Part 14-Hanya Sebuah Ilusi

410 58 3
                                    

"....Stasiun Kinosaki-onsen, kita telah tiba di Stasiun Kinosaki-onsen. Harap periksa kembali barang bawaan anda...." Pintu terbuka diantara barisan gerbong yang berjajar, suara riuh langkah kaki mulai terdengar. Diantara semua orang yang berdesakan, tampak sesosok gadis berambut pendek berusaha menarik sebuah koper keluar dari desakan tersebut.

"Hah...akhirnya...." Ujarnya saat berhasil mengeluarkan tas besar itu.

"Sudah kubilangkan, sebaiknya kau bawa yang kecil." Sahut pemuda berambut ikal yang muncul di belakangnya.

"Ini pertama kalinya aku ke Kinosaki-onsen, aku tidak ingin melewatkan apapun." Sambil tersenyum memegangi koper besar berwarna kuning yang ada di depannya membuat pemuda di sebelahnya hanya bisa bergeleng.

"Kemana lagi kita sekarang?" Tanya Toma.

"Ryokan Nisyimuraya. Dari sini seharusnya hanya 12 menit jalan kaki."

Mendengar itu dengan semangat Umika langsung menarik koper besarnya kearah pintu keluar meninggalkan kedua pria itu dibelakang, Kairi yang merasa tidak mau kalah langsung berlari mengejar gadis itu, sementara Toma yang melihat tingkah keduanya hanya menghela nafas lalu beralih ada ponsel yang ia pegang sejak tadi.

"Halo Aya, ini aku. "

-----

Di dalam sebuah ruangan berlapis kayu, di anatara lilin-lilin aromaterapi yang menyala dengan redup. Terlihat sesosok gadis sedang terlentang di atas sebuah batu besar dengan kedua tangan dan kakinya yang terantai. "Tolong lepaskan aku....kumohon...." Pinta gadis itu pada wanita di sampingnya.

"Tapi aku sudah susah payah mendapatkanmu...?" Tutur wanita itu sambil membelai lembut rambut si gadis sebelum tangannya beralih pada wajah gadis itu yang benar-benar sudah menarik perhatiannya.

"Wajahmu sangat sangat cantik, kau pasti orang yang sangat baik. Bolehkah aku meminta kecantikan ini darimu?" Tanya wanita itu.

"TIDAK! LEPAS...LEPASKAN AKU....LEPAS!"

"Hah...." Desah wanita itu pelan sambil menarik sebuah tusuk konde dari rambutnya. Melihat itu gadis tadi mulai panik dan meronta sambil berteriak. "TIDAK! TIDAK!"

"Tenanglah...tidak akan terasa sakit jika kau tetap tenang...

"AAAAAaaaaaa......!"

SRAK!

"Hah...padahal jika kau tidak berteriak aku bisa lebih lembut." Ujarnya saat mencabut tusuk konde itu dari kepala si gadis, sebelum menjilat cairan merah yang mengalir di sana dengan penuh nikmat sambil tersenyum.

-----

"Apa! jadi ini tempatnya?" Tanya Kairi saat mereka sampai di sebuah Ryokan dengan suasana tradisional Jepang yang sangat kental di sekitarnya.

"4-1-30 Yudaonsen, Yamaguchi. Ya kurasa kita di alamat yang benar." Ujar Toma.

"Kau pasti bercanda?" Sahut Kairi yang masih tidak terima.

"Hei...apa kalian sudah selesai? Hoam....aku lelah..." Sahut Umika yang sudah terjongkok sambil memeluk koper besarnya. Melihat Umika yang sudah lemas seperti itu membuat jiwa seorang kakak dalam diri Toma tiba-tiba menyala.

"Jika kau masih keras kepala, kau bisa pergi sendiri!" Ucap Toma dengan tatapan menusuk membuat pemuda itu bungkam.

Pemuda itu berdiri di samping Toma dan Umika dengan mata yang terpana melihat interior ruang lobi yang terbuat dari kayu dan furniture dengan bahan yang sama namun sedikit sentuhan modern.

"Tiga kamar." Ujar Kairi pada petugas wanita yang ada di meja reservasi dengan mata yang masih kesana-sini.

"Selamat datang di Nisyimuraya Honkan Onsen ada yang bisa saya bantu?"

LUPIN BLACK - The Mysterious Treasure HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang