28. I'm Human

26 1 0
                                    

❛❛Sekuatnya orang kuat yang namanya manusia bakal ada di titik lelahnya❜❜❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛❛Sekuatnya orang kuat yang namanya manusia bakal ada di titik lelahnya❜❜
❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Laki-laki itu membuka helm yang menutupi kepalanya, ia berlari dan membuka pintu toko tersebut. Matanya bergerak ke kanan dan kiri mencari gadis yang ia tuju, yang malah ditemukannya Jeno sedang menuduk dan mengepalkan tangannya.

Mark lanjut berlari kearah kasir dan bertanya dimana Yuna berada, kasir itu pun menjawab jika Yuna berada di ruangan Yongbok. Tak lupa juga sang kasir memberitahu ruangan tersebut.

Pintu terbuka, terlihat diriku yang tengah terduduk lemas di atas sofa berwarna navy. Aku baru saja sadar dan baru saja meminum segelas air yang dibawakan Yuna.

Mark menghampiriku dan berjongkok di depanku. Dia menyentuh bahuku dan bertanya keadaanku.

"Gak terjadi apa-apa, kan?" Tanyanya.

Bukannya aku yang menjawab malah Yongbok.

"Dia pingsan. Baru sadar tadi. Dia marah pas gue gendong dia, gak biasanya dia kayak gini."

"Traumanya kambuh." Jawab Mark.

Mark beralih duduk disampingku, dia menatap netraku yang menatapnya juga. Tangannya juga terulur mengusap rambutku.

"Saeri, lo bisa, lo harus yakin. Jangan diinget lagi, jangan sakitin lo sendiri." Ujar Mark Lee.

Aku tidak ingin menjawabnya.

"Lo udah menang, Ri. Seharusnya lo bahagia. Gue ajak dia kesini, ya? Lo harus maafin dia. Gue pusing sendiri liat kalian saling nunduk, saling sakit begini."

"Mark..." Ucapku lirih. "Gue udah bilang gue gak mau." Tekan ku.

"Lo pasti bisa."

"Yuna, lo tau orangnya 'kan? Bawa dia kesini." Titah Mark pada gadis yang masih memakai seragam kerjanya itu.

"Mark! Lo gila, ya?!" Pekik diriku.

Sedangkan Yuna, dia masih berdiam dia ragu untuk melaksanakannya.

"Please, heard me Yuna, trust me."

"Jangan, jangan! Gue mohon Yuna." Aku menukas kalimat Mark.

Dan Yuna pun semakin ragu. Dia tidak mau berpihak pada siapapun. Lalu, ia menatap Yongbok.

"Terus lo mau apa kalo dia kesini?" Tanya Yongbok pada laki-laki di sampingku.

"Gue mau dia sembuh. Si pembuat luka sama korban harus bertemu."

"Cih, sok tau banget?" Yongbok mendecih.

"Lo emang dari dulu nyebelin, ya. Gue gak mau berantem sekarang!" Ujar Mark dengan nada tinggi, ia kesal.

Lantas dia berdiri dan membuka pintu dengan kencang sampai menimbulkan suara yang membuat pengunjung tertuju padanya. Mark langsung meneriaki nama itu.

It's Okay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang