16. Black Man

32 6 0
                                    

❛❛ Seseorang bakal jadi sempurna di mata orang yang tepat❜❜ ❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛❛ Seseorang bakal jadi sempurna di mata orang yang tepat❜❜
❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•


Laki-laki bertubuh tinggi dengan setelan hitamnya tak lupa juga masker hitam yang menempel di wajahnya tengah berjalan menyusuri rumah Hyunjin. Dia terlihat sangat menyeramkan saat ini.

Dia menemukan Hyunjin yang masih terlelap di dalam tidurnya. Pria itu tertidur dengan mengenakan baju tidur berwarna donker dengan motif kucing yang lucu serta guling yang diapit oleh kedua kakinya. Bahkan dirinya melihat selimut berwarna hitam yang tergeletak di lantai yang dingin.

Laki-laki berbaju hitam itu mengangkat selimut tersebut, menggulungnya seperti bola lalu melemparnya ke arah Hyunjin. Saat mengetahui selimut itu berhasil mengenai Hyunjin sampai ia terbangun, laki-laki berbaju hitam tersebut menonjok angin dengan hati gembira.

"Hyung... kapan dateng?" Tanya laki-laki dengan suara parau khas bangun tidur.

"Dah, gausah nanya! Ini dah jam 7 nanti lo telat." Sergah laki-laki itu.

Memang seperti ibu yang membangunkan anaknya, tapi laki-laki itu tidak bermaksud layaknya ibu. Dia itu egois, kau tahu!

Setelah mata Hyunjin keduanya terbuka dengan sempurna, dia melirik ke arah jam. Aish, sebenarnya jam yang salah atau laki-laki itu yang salah? Ataukah mata Hyunjin yang salah? Pasalnya, pada jam tersebut jarum pendek menunjukkan angka 6 dan jarum panjang menunjukkan angka 2.

"Yak! Baru jam 6, noh liat." Sungut Hyunjin kesal dia menunjuk kerah jam menggunakan dagunya.

Laki-laki itu mendengus. "Gue udah bilang, jangan bangun jadi pengecut. Bangun pagi juga banyak manfaatnya."
Hyunjin mendecak kemudian memutar bola matanya dengan malas. Dia terduduk di atas kasurnya, tangannya menyentuh wajah, dia mengelap sudut matanya lalu beringsut menyusul temannya yang sudah pergi dari kamarnya terlebih dahulu.

"Lo suka sama Saeri?"

Hyunjin membulatkan matanya ketika mendengar pertanyaan temannya. Secara, itu terlalu acak dan mendadak. Bagaimana Hyunjin tidak terkejut?

"Cih, lo 'kan tau gue kalo suka sama cewek ke gimana." Jawabnya sembari mengoles pasta berwarna merah ke atas sehelai roti.

"Emang gimana?" Tanyanya.

Hyunjin mendengus kasar, "Dih, lo 'kan tau!"

"Gue gak tau." Jawab laki-laki bertopi hitam itu sembari mengendikkan bahu.

"Gue heran, kok bisa lo gak suka sama Saeri. Dia 'kan dewi." Ujar laki-laki itu sembari menyeduh teh untuk dirinya dan Manusi di belakangnya.

"Seseorang bakal sempurna di mata orang yang tepat. Lo 'kan yang ngomong gitu?"

"Gue gak ngerasa."

Hyunjin berdecih, "Gue lempar nih pisau lama-lama!" Ancamnya.

Dasar Hyunjin, seharusnya dia juga mengingat bahwa temannya yang satu ini orang yang pelupa.

It's Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang