"Sunyiku lain. Maya sekaligus nyata. Berbanding terbalik layaknya lentera yang ketika gelap tiba, hanya kau yang bercahaya. Ketika merangkul sapa kau hadir di tengah gulita. Karena doaku tak lekang waktu dan hangat pelukmu menjadi hal yang paling kutunggu."
-αlright?-
Ketiga laki-laki yang satu angkatan itu keluar dari mobil mereka yang berhasil terparkir rapi di parkiran sekolah, Taehyun kembali masuk untuk mencari ponselnya yang berada di dashboard mobilnya.
Hari ini, Beomgyu telah di izinkan kembali melakukan kegiatannya dan pergi ke sekolah, meskipun ada banyak persyaratan yang harus ia lalui tadi. Karena Yeonjun begitu sangat mengekang dirinya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak bisa menyebabkan dirinya jatuh sakit lagi.
Banyak siswi perempuan yang menatap ke arah ketiganya sewaktu lewat begitu saja, Beomgyu langsung saja mendahului kedua sahabatnya itu karena dirinya sangatlah risih dengan tatapan semua orang.
Dugh
"Argh," ringis Beomgyu karena secara tiba-tiba ada yang menyandung dirinya begitu saja.
Taehyun dan Hueningkai yang berada di belakang Beomgyu itupun langsung saja berlari menyusul Beomgyu sebelum bogeman mentah Jeno hadir di wajah Beomgyu.
"Pukul dia, gue pastiin tangan lo patah."
Celetukan dingin nan tegas itu membuat Jeno menghentikan kepalan tangannya yang hampir menghantam wajah Beomgyu.
Jeno bangkit dan melihat ke arah samping kanannya itu, terlihat disana Taehyun memandang dingin dan datar dirinya. Matanya pun saat ini melihat Taehyun dengan sinis serta di sisi lainnya Heuningkai tengah sedang membantu Beomgyu untuk berdiri.
"Oh wow, nice to meet u Taehyunie," tuturnya remeh dan masih dibalas tatapan datar milik Taehyun.
"Bodyguard Beomgyu udah datang rupanya,"
"Gue jadi gabisa main-main sama lo lagi deh, Gyu." lanjut Jeno mendramatisir keadaan dengan memasang wajah palsunya itu, membuat Hueningkai ssketika menahan rasa mualnya. Tapi tatapan selanjutnya yang diberikan oleh Jeno mengandung ancaman yang menurut Taehyun membahayakan.
"Tapi gue masih bisa dong, ngelakuin ..."
Bugh
"Bajingan!" umpat Taehyun melihat didepan matanya bahwa tangan yang terkepal itu menghantam Beomgyu tepat di perutnya.
Beomgyu tersungkur karena hantaman Jeno mengenai pinggiran luka operasinya, rasa sakitnya begitu sangat bisa Beomgyu rasakan hingga berteriak saja dirinya tidak bisa.
Yang dilakukan Taehyun selanjutnya adalah langsung menghantamkan tas nya ke wajah Jeno dan memukulinya hingga babak belur. Bahkan pukulan Taehyun bisa dibilang tidak main-main bagi Hueningkai yang melihatnya.
"BANGSAT LO, JENO!"
Bugh
"GUE NGGAK BAKALAN AMPUNIN LO!"
Bugh
Pukulan Taehyun brutal sekali bahkan Hueningkai sekarang tengah bingung harus bagaimana, pada akhirnya pikirannya lebih memutuskan ke arah Beomgyu yang secara tiba-tiba batuk darah didepannya, Heuningkai langsung saja memapah Beomgyu untuk menuju UKS sekolah. Urusan Taehyun, nanti akan di urus oleh dirinya setelah mengobati Beomgyu.
Dibaringkannya Beomgyu di bangsal UKS lalu Hueningkai mencari sapu tangan yang dibasuh oleh air dingin disana, tangannya menyingkap seragam Beomgyu dan jas almamater nya supaya bisa melihat lukanya.
Hueningkai melihat bahwa untung tidak ada lebam baru disana, sapu tangan tadi langsung ditaruh Hueningkai di perut bagian kanan Beomgyu.
Beomgyu masih meringis bahkan matanya memejam karena berusaha untuk menahan ras sakitnya itu, Hueningkai sangatlah panik sekarang.
"Gyu, bilang ke gue mana lagi yang sakit?"
"Jangan diem aja nahan semuanya, bilang ke gue, Gyu."
Hueningkai melihat adik kelas yang melintas di depan UKS secara kebetulan, karena mungkin sekarang kelasnya ada bimbel, ketiganya kelas akhir seharusnya ikut bimbel juga namun gagal karena kajadian Beomgyu ini.
"Dek!"
"Eh, iya kak ... Kai?"
"Boleh minuman dingin lo gue beli? Gue butuh soalnya," serga Hueningkai langsung diangguki oleh adik kelas tersebut.
"Oke makasih," tutur Hueningkai langsung melangkahkan kakinya masuk UKS menuju ke arah Beomgyu yang masih meringis perlahan itu.
Sapu tangan tadi ditempelkan Hueningkai di botol minuman dingin dan menempelkannya ke perut Beomgyu lagi, khawatir bahwa lukanya akan terkena dan akan menimbulkan hal buruk yang terjadi.
Hueningkai jadi berfikir, apakah selama dua bulan ini Beomgyu selalu diperlakukan seperti tadi?
Kalau iya, habislah Jeno nanti di tangannya.
"K-kai," panggilan Beomgyu itu membuat Hueningkai meringsut mendekat ke arah Beomgyu.
"Taehyun mana? Dia kena BK kalo berantem, ini pertama kalinya kalian berdua balik lagi dari Jerman."
Hueningkai menghela nafasnya pelan, "Gyu, yang paling penting sekarang itu keadaan lo. Soal Taehyun, lo tau sendiri dia kayak gimana kan? Dia pasti bisa urus semuanya."
"Oh iya, gue mau nanya dan lo harus jujur jawabnya, Gyu." ucap Hueningkai diangguki oleh Beomgyu.
Dilihatnya juga Beomgyu merasa lebih tenang dibandingkan tadi yang meringis seperti orang yang sangat kesakitan. Hueningkai hampir saja melakukan pembunuhan ke arah Jeno tadi jika tidak didahului oleh Taehyun.
"Selama dua bulan ini, lo selalu ngalamin ini?"
Deg
Tamat riwayat Beomgyu, dirinya tidak tahu harus berkata apa kepada sahabatnya ini.
Tbc.
A-Annyeong chingu
Naneun Taehyunie
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of The Light [END]
Fiksi RemajaTuhan tahu itu, semua rasa yang terbalut asa yang tak utuh. Bahkan sejumlah angin meresap nyaman melewati celah kalbu yang ada dan selalu membantu dalam setiap nyawanya. Katanya, senja itu sempurna. Katanya, mereka itu bahagia. Katanya, semua kes...