Part 9-Permintaan Maaf

569 70 3
                                    

Suasana sunyi menyelumuti Bistro Jurer. Ada tiga orang disana namun tidak satupun bersuara. Rasanya terlalu aneh untuk menjelaskannya saat mereka sendiri yang menyaksikan, bagaimana Gangler itu melahap para Patranger bahkan sebelum mereka sempat bersuara.

Umika terdiam sesekali ia melirik kearah Kairi dan Toma yang diam dengan pandangan kosong. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Umika pada mereka berdua.

"Aku....tidak tahu." Ujar Kairi menglihkan pandangannya. Rasa bersalah benar-benar mengurungnya, saat teringat bagaimana Keichiro menatapnya ketika ia terhisab kedalam tanah bersama gangler itu.

"Kita bahkan tidak tahu, kemana gangler itu membawa mereka." Sahut Toma, yang sudah mengerti situasi yang sedang terjadi.

Tiba-tiba suara notificasi terdengar, memecahkan suasana dan Kairi yang langsung teralihkan saat ia melihat pesan masuk pada layar hp nya. "Hah! Ini?" Seru Kairi dengan ekspresi terkejut, mendengar itu Toma dan Umika yang penasaran langsung menghampirinya untuk melihat pesan tadi.

"Itu..."

"Koordinat lokasi." Sambung Toma saat melihat pesan itu.

Setelahnya mereka bertiga saling berpandangan, karna tidak tahu harus berkata apa. Sontak mereka kembali terkejut saat memeriksa koordinat itu GPS yang mengarahkan mereka pada sebuah tempat. "Hutan?" Ujar Kairi saat melihat GPS nya.

"Apa seseorang memberikan kita lokasi Gangler itu?" Tebak Umika.

"Mungkin saja, tapi kita tidak tahu apa yang akan menanti kita di sana." Jelas Toma Kairi yang mendengar itu mengangguk tanda setuju dengan pendapatnya.

"Tapi karna hanya ini yang kita punya...." Kairi tidak melanjutkan kalimatnya dan hanya melihat Toma dan Umika, yang juga sedang melihat kearahnya seolah mengerti apa yang sedang ia pikirkan.

-----

DOR! DOR! DOR!
Gema tembakan terdengar diantara lebatnya pepohonan. Di sebuah goa tersembunyi yang ada disana. Di dalam sebuah kurungan raksasa itu tampak para Patranger berusaha keluar dengan segala upaya yang mereka miliki, namun tetap hasilnya Nihil.

"Percuma saja, berapa kalipun menembak kurungan ini tidak tergores sedikitpun." Ucap Sakuya pada teman-temannya yang lain.

Tidak ada yang mengatakan apapun, mungkin terlalu sulit menerima bahwa mereka juga mempunyai pendapat yang sama. Ketiganya mendudukkan dirinya disana bersama Keichiro yang sejak tadi hanya bisa melihat mereka tanpa berkomentar.

"Kau Keichiro, bagaimana kau bisa berada disana?" Tanya Sukasa pada pria itu, yang ia tahu sedang menjalani masa hukumannya.

"Itu...tidak sengaja."

"Sekarang apa yang harus kita lakukan." Tanya Sakuya pada mereka.

"Menunggu ...." Ucap Noel sambil melihat keluar kurungan.

"Jika kita tidak bisa menghancurkan kurungan ini dari dalam, mungkin itu akan berbeda jika di luar." Jelasnya yang langsung diangguki oleh ketiga temannya.

"Tapi bagaimana apa seseorang akan menemukan kita, kita bahkan tidak tahu dimana kita berada." Ujar Sukasa sambil menyandarkan dirinya pada kurungang itu. Mendengarnya Noel hanya diam, dia sendiri tidak yakin bagaimana cara mereka bisa keluar dari kurungan itu.

Keichiro yang mendengarkan itu langsung memberi tatapan tajam pada ketiga rekannya. "Kalian, jangan putus asa! Bagaimanapun caranya kita pasti bisa keluar dari sini!" Sahut Keichiro, sementara yang mendengarkan hanya mengangguk.

"Maaf, entah hanya perasaanku tiba-tiba aku merasa lelah." Ujar Sakuya sambil mengusap lehernya yang terasa kaku.

"Iya, aku juga." Angguk sukasa.

LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang