka akan mengatakannya. Membuatnya syok dan langsung mengunci mulutnya sendiri dengan tangan. Gadis itu menghentikkan langkahnya kembali berbalik kearah Nana.
"Maaf aku... aku tidak tahu apa yang baru saja..."
"Ya, aku tahu. Aku tahu semuanya, kau sudah menyimpan semua itu sejak lama Nana. Aku tidak membencimu." Gadis itu tersenyum hangat. "Aku harus pergi sekarang."
"Adieu!"
-----
Dari balik kegelapan langkah kaki itu semakin terdengar jelas. Bersamaan dengan sosok misterius itu yang semakin terlihat X dan Ningou sudah bersiap dalam posisi mereka menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.
"Dia datang." Noel berkata dari samping membuat Sakuya semakin erat menggenggam Vs Changer-nya.
Beberapa langkah lagi dan tampaklah sesosok gangler gurita dengan topi besar khas miliknya. "Itu?!" Suara kedua Patren itu tertahan, ketika mata mereka menangkap sosok yang mereka kenali.
"Zamigo Delma." Keduanya serempak menyebutkan nama itu. Nama dari gangler yang beberapa tahun lalu telah dikalahkan oleh para Lupinranger.
"Oh, ada dua Patranger rupanya." Gangler itu berkata sembari melambaikan tangannya, menyapa.
"Sepertinya mereka tidak terkena dampak pertempuran ini."
"K-kau, bagaimana bisa kau masih hidup?!" Sakuya berseru seraya mengarahkan senjata miliknya. Kalimatnya sedikit terbata.
Gangler itu tertawa merasa pertanyaan yang diajukan padanya terdengar lucu. Sementara sosok lain berjalan mendekati mereka, muncul dari belakang gangler bertopi itu. Wajah Sakuya dan Noel memucat.
Mereka tidak mengenali gangler yang baru saja tiba namun hanya dengan melihat saja mereka bisa tahu kedua musuh di hadapan mereka cukup berbahaya.Gangler dengan rupa yang hampir sama dengan Zamigo itu berstatus double gold, sama dengan gangler yang baru saja tiba. Meski sosok gangler itu sedikit lebih tua dan rupanya tidak terlalu mengintimidasi seperti gangler pada umumnya.
Ada lebih banyak gangler yang muncul. Aku tidak menyangka masih ada gangler yang berstatus tinggi seperti mereka, ini benar-benar di luar perkiraan. Batin Sakuya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure Hunter
FanfictionLupinranger, pencuri harta karun yang dibicarakan semua orang. Serta Patranger, para polisi yang berjuang demi perdamaian. Satu tahun setelah pertarungan terakhir melawan Dogranio Yabun, akhirnya para Lupinranger kembali. Informasi mengenai para Lup...