TDOTL : CHAPTER 27

957 166 32
                                    

Pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang.
Berbagi cerita hari ini bersama sahabat adalah 'pulang', memeluk orang yang kalian sayangi juga bisa berarti 'pulang', bersandar pada orang-orang yang kalian percayai juga definisi dari 'pulang'. Pada dasarnya, 'pulang' adalah kembali ke tempat yang membuat kita nyaman. Kembali 'pulang' setelah berpetualang pada tempat yang menyediakan keteduhan dan pelukan yang hangat. 'pulang' selalu bermakna luar biasa, pahamilah bahwa selalu ada tempat untuk kalian pulang. Tidak peduli meskipun kalian pergi begitu jauh.

-αlright?-

Bahiyyih.

Keadaannya saat ini yang sedang demam ditambah beberapa saat lalu memuntahkan semua makanannya di kamar mandi apartemen Beomgyu dan kakak-kakaknya itu membuat Hueningkai hampir saja ada niatan untuk membunuh Tuan Choi Bomin yang sangat-sangatlah ia incar sejak kematian kedua orangtuanya.

Yeonjun langsung bergegas pergi ke Rumah Sakit dan meminta Hueningkai berada disini dengan kedua saudaranya, Hueningkai tidak ada alasan lain lagi untuk menolaknya. Karena dirinya sendiri juga menginginkan sesuatu dimana dirinya masih merindukan kedua saudaranya ini.

Cklek

Terlihat Lea membawa sebuah nampan yang membuat Hueningkai langsung saja berdiri menerima nampan berisikan air hangat itu.

Hueningkai menyimpannya di atas nakas meja kamar Beomgyu, langkahnya langsung saja memapah Lea untuk duduk disamping Bahiyyih.

"Makasih," tutur Lea setelah berhasil duduk dan tersenyum ke arah Hueningkai.

"Kakak istirahat aja, biar Kai yang urus Hiyyih."

Lea menggelengkan kepalanya namun Hueningkai lebih dulu menggendong tubuh kakaknya itu untuk pergi ke kamar milik Soobin. Namun belum saja masuk, Hueningkai melihat banyak file yang berceceran di atas tempat tidur Soobin yang mengharuskan dirinya membawa kakaknya ke kamar lain.

"Ini kamar siapa?"

Hueningkai membuka knop pintunya perlahan, "Kak Yeonjun, gapapa nanti Kai bilangin ke dia." Jelas Hueningkai lalu membaringkan Lea di atas tempat tidur Yeonjun.

Monoton memang, dengan berkas-berkas perusahaan yang disusun rapi di atas rak kecil bergantungan serta kursi dan meja yang diatasnya terdapat laptop. Kamar dan tempat kerja dijadikan satu oleh Yeonjun, Lea kagum dengan keadaan kamar yang bersih dan juga rapi ini.

"Tapi Kai, kamu belum istirahat juga. Mending kakak aja yang raw-"

"Kaki kakak sakit, biar Kai aja. Lagian Kai nggak secapek itu kok," potong Hueningkai menarik selimut milik Yeonjun untuk menutupi setengah tubuh Lea.

The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang