17. Saeron

25 4 0
                                    

❛❛Yang membuat karakter seseorang itu Tuhan, tapi diubah oleh lingkungan dan cara orang tuanya mendidik❜❜ ❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang membuat karakter seseorang itu Tuhan, tapi diubah oleh lingkungan dan cara orang tuanya mendidik❜❜
❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Byun Baekhyun. Laki-laki itu sudah minum banyak kopi saat di toko, tapi kali ini dia tidak bisa menang dengan rasa kantuknya yang diambang batas.

Detik ini, pria bermarga Byun itu tengah berjalan di lorong rumah sakit yang sepi berniat untuk menghampiri Kim Saeron yang tak kunjung ingin pulang padahal sudah larut malam.

Kini dia sudah di depan pintu. Di lihat dari kaca yang transparan, wanita yang ia cari itu sedang menggenggam tangan sang sahabat. Dia setia menemaninya tanpa keluar sedikitpun dari tempat duduknya.

Baekhyun membuka pintu kamar pasien dengan perlahan, namun tetap menimbulkan suara barang sedikit. Saeron menoleh ketika menyadari ada yang datang.

"Masih gak mau pulang? Sampai kapan mau disini?" Suara bariton itu bertanya ke arahnya.

Saeron tak ingin menjawab. Pasti, jawabannya akan sama. Irene ini sahabatnya, jadi dia harus saling bersama-sama.

"Lo besok kerja, Ron. Lo juga ninggalin Saeri sendirian di rumah. Dia tadi nelpon gue, katanya gak bisa tidur."

Wanita itu mendecak lalu memutar bola matanya dengan malas sebelum menjawab, "Saeri bisa sendiri. Dia udah gede, bisa mandiri. Jangan lebay, Byun."

"Gak semua anak bisa mandiri gitu aja, lo gak biasain dia mandiri, tapi lo biasain dia menyendiri. Makanya dia sering sarkas sama lo. Tapi dia masih butuh lo, satu detik liat lo senyum ke dia aja dia udah bersyukur banget, Ron!" Sungut Baekhyun dengan kesal.

"Lo jangan mentingin sahabat lo, mentingin anak lo. Dia masih kecil, Ron! Sedangkan sahabat lo udah punya keluarga. Bukan hak lo buat ngejaga dia." Kali ini nadanya meninggi.

Saeron berdiri dari duduknya lalu mendekati laki-laki itu dengan sepatu tinggi kesayangannya.

"Lo ngebentak gue?" Tanya Saeron, sarkas.

"Iya! Gue ngebentak lo, gue marah! Gue tau gue cuma asisten, gue dibawah lo, tapi gue berhak marah, gue manusia!" Jawab Baekhyun sedikit berteriak.

"Limpa Irene luka, itu hal fatal. Kalo dia kenapa-napa gimana?"

Baekhyun mendengus geli, "Dia punya keluarga, itu urusan keluarganya. Kalo lo yang bikin dia luka, baru itu urusan lo."

"Nah, gimana kalo si Saeri sakit gara-gara gak tidur semaleman? Beneran lo rela gak tidur demi dia? Atau lo lemparin si Saeri ke gue atau si Areum?" Sindir Baekhyun.

It's Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang