Diikatin rambut bisa bikin baper

7K 712 15
                                    

Pagi-pagi sekali Pak Kastara sudah sampai di depan rumahku. Aku yang masih memakai piyama langsung berlari turun untuk membukakan pintu untuknya.

Dia menatapku dari ujung kaki sampai kepala lalu senyuman tipis terbit di bibirnya. "Baru bangun?" tanyanya yang langsung respons dengan anggukan kepala.

Dia menyuruh supirnya untuk memarkirkan mobil di halaman rumahku, sedangkan kami berdua bergegas untuk masuk ke dalam rumah. Ini pertama kalinya Pak Kastara berkunjung ke rumahku.

"Mau minum apa, Pak?"

Dia berdeham lantas menggeleng. "Enggak usah repot-repot. Saya mau jemput kamu doang."

Aku duduk tepat di sampingnya. "Sekarang hari Minggu, Pak. Libur kan kerjanya," ucapku sambil mengambil bantal sofa lalu meletakkannya di atas pahaku.

"Kencan," aku terdiam, menunggu kelanjutannya, "saya mau ajak kamu kencan. Sana mandi dulu, saya tungguin."

"Sekarang?"

"Iya," tiba-tiba dia bangun dari duduknya, "sebentar." Tanpa menunggu tanggapan dariku dia langsung keluar.

Tidak lama kemudian, dia kembali dengan paperbag di tangannya. "Pakai baju ini ya," ucapnya sambil memberikan paperbag itu. Aku mengangguk lalu segera bergegas untuk bersiap-siap.

Setelah selesai mandi, aku membuka paperbag itu dan mengambil isinya. Sebuah dress brukat berwarna hitam. Tanpa pikir panjang, aku langsung memakainya.

"Cantik banget," gumamku saat melihat pantulan diriku di cermin. Pantas saja Pak Kastara langsung jatuh hati kepadaku, orang aku cantik begini.

Sebelum keluar dan menemui pria itu, aku memakai dahulu lipcream di bibirku. Meskipun kata Pak Kastara aku cantik kalau tidak memakai makeup, tetapi untuk bibir aku perlu untuk memolesnya.

Biar aku makin cantik. Biar dia makin kelepek-kelepek. Ahay.

Setelah dirasa semuanya sempurna aku segera keluar dari kamarku dan melangkah untuk menemui Pak Kastara. "Bapak," panggilku saat aku sedang menuruni tangga.

Pria itu yang awalnya sedang memakainya ponselnya lalu menatapku dan mematikan layar ponselnya. Matanya tidak berkedip sampai beberapa saat. "Bapak, kenapa?" tanyaku sambil menjentikkan jari tepat dihadapan wajahnya.

Dia mengerjap lalu senyum lebarnya langsung terukir. "Kamu cantik sekali pakai baju itu," pujinya. Pipiku langsung bersemu malu, walaupun aku sudah percaya diri, tapi kalau dipuji begitu ya malu-malu juga.

Aku duduk di sebelahnya sambil tersenyum malu. "Benar, Pak?" tanyaku basa-basi.

Pria itu mengangguk lalu sebelah tangannya bergerak untuk menyentuh rambutku yang tergerai. "Kalau rambutnya diikat lebih cantik lagi," ucapnya yang langsung membuat tanganku bergerak untuk mengambil ikat rambut yang berada di dalam tas.

"Bentar dulu," ucapku sambil bersiap untuk mengikat rambutku. Namun, dengan inisiatif dia mengambil alih ikat rambutku dan mengikatkannya dengan telaten.

Sumpah, aku tegang banget. Ya ampun, ini pria kok manis banget ya.

"Sudah," dia menatap rambutku yang saat ini sudah diikat, "makin cantik,' pujinya lagi.

Aku tersenyum malu-malu. "Makasih ya, Bapak."

Dia mengangguk setelah itu dia menarik tanganku dan kami sama-sama masuk ke dalam mobil. Di sepanjang perjalanan, bibirku terus tersenyum. Gara-gara tadi diikatin rambutnya, aku bisa sampai sebaper ini.

Bersambung

Mr. Controller and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang