Keichiro baru saja terbangun dari pingsannya saat wajahnya terkena cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela. Hari sudah kembali pagi saat pria itu tidak tahu sedang berada dimana.
Kamar tidur yang terasa cukup asing baginya. Jelas tempat itu bukanlah rumah sakit, karena tubuhnya ditempatkan pada sebuah sova panjang di sisi jendela kamar. Sementara tempat tidur yang ada di sana hanya sebuah ranjang kayu biasa yang diletakkan di sudut ruangan.
"Dimana aku?" Tanya pria itu saat menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya selama ia pingsan.
Baru saja menggerakkan tubuhnya untuk bangun dalam posisi duduk, wajah pria itu langsung menunjukkan ekspresi menahan sakit dengan desahan kecil. Perhatiannya seketika tertuju pada lengan dan tubuhnya yang sudah Berbalut perban. Seseorang baru saja menolongnya.
Tidak jauh dari sova, terdapat sebuah lemari kecil berwana coklat tua. Di atasnya Keichiro bisa melihat alat komunikasi dan koleksi Patranger miliknya yang diletakkan berdampingan.
"Siapa yang membawaku kemari?"
Baru saja peryanyaan itu keluar dari mulutnya, pintu yang ada di kamar mendadak terbuka bersama seseorang yang masuk sambil membawa nampan.
"Oh selamat pagi!" Pemuda itu menyapa saat berjalan mendekat membawa semakuk sup yang ada diatas nampan.
"Kairi?"
"Apa luka-lukamu masih terasa sakit?"
Keichiro hendak menjawab pertanyaan itu tapi baru saja ia menggerakkan tubuhnya lagi, wajah pria itu menunjukkan ekspresi sesaat sebelumnya. Rasa sakit dari luka-luka itu seketika muncul kembali, dan tanpa diberi tahu oleh polisi itu, Kairi sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
"Sebaiknya kau jangan terlalu banyak bergerak." Pemuda itu memberi saran.
"Kau yang membawaku ke sini? Dimana ini?" Tanya Keichiro, matanya berputar mengelilingi kamar dengan walpaper polos yang sederhana itu.
"Ini tempat tinggalku." Pemuda itu pelan-pelan meletakkan nampan sup yang di bawanya di samping Keichiro.
"Ini rumahmu? Sudah berapa jam aku pingsan?"
Kairi menatap polisi itu sambil berdiri, ia melipat kedua tangannya kebelakang. Memperhatikan Keichiro dari atas sampai bawah dan tidak menemukan tanda jika ia sedang bergurau dengannya.
"Yaampun Keichan, kau sungguh tidak sadar ya?" Kairi bergeleng beberapa kali. "Ini sudah lima hari sejak aku membawamu kemari."
Mendengar pernyataan itu sontak membuat Keichiro langsung bangkit dari sova tempat ia duduk. Menimbulkan getaran di permukaannya yang hampir menumpahkan sup buatan Kairi.
"Keichan pelan-pelan, hampir saja tumpah!" Kairi berseru kesal saat memegangi mangkuk supnya.
Sambil memegangi luka di tubuhnya yang terasa nyeri Patren Ichigou itu berjalan menghampiri lemari kecil tempat alat komunikasi miliknya di letakkan.
Beberapa tombol tampak di tekan, hingga sebuah suara terdengar dari alat komunikasi itu. Pesan yang beberapa hari lalu di kirim oleh markas, pada malam penyerangan Podermen."Patranger, segera kembali ke markas! Pasukan Alpha berhasil menyisir seluruh area pertarungan. Pelaku penyerangan berhasil di tangkap. Segera kembali ke markas! Aku ulangi segera kembali ke markas!"
"Ini panggilan dari Jim." Pria itu beralih pada Kairi yang masih sibuk dengan mangkuk sup.
"Kenapa kau tidak membangunkanku lebih cepat, apa yang terjadi setelah aku pingsan?!"
Pemuda itu menghela nafas panjang, ia kembali berdiri. Sebelum melangkah cepat ke tempat Keichiro berada lalu memukuli pundak dan lengannya beberapa kali dengan wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure Hunter
FanfictionLupinranger, pencuri harta karun yang dibicarakan semua orang. Serta Patranger, para polisi yang berjuang demi perdamaian. Satu tahun setelah pertarungan terakhir melawan Dogranio Yabun, akhirnya para Lupinranger kembali. Informasi mengenai para Lup...