Chapter 1 : Arch dan Scathach

1.6K 96 7
                                    

10 tahun kemudian

Di suatu hutan di negeri bayangan, seorang anak yang memiliki sebuah kalung perak dengan dua cincin tergantung di atasnya sedang bersandar di antara cabang pohon. Anak tersebut memiliki rambut putih dan tinggi sekitar 150 cm, di tangannya terdapat sebuah busur hitam dengan anak panah yang siap dilepas saat dia membidik ke sosok hitam di kejauhan. Sosok yang dibidik itu tidak tampak jelas, karena jarak yang sangat besar memisahkan keduanya.

Walaupun tidak jelas apa yang dibidik, anak tersebut tetap fokus ke titik hitam di kejauhan. Bernafas dengan pelan sosok anak tersebut menjadi sangat tenang sebelum anak panah ditembakkan tanpa suara. Anak panah tersebut terbang ke kejauhan dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata.

Saat anak panah tersebut akan mengenai sosok hitam di kejauhan tiba-tiba kilatan merah menghancurkan anak panah tersebut. Sosok yang menghancurkan anak panah tersebut adalah seorang wanita berpakaian serba hitam dan memiliki kecantikan tidak manusiawi. Di tangannya tergenggam erat tombak merah yang memiliki aura haus darah yang kental. Wanita tersebut bernama Scathach, sang pembunuh dewa.

Sesaat setelah memblokir anak panah, Scathach melihat ke arah anak panah datang sebelum dirinya berubah menjadi blur merah menuju ke tempat anak tersebut.

Anak yang menembakkan anak panah tersebut adalah Arch, bayi yang ditemukan Scathach 10 tahun lalu. Saat ini Arch berlari melintasi hutan sambil menyiapkan anak panah berikutnya, saat dia melompat ke cabang pohon lainnya dalam sekejap tubuhnya berbalik ke belakang dengan anak panah yang sudah siap untuk ditembakkan, mengunci blur merah yang mengejarnya Arch menembak anak panah dengan tenang sebelum berbalik kembali untuk menstabilkan langkahnya saat melompat-lompat diantara pepohonan.

Tanpa tanda-tanda terganggu Scathach menepis anak panah saat dia menambah kecepatannya. Melihat jarak yang semakin kecil di antara keduanya, Arch yang melompat dari cabang pohon berbalik sekali lagi di udara, anak panah nya bersinar kehijauan saat menunjuk ke Scathach. Dengan suara pelan Arch bergumam.

" [ Wind Blessing ] "

Sesaat sebelum anak panah ditembakkan pusaran angin menyelimuti anak panah sebelum berubah menjadi roh elang besar di udara yang menembak ke Scathach.

Menghadapi serangan Arch, tombak merah Scathach bersinar dengan aura merah saat dia dengan kuat menembakkan nya ke depan untuk bentrok dengan serangan Arch.

*Ledakan ledakan

Kedua serangan menimbulkan ledakan yang kuat saat efek serangan nya menghancurkan segala sekitar dalam jarak 20m. Dari balik asap dan debu, sosok Scathach muncul tampak tidak terpengaruh dari ledakan yang terjadi sebelumnya. Di tangannya sebuah tombak merah dengan kuat mengarah ke Arch berniat menjatuhkannya dari jarak dekat. Mengetahui busur tidak berguna di pertarungan jarak dekat, Arch menghilangkan busur nya saat sebuah pedang dalam kilatan biru muncul ditangannya.

Melompat ke depan, Arch bentrok dengan Scathach di udara sebelum didorong mundur oleh kekuatan Scathach yang lebih besar. Tidak menunggu Arch bangkit Scathach menyerang Arch dengan teknik tombak nya yang indah namun mematikan. Arch yang melihat tombak merah mengarah ke arahnya menepis jalur tombak dengan pedangnya sebelum kedua nya saling beradu senjata dengan teknik masing-masing. Jelas dalam pertukaran ini Arch kalah, saat dia terus didorong mundur. Hal tersebut dikarenakan keterampilan dan teknik Arch masih banyak kekurangan pengalaman karena lawan yang pernah dan hanya pernah dihadapinya hanyalah Scathach.

Saat tombak Scathach berayun ke arahnya, Arch terbang ke belakang saat berusaha menangkis serangan kuat Scathach. Mengepalkan giginya, Arch mengumpulkan mana di pedangnya saat permata biru di gagang pedang mulai bersinar, Arch bergumam saat dia memanggil nama asli pedang tersebut.

DxD : Heaven StellarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang