27.Misunderstanding

27 1 0
                                    

❛❛Manusia tetap manusia yang tugasnya mengecewakan manusia lain❜❜ ❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛❛Manusia tetap manusia yang tugasnya mengecewakan manusia lain❜❜
❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Ketika jam pelajaran sedang berlangsung, aku merasa mejaku bergetar. Aku tidak terkejut karena pasti itu ulah ponselku yang ku letakkan di kolong meja.

Dengan wajah penasaran aku membuka pesan itu. Ah, sudah lama sekali..

MHOO

Aku ada di sekolah kamu,
kalo mau ketemu jam istirahat
ke taman.
08.45

Inget, yang cepet!
08.46

Setelah membaca itu, aku langsung menaruh kembali ponselku. Aku tak membalasnya. Bukan berarti aku tidak peduli dengan pesan itu. Aku sampai menggigit bibir bawahku saking gelisahnya.

Kami akan bertemu. Itu membuat detak jantungku meningkatkan.

"Oke, kita bakal lanjutin Minggu besok." Aku langsung menoleh ketika ibu guru mengatakan itu.

Aku tahu, itu artinya bel akan berbunyi sebentar lagi.

"Terima kasih, Bu!"

Tepat saat kaki panjang guru Seungwan menyentuh area luar, saat itu juga bel berteriak dengan kencangnya. Lantas beberapa orang disana berdiri untuk bersiap pergi dari kelas, termasuk diriku. Tanpa mempedulikan Haechan, aku berlari meninggalkan kelas dengan ponsel yang masih kupegang. Aku harus buru-buru.

Karena jarak tujuanku lumayan jauh, peluh di pelipis ku keluar saat aku berlari. Ketika sudah melihat pohon besar di hadapanku, aku menghentikan gerakan, lalu mengernyitkan kening.

Aku mendecak kesal. Ini curang. Keringatku sudah bercucuran, aku sudah menurutinya mengapa jadi Hyunjin yang ada disini. Jangan bilang dia adalah orangnya.

"Kenapa lo di sini?" Tanyaku dengan napas memburu.

"Lo cari seseorang, 'kan? Udah pergi tadi. Kata dia lo lama." Ujar Hyunjin.

Ini yang salah waktu atau diriku?

"Udah jangan dipikirin, mending sama gua." Tanpa permisi Hyunjin menarik tanganku dan membawaku untuk duduk di bangku taman.

Aku mengernyit tidak suka kemudian melepaskan tangannya yang menempel di lenganku.

"Nih, minum." Laki-laki di sampingku menyodorkan botol air mineral padaku. Masih tersegel.

"Gak usah." Tolak aku.

"Kalo keluar keringet itu berarti cairan ditubuh lo lagi keluar, kalo keringetnya banyak, nanti lo dehidrasi." Secara tersirat, Hyunjin memaksa aku untuk menerima botol darinya.

"Ck, terserah." Aku menerima benda itu setelah berdecak. Kemudian meminum air itu hingga tak tersisa.

"Pasti capek banget, sampe habis gitu. Lo penasaran banget emang sama tuh orang?" Hyunjin bertanya.

It's Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang