Chapter 44 : Kondisi dan Persyaratan

683 58 5
                                    

Pada pernyataan Arch, senyum khas Sona langsung pecah ketika dia buru-buru membujuk Arch.

" Pikirkan dulu Arch, ini bukan sepenuhnya buruk bagimu. Jika kau menerima tawaran ini, ketiga faksi lainnya akan menawarkan kerja sama dan perlindungan bagimu. "

" Apakah aku tampak seperti orang yang butuh perlindungan?! " Tanya Arch.

" Mungkin kau tidak, tapi bagaimana dengan orang terdekatmu. Apa yang akan terjadi saat- "

Sebelum Sona selesai mengucapkan pikirannya. Tiba-tiba Arch, menampar meja didepannya. Dibawah kekuatan yang kuat, meja itu langsung meledak dan hancur.

*Ledakan

Nafsu membunuh yang kuat muncul dari tubuh Arch, membuat semuanya menggigil ketakutan. Bahkan Sona hanya bisa membeku ketakutan ketika melihat tatapan mata Arch.

" Apakah kau mengancamku?! Jangan salah Iblis, aku tidak selembut yang kalian pikirkan. Bahkan jika kau adalah adik Raja Iblis, aku berani mengatakan padamu bahwa aku bisa mencincangmu sekarang juga! "

Suara Arch dipenuhi dengan keyakinan, tidak ada yang merasa bahwa Arch sombong atau apapun. Dia memang memiliki kekuatan untuk mendukung perkataannya. Jika Arch benar-benar ingin melenyapkan mereka semua disini, semuanya mungkin mati tanpa bisa berkedip.

Sona berusaha mengatur nafasnya, dia juga menyadari bahwa apa yang dikatakannya memang salah. Dari awal membujuk Arch dengan kalimat imperatif adalah suatu kesalahan yang cukup jelas.

Setelah mendapatkan sedikit kekuatannya, dengan suaranya yang bergetar wanita itu berusaha menjawab Arch.

" Aku tau, aku tau apa yang bisa kau lakukan Tuan Arch. Bagaimana mungkin orang yang menaklukkan seluruh Phanteon Yunani bisa takut hanya karena status Raja Iblis. Karena itu aku Sona Sitri, meminta maaf atas kesalahan ucapan yang kukatakan sebelumnya. "

Kemudian Sona menundukkan kepalanya yang membuat kaget semua orang. Bahkan Arch sendiri terkejut melihat wanita iblis ini menunduk padanya.

Untuk wanita yang sangat keras kepala dan sombong ini, menundukkan kepalanya pada orang lain selain Raja Iblis hanya bisa menjadi penghinaan terberat dan tidak terlupakan di hidupnya, bahkan dia sampai bersumpah dengan nama kebangsawanannya.

Tapi ini juga menunjukkan bahwa Sona bukan orang yang sepenuhnya tidak masuk akal. Dia melakukan itu untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar tulus dalam permintaan maafnya.

Arch juga merasakan ketulusannya, jadi dia juga mulai tenang dan berusaha untuk bersikap netral sekali lagi.

" Mari kita ulang dari awal, kami pihak Iblis dengan tulus mengundang Tuan Arch untuk menjadi penengah pada pertemuan antar tiga faksi. Jika ada beberapa hal yang membuat tuan Arch tidak setuju, tuan Arch dapat mengajukan permintaan untuk mengubah atau menambahkan sesuatu yang kemudian akan disampaikan ke pemimpin tiga faksi lainnya. "

" Tentu, mari kita bicarakan kembali. "

Sona sudah belajar pelajarannya, dan Arch juga bukan tipe orang yang picik. Dengan kemauan untuk berbicara secara baik-baik, keduanya dapat dengan tenang melanjutkan pembicaraan panjang mereka tanpa ada satupun perselisihan.

Arch dan Sona menghabiskan seluruh jam makan siang untuk mendiskusikan tentang kondisi pertemuan. Setelah membuat beberapa pernyataan yang tidak akan merugikannya, Arch berdiri dari kursi dan akan beranjak pergi.

Sebelum Arch pergi, dia dan Sona berjabat tangan tanda kerja sama. Walaupun Arch masih belum memberikan jawaban persetujuan, Sona menganggap bahwa Arch sudah setengah setuju semenjak di pembahasan yang ia dan Arch lakukan sebelumnya, Arch tidak lagi membuat alasan penolakan yang jelas.

Yang Sona perlukan hanya menyampaikan kondisi Arch pada Raja Iblis dan dia yakin Raja Iblis dan pemimpin lainnya akan segera setuju karena dia tidak melihat ada kondisi yang memberatkan atau merugikan bagi bangsa Iblis atau pihak lainnya.

Hampir semua kondisi yang Arch berikan hanya berorientasi pada dirinya dan keselamatan bangsa manusia itu sendiri. Detailnya masih kasar, tapi Arch mengatakan bahwa dia akan membahas hal ini lebih lanjut di pertemuan, tentu saja dengan syarat kondisi yang diajukannya diterima.

Setelah itu Sona mengantarkan Arch keluar dari ruangan, ini cukup membuat Arch bingung dengan sikap wanita itu. Arch mungkin tidak mengganggap pembicaraan ini dengan serius, tapi Sona jelas mengakuinya.

Pertemuan ini cukup penting, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk berbagai bangsa lainnya. Walaupun dia benci mengakuinya, tapi Arch memiliki pemikiran yang lebih maju daripada dirinya. Arch bisa dengan cepat berpikir kritis untuk mendapatkan jawaban atas permasalahannya. Dengan bantuan Arch sebagai penengah, pertemuan antar tiga faksi mungkin akan berjalan tanpa masalah.

Jika pertemuan berjalan lancar ketiga faksi akan bisa berdamai dan juga mereka akan memiliki hubungan yang baik dengan Arch. Jika dunia ini terus melanjutkan kedamaiannya, Sona akan bisa terus melangkah lebih dekat untuk menggapai mimpinya.

Kemudian hari-hari berlalu seperti biasanya. Arch telah mendapatkan jawaban positif dari Sona. Para pemimpin lainnya menyetujui kondisi Arch, karena hal tersebut tidak menimbulkan kerugian pada siapapun.

Pertemuan itu akan diadakan tiga hari kemudian di tempat yang sebelumnya telah disetujui bersama oleh ketiga pemimpin faksi. Yang Arch tau, tempat itu masih di dalam batas-batas kota Kuoh walaupun Arch tidak tau dimana lokasi akuratnya.

Serius, dia harus memandu pertemuan itu dengan baik, jika terjadi perselisihan, kota ini mungkin akan musnah menjadi sisa-sisa dalam sejarah. Yah, tentu saja dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi di bawah pengawasannya. Jika Kasus terburuk terjadi, Arch hanya perlu memusnahkan semua yang dirasa berbahaya.

Pertemuan itu juga bertepatan dengan acara kunjungan kelas.

Pada kunjungan kelas, seluruh siswa diwajibkan untuk membawa orang tua atau wali mereka untuk datang ke sekolah dan melihat perkembangan pembelajaran dari anak yang bersangkutan.

Arch akan membawa Rhea ke kunjungan kelas ini. Alasannya, Rhea adalah wali dari Arch karena dia yang mendaftarkan dirinya disana. Juga yang sering mencampuri urusan sekolah Arch adalah Rhea, jadi Rhea memiliki banyak pengetahuan di dunia pendidikan Arch.

Dan Untuk alasan lainnya.... entah kenapa dia tidak bisa meyakinkan dirinya untuk tenang, jika yang datang adalah Scathach.

***

Hari ini adalah hari kunjungan orang tua, acara akan berlangsung dari pagi hingga siang. Sementara pertemuan antar tiga faksi akan di adakan di malam harinya.

Setelah bangun dan sarapan, Arch dan Rhea pergi ke sekolah bersama-sama. Hari ini, Rhea menggunakan dress putih panjang dengan jaket kulit dan sepatu bot hitam. Di lengannya ada sebuah tas hitam dengan mereka yang terkenal.

Penampilannya saat ini hanya bisa dikatakan keajaiban, tidak ada cacat sedikitpun pada penampilan istrinya. Bahkan Arch sangat terpesona dan tidak bisa berhenti untuk sesekali melirik istrinya ini.

Di rumah, Rhea dan Scathach memiliki kepribadian yang cukup sederhana, sangat jarang untuk melihat mereka berdandan dan berpakaian modis seperti sekarang ini. Jadi ketika melihat bahwa Rhea memutuskan untuk berdandan hari ini, Arch telah membuat memori khusus di otaknya untuk menyimpan pemandangan indah ini.

Saat Arch dan Rhea berjalan ke sekolah, seluruh perhatian orang-orang tidak bisa tidak tertarik pada sosok keduanya. Baik itu para anak-anak sampai dengan orang dewasa, semuanya saling berbisik menunjukkan kekaguman pada kedua pasangan tersebut.

Arch mungkin sudah terbiasa dengan hal ini, tapi Rhea tidak. Di bawah tatapan ramai orang-orang, wanita itu hanya bisa menunduk malu dan hanya bisa diam-diam mendengarkan banyak bisikan dan pujian mengenai dirinya.

Arch yang melihat itu hanya bisa tersenyum kecil. Bukan salah Arch kalau istrinya terlalu sempurna untuk ukuran manusia biasa bukan?

Mengetahui kondisi istrinya, Arch datang untuk membantu.

Di bawah teriakan kaget Rhea, Arch menarik wanita itu kepelukannya dan menggendong dirinya seperti putri sebelum Arch segera berlari cepat ke sekolah meninggalkan tatapan tercengang pada orang-orang di tempat tersebut.

DxD : Heaven StellarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang