Part 17-Hari yang Menyebalkan

388 48 5
                                    

TING!
Suara notifikasi terdengar dari dalam saku yang lekas dirogoh oleh sebuah tangan. Sakura menatap ponselnya yang beberapa saat lalu di berikan Sukasa padanya dan sekarang sudah berbunyi. Saat layar itu menyala tampak beberapa kata yang tertera di sana.

"Sakura apa kau ada waktu besok, apa kita bisa bertemu?"

~ Umika ~

"Apa yang kau pikir dia akan menerimanya?" Tanya Umika pada Noel yang berdiri di belakangnya dengan Toma dan Kairi yang duduk di samping gadis itu.

"Tentu, lagi pula tidak ada yang menolak ajakan seorang teman bukan?" Ujar Noel sambil melihat pesan yang baru saja di kirim oleh Umika.

"Justru aneh jika dia menolaknya, bukankah dia sudah padamu kalian akan bertemu waktu lain." Sahut Toma.

"Tapi bagaimana jika dia tetap menolak?" Bersamaan dengan pertanyaan dari Kairi, ponsel di tangan Umika langsung berbunyi.

"Tentu, kirimkan saja alamatnya aku akan kesana."

~ Sakura ~

"Apa ini sudah menjawab pertanyaanmu, Kairi?" Tanya Noel, pemuda itu hanya tersenyum saat membaca pesan balasan itu.

-----

Sukasa berdiri menatap pantulan dirinya dari kaca sebuah kafe, tampak tampak gugup dengan tangan yang terus sibuk berusaha berusaha terlihat sempurna, kadang-kadang ia terlihat sedang mengumpulkan keberanian untuk meyakinkan dirinya dengan kedua kepalan tangan yang sudah angkat.

"Ya, kali ini aku akan mendapatkannya." Ujarnya sebelum berlalu dari tempat itu.

Pagi di Kantor GSPO cabang Jepang, terlihat para anggota Unit Taktis yang baru tiba di kantor. Sakuya yang baru berganti seragam memasuki ruangan dan langsung menyapa Noel dan Jem yang sudah ada lebih dulu di sana.

"Wah! Kalian datang pagi sekali, Selamat pagi." Sapa pemuda itu pada pengisi.

"Bonjour Sakuya, sebenarnya aku baru saja tiba." Sahut Noel.

"Aku harus membuat laporan pagi ini, jadi aku sibuk! Tolong jangan ganggu aku sekarang!" Seru Jem yang langsung beralih lagi pada komputernya.

"Baik, tidak akan kuulangi. Tapi .... kemana pak Keichiro, dia belum datang? Wah, akhirnya aku bisa mendahuluinya pergi bekerja!" Ucap Sakuya dengan percaya diri. Tapi tepat setelah ia mengatakan itu seseorang langsung memasuki ruangan.

"Kau harus lebih serius lagi jika ingin melakukannya." Seru Keichiro yang ternyata sudah tiba lebih pagi dari mereka semua.

Menyadari itu tentu saja Sakuya tidak bisa mengatakan kata lagi, sulit bagi orang lain untuk menandingi seniornya itu jika dalam bekerja bahkan seluruh markas juga mengukur hal yang sama. Kini Sakuya hanya begitu begitu dalam hati sambil mengangguk pelan.

Tidak selang beberapa menit Komandan memasuki ruangan dan langsung menyapa mereka semua, dengan senyum khasnya seperti biasa. Menyapa anggota pria itu langsung menghampiri meja kerja dengan pohon Bonsai kecil yang menghias bagian dalam setelah lapangan. Ia duduk di sana dan melihat sekeliling ruangan, sampai menyadari ada sesuatu yang kurang.

"Kemana Sukasa?" Tanya Komandan Hiltof. Mendengar pertanyaan itu ketiga pria di lapangan langsung beralih ke meja Patren Sangou itu dan baru menyadari tempat itu kosong sejak pagi. Dari menjawab pertanyaan Komandannya, mereka bertiga hanya saling berpandangan satu sama lain dengan heran.

"Kemana Sukasa?" Ujar mereka secara bersamaan, sementara Komandan Hiltof yang melihat itu hanya memukul jidatnya dengan telapak tangan. "Mungkin seharusnya aku tidak bertanya." Batinnya.

LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang