TDOTL : CHAPTER 08

1.7K 333 28
                                    

"Gue nggak tau letak kesalahan gue dimana sehingga lo bisa langsung mutusin itu semua adalah salah gue; tertekan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue nggak tau letak kesalahan gue dimana sehingga lo bisa langsung mutusin itu semua adalah salah gue; tertekan."

*btw, komen kalian lucu²
Akunya kan jadi semangat mau ngetik ><

-αlright?-

"Bin, pembuluh darahnya ada yang pecah. Kita harus laparotomi sekarang ke dokter bedah."

Soobin mengangguk mengiyakan pernyataan Arin tentang keadaan adiknya itu, perasaannya benar-benar kalut sehingga membuat Arin maju mendekat ke arah Soobin dan menepuk pundak Soobin pelan.

"Biar gue yang turun ke ruang operasi nanti, lo jangan ikut. Ini pasti buat lo nggak fokus nanti," jelas Arin berusaha membuat Soobin tenang dan tidak panik akan keadaan adiknya itu.

"Gue percaya sama lo, Rin."

Setelah mengucapkan itu, Soobin maju ke depan Beomgyu hanya untuk mengusap pelan kepala adiknya itu dan menghela nafasnya pelan. Dalam serpihan hatinya, Soobin tidak tega melihat keadaan Beomgyu yang seperti ini.

Padahal yang paling bahagia dan ceria adalah Beomgyu, pembawaannya yang begitu bercahaya membuat seluruh orang yang dekat dengannya menjadi nyaman. Dan sang cahaya itu kini sedang meredup.

Sakit.

Hati Soobin tidak bisa menerima kenyataan dimana Beomgyu menerima segala sesuatu yang menyakiti dirinya itu. Sampai sekarang pun Soobin juga tidak bisa melakukan perlawanan kepada kedua orangtuanya itu dan juga saudara tirinya.

Karena Soobin belum cukup kuat untuk hal itu.

Tapi mungkin ini tidak susah jika Yeonjun yang melakukan perlawanan itu.

"Kakak tinggal ya, Gyu. Kalau sakit, nanti bilang ke kakak," ujar Soobin pelan seolah memberikan penenangan kepada Beomgyu yang sedang menutup matanya itu.

"Nanti kalau udah sembuh, kakak janji bakalan jaga kamu sebaik mungkin. Kakak minta maaf ya udah buat kamu sakit gini," lanjut Soobin menahan isakannya sendiri.

Dibelakangnya itu terlihat Arin yang menutup mulutnya erat dengan air mata yang sudah membasahi pipinya berkali-kali.

Dilihatnya Soobin mengecup puncak kepala Beomgyu lalu menghadap ke Arin hanya untuk sekedar pamit keluar ruang ICU, karena Beomgyu akan dipindahkan ke ruang operasi setelah ini.

Arin menganggukkan kepalanya dan menyunggingkan senyuman tulusnya, mencoba supaya Soobin lebih tenang karena melihat senyuman yakin darinya.

Click

Pintu ICU tertutup bersamaan dengan Soobin yang langsung saja meluruhkan dirinya ke lantai Rumah Sakit. Jas putihnya serta tanda pengenal masih tersemat jelas di badannya.

Yeonjun melihat bahwa ada seseorang yang keluar dari ruang ICU itupun langsung saja berjalan ke arah sana dan menemukan Soobin yang terduduk dengan tangan meremat kepalanya sendiri diiringi juga isakan pilunya.

"Bin," panggil Yeonjun membuat Soobin mendongak dan menatap ke arah mata Yeonjun. Mengisyaratkan bahwa dirinya sudah berjuang semampu mungkin dalam memeriksa keadaan Beomgyu, namun untuk saat ini dirinya tidak bisa membantu.

Kesakitan Beomgyu adalah kelemahannya.

"K-kak, S-soobin minta maaf karena nggak bisa ikut operasi. Soobin nggak bisa kak," lirih soobin dan menangis kembali. Yeonjun yang melihat dan mendengarkan ucapan Soobin itu akhirnya merengkuh pelan Soobin untuk menenangkannya.

Tangannya mengusap pelan bahu bergetar sang adik supaya tenang dan diam, bahkan keadaan koridor ICU begitu sangat sepi saat ini. Entah kenapa, mungkin semua orang sedang tidak ingin ke koridor ini.

"Jangan gitu, nggak wajib seorang dokter bedah buat nanganin pasien yang notabenya itu keluarganya sendiri. Tenang aja, kita berdoa supaya Beomgyu baik-baik aja," tutur Yeonjun dan mendapatkan isakan tangisan Soobin yang semula mereda sedikit demi sedikit.

Cklek

Disana, didepan mata keduanya. Sebuah brankar terdorong memperlihatkan wajah pucat Beomgyu yang sudah terpasang alat bantu nafas, tangan yang tertancap infus dan juga beberapa kantong darah tergantung di atas tiang besi itu, persiapan yang cukup jelas untuk operasi hari ini.

Yeonjun benar-benar terluka akan hal itu, dirinya akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Beomgyu selagi di sekolahannya atau saat dirinya tidak sedang bersama Beomgyu.

"Gue ke ruang operasi, Bin. Lo sama kakak lo kalau mau liat, bisa lewat base atas aja. Gue duluan," ucap Arin dibantu perawat dan dokter bedah tahun kedua lainnya yang akan membantu Arin dalam melakukan operasi Beomgyu.

Soobin menegakkan dirinya dan menghela nafasnya panjang, lalu tangannya itu mengepal seraya menguatkan dirinya.

"Ayo ke base atas, Kak."



Tbc.

Ue ue ue
Nggak tega

Beomieee っ╥╯﹏╰╥c

Beomieee っ╥╯﹏╰╥c

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang