Laki-laki berkaki panjang nan kurus itu keluar dari toilet sembari mengantungi tangannya. Dia berlagak sok kalem saat sendirian, namun jika sudah di depan temannya dia tak akan bisa diam lagi. Orang-orang mengenalnya Lee Haechan. Selebgram dengan pengikut terbanyak di kota Seoul. Tak ada yang tak kenal dia di sekolah, bahkan guru-guru pun tahu dia.
Entahlah apa yang membuat dia berangkat ke sekolah sepagi ini. Mungkin dia menyesal karena kemarin datang terlambat. Itu yang kedua kalinya. Hampir saja Haechan dicap murid berandal karena sering terlambat.
Sudah beberapa langkah dia lalui, tiba-tiba dia berhenti padahal tempat tujuannya masih cukup jauh. Alasan Haechan menghentikan langkahnya adalah karena dia berhadapan dengan seseorang tadi. Seseorang yang sangat sering ia jumpai di sekolah, tapi harus berpikir dua kali untuk menyapa.
Seorang laki-laki berambut kecoklatan yang terlihat akrab dengan temannya, Saeri.
"Mark." Panggil Haechan.
Yang dipanggil ikut menghentikan langkahnya. Namun, keduanya kompak tak saling berbalik dan menatap satu sama lain. Masih tetap dengan posisi yang sama.
Kemudian Mark berdecih samar, "Gue kira lo lupa sama gue." Ujarnya.
Haechan mengangguk, "Empat tahun lo ngilang, harusnya gue lupa sama lo. Tapi lo gak ada yang berubah seinci pun, gimana gue bisa lupa?" Akhirnya Haechan berbalik memandang punggung Mark.
"Really?"
Haechan mengangguk lagi, "Lo masih inget gue? Why?"
"Ikut gue. Gue gak nyaman ngobrol disini." Ujar Mark sembari melangkahkan kaki.
Mark tak usah berbalik dia langsung berjalan ke tempat tujuannya. Mau tak mau Haechan menurutinya. Lagian sangat aneh ketika mengobrol di lorong sekolah.
Tadinya Haechan mengira bahwa Mark akan membawanya ke kelas 1-2. Namun, tebakkanya salah. Mark membawanya ke belakang sekolah yang dimana beberapa orang sedang berkumpul disana. Mereka menoleh serempak ketika sadar kedua laki-laki bermarga Lee itu datang.
"Wih ada seleb dateng kece bener!" Celetuk Hendery. Dia sudah kenal baik dengan remaja itu bahkan di media sosial pun.
"Seleb nih bro, salaman dong!" Ujar Haechan sembari menyodorkan tangannya.
"Nanti gue cium lo kaget lagi." Ujar Hendery seenak jidat.
Entahlah mengapa mereka semua tertawa termasuk Haechan sendiri. Padahal Hendery hanya menyeletuk bukan bermaksud melawak.
Baru saja Haechan ingin duduk di sebelah laki-laki berambut gondrong yang tak tahu namanya itu siapa, tiba-tiba Mark menyebut. Alhasil ngomongnya tak jadi menyentuh lantai semen.
"Lo mau ngapain? Kita gak ngobrolin itu di sini."
Lucas mengernyit, "Ngobrolin apaan emang?"
"Yang pastinya gak ngobrolin cewek." Jawab Mark sekaligus menyindir Lucas dan teman-temannya.
Mark merangkul leher Haechan kemudian melangkahkan kaki. Entahlah dia ingin membawa Haechan kemana. Di saat berjalan Haechan menunduk sembari mengerutkan alisnya. Saat melihat laki-laki gondrong tadi, seperti ada yang aneh darinya.
"Kalo gak ngobrol disana ngapain lo ngajak gue kesana?" Haechan bertanya.
"Bilang dulu mau sama lo pagi ini." Jawabnya.
"Dih, emang mereka emak lo?"
"Ya bukan. Gak enak aja gitu kalo dituduh."
"Cih, pengecut lo!" Haechan berdecih. Sedangkan Mark hanya menertawakan dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay!
FanfictionIt's Okay! Karya fiksi penggemar pertama dari Nanawooda. Update setiap hari Sabtu. Bercerita tentang seorang laki-laki yang berasal dari Kanada yang pindah ke Korea Selatan sebagai pelajar bernama Mark Lee. Ia sangat menyayangi ibunya, tapi sayang p...