Part 49-Gangler Aneh

134 12 0
                                    

Sakura tidak akan pernah melupakan jawaban yang dilontarkan kedua koleksi hidup milik Arsene Lupin itu. Meski ia tidak mengatakan hal tersebut pada ketiga muridnya yang saat ini masih setia mendengarkan penuturannya, Sakura yakin mereka juga tahu jawabannya. Karena dari awal ia sudah memberitahu mereka tantang bahayanya Black Dial Fighter walau tidak menjelaskannya secara rinci.

Sakura akhirnya benar-benar mengatakan semua hal yang sebelumnya ingin dia katakan pada ketiga muridnya. Brian, Brizella, dan Rhinson. Tentang alasannya menentukan pewaris, tentang Black Dial Fighter, alasannya datang ke Jepang, temasuk kesepakatannya dengan Arsene Lupin. Yang selalu disembunyikannya.

Namun... ada yang aneh dengan penjelasan Sakura kali ini.

"Dia menjanjikanku Black Dial Fighter selama aku membantunya mencapai tujuannya." Gadis itu menengguk sisa teh yang ada di gelasnya hingga habis untuk yang ketiga kalinya, setelah berbicara panjang lebar. Lalu menutup penjelasannya dan meletakkan cangkir miliknya kembali ke atas meja.

Tatapan Brian, Brizella, dan Rhinson nampak masih terpaku pada Sakura. Membuat gadis itu memasang wajah heran. Karena setelahnya reaksi mereka seperti menunjukkan kecurigaan pada dirinya, seolah gadis itu baru saja mengatakan kebohongan yang terlihat begitu jelas.

"Apa ada yang salah?" Sakura akhirnya bertanya.

"Menurut kakak?" Brizella membalas. Sementara sang guru hanya mengangkat kedua bahunya, tidak tahu.

Brian seketika mengusap wajahnya dengan kasar, sebelum ikut berbicara. "Kakak, itu tidak masuk akal. Koleksi itu dikutuk! Siapa yang akan menerima kesepakatan yang akan merugikan diri sendiri seperti..."

"Aku!"

Belum sempat pemuda itu selesai, kalimatnya sudah langsung dipotong oleh Sakura yang membuatnya menenggak salivanya berat. Sementara itu Rhinson yang sejak tadi belum berbicara apapun dilirik oleh Sakura yang nampak menunggu komentarnya.

Gangler bertudung itu menundukkan kepala, melihat kearah meja yang ada di tengah-tengah mereka semua.

"Aku tidak peduli jika kesepakatan yang kakak katakan itu benar atau tidak. Tapi sejauh yang aku lihat sampai saat ini, sepertinya hubungan kakak dan Arsene tidak baik." Sambil perlahan membalas tatapan Sakura padanya.

"Arsene selalu memberimu tugas yang terlalu berat hanya untuk seorang murid? Apa kau yakin dia benar-benar menganggapmu muridnya?"

Gadis itu mengangguk sebentar memberi jeda antara pertanyaan itu dengan jawaban yang akan dia katakan.

"Kau benar hubunganku dan Arsene tidak terlau baik. Bahkan sejak awalpun pertemuan kami tidak berada di waktu dan situasi yang tepat. Tapi kau harus tahu Rhinson, aku bukan hanya muridnya."

Sakura membetulkan sedikit posisi duduknya. "Aku adalah pewarisnya, orang yang dia yakin bisa menggantikan posisinya dan memipin pengikutnya."

"Lalu, apa kakak tidak pernah dendam kepadanya? Arsene Lupin?"

Pertanyaan Brian yang tiba-tiba itu langsung membuat hening Sakura. Gadis itu terlihat sedikit menggigit bibir bawahnya sambil mempererat genggamannya pada Black Dial Fighter yang baru diraihnya di atas meja.

"Itu urusan pribadiku, saat ini aku hanya bertindak sesuai kesepakatan kami." Sakura menjawab dengan ragu.

"Lalu tetang tujuan itu?"

"Ya, Ella?"

"Tujuan apa yang ingin dicapai Arsene?"

"Mengumpulkan kembali seluruh koleksi tentu saja." Rhinson menjawab lebih dulu.

"Itu sudah terjadi. Arsene sudah mengumpulkan seluruh koleksinya dan koleksi itu baru dicuri setelah dia terbunuh, lalu untuk apa dia meminta kak Sakura mengumpulkannya lagi?"

LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang