"Boleh Beomie pamit, Kak?"
Aku memilih untuk diam,
Karena aku tau suaraku tidak lagi di dengarkan
Aku akan berhenti memberikan ketulusan
Karena aku tau ketulusanku tidak pernah kau hiraukan-αlright?-
Bunyi detak jantung yang normal itu mengalun memenuhi ruang lingkup Rumah Sakit tempat Soobin bekerja, lagi. Untuk kesekian kalinya, di ruangan yang sama seperti sebelumnya, adiknya terbaring lagi dengan kondisi jauh lebih parah.
Trauma tumpul abdomen yang dialami oleh adiknya kini muncul lagi, untung saja Taehyun langsung melarikan Beomgyu ke Rumah Sakit dan ditangani langsung oleh Arin yang saat itu tengah lenggang dan dalam keadaan masih istirahat.
Arin saat itu bingung kenapa Soobin berlarian terburu-buru dan juga mengucapkan kata-kata yang membuat dirinya menaruh harapan lagi ke pemuda tinggi itu.
Arin tidak ingin membiarkan perasaannya semakin besar lagi, namun mengingat selama ini dirinya dan Soobin menjadi seorang teman dan partner dalam bekerja sama mengurus semua pasien, membuat Arin sadar bahwa dirinya hanya sekedar mengenal dan dekat, bukan berarti memiliki hubungan dan selalu terjerat.
Hembusan nafas keluar dari mulutnya dan Arin memutuskan untuk pergi ke kantin Rumah Sakit. Saat langkah kakinya melewati koridor utama, dirinya melihat ada yang histeris disana. Langkahnya langsung saja menuju ke sana dan melihat adik dari Soobin terluka parah dengan kondisi yang sangatlah buruk menurut Arin.
"Kamu temannya Beomgyu kan? Ayo ikut saya!"
Suasana begitu tegang dimana Taehyun yang bersandar tidak nyaman di kursi tunggu dan memejamkan matanya berkali-kali, belum puas dirinya pun membenturkan kepala bagian belakangnya ke tembok berkali-kali.
Hingga ada satu tangan yang mencegah kepalanya supaya tidak terbentur lagi, mata Taehyun membuka melihat Soobin didepannya menujukkan wajah khawatir kepada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of The Light [END]
Ficção AdolescenteTuhan tahu itu, semua rasa yang terbalut asa yang tak utuh. Bahkan sejumlah angin meresap nyaman melewati celah kalbu yang ada dan selalu membantu dalam setiap nyawanya. Katanya, senja itu sempurna. Katanya, mereka itu bahagia. Katanya, semua kes...