"Sakura! Ada apa Sakura? Kenapa kau lesu sekali?" Tanya Seorang wanita padanya. Sakura hanya diam sambil mengalihkan pandangannya dari wajah itu, wajah yang lima tahun lalu telah pergi meninggalkannya. Wajah yang selalu menjadi penyesalan dalam hidupnya.
"Jangan menggangguku! Sampai kapan kau akan menghantuiku seperti ini, hah?"
"Aku hanya ingin melihatmu, aku merindukanmu Sakura." Ujar wanita itu dengan senyum hangatnya.
"Kalau begitu buktikan! Kenapa kau pergi meninggalkanku sendirian? Apa kau tau kesulitan yang kuhadapi? Hah, Kau bertanyakan kenapa aku lesu, ya aku lesu karna aku tahu pada akhirnya aku juga akan meyusulmu!" Sakura terdiam lalu mengambil nafas panjang.
"Maaf kan aku karna ak ...."
"AKU TIDAK PERLU MAAFMU! AKU HANYA MEMERLUKANMU! JADI KEMBALILAH, IBU!!!"
Wanita itu mendekati Sakura dan mendekapnya dalam pelukannya, sementara tangannya sibuk menghapus air matanya yang terus mengalir.
"Kau tau itu tidak berguna, kau pergi meninggalkanku, mengorbankan dirimu untukku, Lalu untuk apa kau menangisinya?" Tanya Sakura dengan nada kesal."Karna ini, akan menjadi hari terakhirku untuk menghantuimu. Karna setelah ini orang lain yang akan menggantikan tempatku." Ucapnya.
"Apa maksudmu?"
Wanita itu melepaskan pelukannya lalu menurunkan tubuhnya sambil menatap kearah Sakura. Sementara tangannya mulai menarik jari kelingking Sakura lalu meletakkannya di atas jari kelingkingnya, dan mengikatnya dengan erat.
Sakura terdiam, entah apa yang membuatnya kehabisan kata-kata disaat hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya kini ada dihadapannya. Ya, sebuah Janji.
"Kau tidak perlu mengingatkanku, karna aku tidak akan melupakannya." Ujar Sakura.
"Aku tahu, gadisku ini bukan seorang yang pelupa. Ha ha ha, Ini sebuah jimat."
"Jimat?" Tanya Sakura, yang dibalas dengan anggukan kecil.
"Sakura, aku tahu kau pasti bisa!" Sahut wanita itu bersamaan dengan tubuhnya yang mulai menghilang.
"Aku tidak pernah mengatakan, aku tidak bisa." Balas Sakura sesaat sebelum wanita itu menghilang dengan senyum terukir di wajahnya.
"Tapi aku hanya khawatir, jika suatu hari. Aku sendiri yang akan memilih untuk tidak melakukannya."
Sakura terbangun, perlahan-lahan pandangannya yang kabur mulai melihat jelas sebuah ruangan putih tempatnya berada. Sesekali dahinya mengerut saat berusaha mengingat apa yang baru saja terjadi. Ini, rumah Sakit? Pikirnya saat melihat selang bius yang sudah terpasang di tangan kirinya.
"Akhirnya kau sadar juga, Black." Ucap seseorang pria berambut karamel yang sejak tadi duduk di samping ranjang rawatnya.
"Kau, Noel." Ucap Sakura saat mengenali wajah yang ada di depannya itu.
"Lama tidak bertemu, Black. Sekarang akhirnya aku bisa melihat wajahmu dengan jelas. Tapi...kenapa harus ditempat seperti ini." Canda Noel. Sakura hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya perlahan.
"Sepertinya kepolisian global memberimu tugas lagi." Ucap Sakura.
"Ya, begitulah."
"Baiklah, jadi....bagaimana kau bisa menemukanku?"
"Oh, soal itu...."
-----
Beberapa saat yang lalu....
"DARURAT! DARURAT! Ada laporan mengenai ledakan misterius yang terjadi di Pabrik tua,diduga itu berasal dari gangler."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure Hunter
FanfictionLupinranger, pencuri harta karun yang dibicarakan semua orang. Serta Patranger, para polisi yang berjuang demi perdamaian. Satu tahun setelah pertarungan terakhir melawan Dogranio Yabun, akhirnya para Lupinranger kembali. Informasi mengenai para Lup...