11. Friendly Relationship

55 6 0
                                    

❛❛ Laki-laki yang gak pernah ninggalin lo itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛❛ Laki-laki yang gak pernah ninggalin lo itu... gue❜❜

•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀
M

enu makan siang, nasi ayam wasabi mayonaise, dilengkapi dengan sup dan juga salad. Kimchi yang harus ada setiap harinya kini ada di atas meja makanku. Di depanku pula, Shin Yuna, gadis cepol yang imut sedang menikmati makanannya.


Sudah sebulan kami menjadi teman dekat. Entahlah, ini terjadi begitu saja. Dia sering menemui ku ketika makan siang dan akhirnya saling akrab satu sama lain. Hanya saja, kami masih belum mengetahui rahasia dari masing-masing lawan.

Kami hanya sekedar makan bersama. Tak sampai bercanda terpingkal-pingkal dan bercerita sampai mulut merasa pegal. Hanya suara timpal-balik yang berakhir terdiam kembali.

"Gue denger si Mark gak sama temen-temennya lagi, ya?" Tanyaku setelah menelan makanan.

"Eh? Lo denger dari siapa emangnya?" Gadis itu malah bertanya balik.

"Kata orang. Lo 'kan temen deketnya, Yun." Kataku. "Lagian gue jarang tuh liat mereka makan bareng atau kemana-mana bareng."

"Bener sih. Mark aneh akhir-akhir ini. Biasanya gue sama dia berangkat sekolah bareng, tapi akhir-akhir ini dia naik motor terus."

"Emang gak bisa bareng kalo naik motor?" Tanyaku.

Sembari melihat ke arah lain, Yuna menjawab, "Kalo dia gitu, pasti ada apa-apanya, Ri. Jadi, gue gak berani."

Aku terdiam tak berniat menimpalinya lagi. Sudah lama aku tak bertemu dengan Mark. Laki-laki itu biasanya menggandeng untuk ke kantin atau sekedar menungguku di atap. Sampai sekarang, aku bahkan tak melihat batang hidungnya.

Tapi, Yuna bilang laki-laki itu masuk sekolah dan ikut belajar. Aku saja yang tak tahu keberadaannya. Dia seperti siluman saja.

"Kenapa tiba-tiba nanyain dia? Lo suka?" Tanya Yuna tiba-tiba yang membuat aku menegerjapkan mata.

"Sialan! Kenapa lo mikir gitu, hah?!" Aku mendecak kesal.

Gadis cepol itu tertawa kecil, "Bercanda."

"Saeri." Panggil Yuna. Padahal aku ada di depannya.

"Mm?"

"Lo jangan suka sama Mark, ya?"

Mendengar kalimat aneh dari mulut Yuna itu, aku mendelik ke arahnya dengan tajam.

It's Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang