"Pak Kastara, aku kira Bapak cuma mengontrol urusan kantor doang, tapi ternyata setelah kita memiliki yang hubungan serius. Bapak juga mengontrol kehidupan aku."
"Saya seperti ini, demi kebaikan kamu."
Beberapa saat kemudian, Raina sedang berbincang-bincang dengan Dimas, sedangkan aku menatap mereka dari sofa sampingnya. Aku menatap tatanan rambutnya kemudian turun ke arah baju, tampaknya dua hal itu terlihat familiar di mataku.
Aku membuka ponselku, mencari sesuatu untuk mengobati rasa penasaranku. Aku membuka galeri dan mataku langsung tertuju pada sebuah foto yang menampilkan aku dan juga Pak Kastara. Kami sedang berfoto bersama.
Aku menatap tatanan rambutku saat itu, diikat tinggi. Aku melihat juga tatanan rambut Raina saat ini, sama denganku waktu itu, rambutnya juga diikat tinggi.
Mataku turun menatap bajunya. Sebuah dress berukat berwarna hitam. Lalu mataku berpindah menatap ke arah foto, sama sepertinya, disaat itu aku juga tengah memakai dress berukat hitam yang dibelikan oleh Pak Kastara.
Aku ingat betul, disaat itu Pak Kastara juga memujiku sangat cantik. Sebenarnya, bukan karena akunya yang cantik, tapi karena disaat itu aku mirip dengan Raina, makanya dia bisa memujiku.
Sial, aku jadi menduga kalau selama ini Pak Kastara berusaha mengubahku agar terlihat mirip dengan Raina. Dimulai dari tatanan rambut sampai ke gaya baju.
Mungkin bukan hanya itu, aku menduga ada juga hal yang lain. Tanganku bergerak cepat mencari informasi tentang pendidikan Raina dulu. Tidak lama kemudian, aku mendapatkannya. Dia menempuh gelar S-1 dan S-2 di Universitas Wisnu Kencana. Dimana Universitas itu sama dengan Universitas yang ditawarkan Pak Kastara kepadaku.
Hatiku seketika memanas dan mataku langsung berkaca-kaca begitu saja. Seharusnya aku sadar, selama ini Pak Kastara memandang aku sebagai Raina. Aku hanya dibuat sedemikian rupa agar sama dengan Raina. Aku cuma boneka yang bisa dia mainkan dan ubah sesuka hati.
Dari hal mendasar saja, dia bisa mengubah nama panggilanku yang biasanya Gia menjadi Gita. Seharusnya aku sadar, dia telah bertindak sejauh ini untuk mengubah diriku.
"Gia, kenapa?" tanya Abrar yang sepertinya memperhatikanku. Entah sejak kapan dia berada tepat di sebelahku. Aku buru-buru menggeleng lalu mengusap air mataku.
"Enggak apa-apa," aku tersenyum kecil, "tadi gue menguap sampai keluar air mata begini," ucapku sambil terkekeh pelan.
"Udah ngantuk? Mau pulang?" tanyanya.
Aku menatap ke layar ponselku, melihat jam di sana, pukul setengah sepuluh. Sebenarnya aku bisa lebih lama lagi, tetapi aku sudah tidak mood. Aku mau pulang aja dan menangis semalam suntuk di kamar.
"Iya nih. Gue mau tidur. Ngantuk banget soalnya."
Abrar mengangguk-angguk lalu dia mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam jaket. "Ayo, sekarang. Gue antar."
Aku buru-buru menggeleng. "Eh, enggak usah. Masa tuan rumah ngantar tamu."
"Ya, enggak apa-apa kali, Gi."
"Terus yang lainnya gimana?"
"Ya biarin, di sini aja."
"Enggak apa-apa?"
"Enggak," Abrar memutuskan kontak mataku lalu beralih menatap teman-temannya, "gais gue nganterin Gia dulu ya."
"Hati-hati. Pulangnya jangan lupa bawa makanan," ucap Faizal yang masih sibuk dengan playstation.
"Iya, tenang."
"Gia, mau pulang? Cepat banget," kali ini Raina yang bersuara.
Aku mengangguk lalu tersenyum tipis. "Iya, Kak. Mau istirahat."
"Yaudah, nanti main-main ke sini lagi ya," pandangannya beralih menatap Abrar, "hati-hati bawa mobilnya, Bar," ucapnya lagi. Abrar hanya berdeham lalu kami berdua bergegas menuju keluar rumah.
Bersambung T
eruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanya dengan Rp29.000 kalian bisa akses semua itu, tanpa menunggu.