"Tidak perlu berusaha untuk melupakan, kenangan punya cara sendiri untuk menghilang."
-αlright?-
Selangkah demi selangkah, Beomgyu menyesuaikan dirinya untuk duduk di tepian lantai sebelah kamar mandi. Tangan kirinya itu gunakan untuk memegangi perut sebelah kanannya yang teramat sakit itu.
Di luar sana telinganya mendengar teriakan salah satu kakaknya yang membuatnya langsung mencoba berdiri dari tempatnya, terdengar dengan jelas sewaktu Soobin meneriaki namanya itu.
Beomgyu berharap dirinya bisa berdiri tegak dan langsung menerobos pintu didepannya itu, namun itu tidak mungkin terjadi karena kondisinya saat ini sungguh tidak memungkinkan.
Brak
Beomgyu berjenggit kaget karena tiba-tiba saja pintu itu terbuka menampilkan Daniel yang penuh lebam berjalan ke arahnya dengan kilatan marah yang sempurna. Beomgyu tidak sempat untuk bergerak, dirinya hanya melindungi perut bekas operasinya itu dan menjauhi semua pukulan.
"Lo! Hidup lo nyusahin tau ga?"
"Nih, muka gue ini liat!" teriak Daniel menujuk wajahnya lalu berjongkok menyetarakan dirinya dengan Beomgyu.
"Muka gue kayak gini gara-gara kakak bajingan lo itu!" lanjutnya dengan mencengkeram rahang Beomgyu.
Beomgyu hanya bisa meringis kesakitan karena ulah Daniel itu, dan secara tiba-tiba Daniel dengan sengaja menendang dirinya tepat di area kaki.
Sakit.
Itulah yang dirasakan oleh Beomgyu sekarang.
"Aarggh!"
Daniel menyeringai setelah mendengar teriakan Beomgyu itu, dirinya menendang Beomgyu lagi dan kali ini membuat Beomgyu terbanting ke lantai putih dan memuntahkan darahnya.
"Haha, terusin teriak lo. Gue suka," ujar Daniel lalu dengan tatapan tajamnya berusaha menarik Neomgyu untuk terduduk lagi dan membenturkan kepala Beomgyu ke tembok sebelahnya.
"S-ssakit Niel," ringis Beomgyu
Tak mengundahkan ucapan Beomgyu, Daniel terus saja membenturkan kepala Beomgyu ke lantai dibawahnya itu dan melihat bahwa Beomgyu mengeluarkan darahnya lewat hidung, dilihatnya Beomgyu yang menatapnya sayu, Daniel menatapnya datar dan memutarkan bola matanya jengah.
"Cih, lemah."
Beomgyu berhasil melindungi lukanya, dia berhasil menutup semua ringisan kesakitannya, dia berhasil untuk mewakili perasaannya dalam hal mengatasi rasa sesak disana.
Setidaknya untuk detik ini, Beomgyu bisa bertahan dengan nafas yang masih melekat dalam dirinya.
Dirinya masih ingin bertahan karena satu keinginan yang ada dalam hatinya, dia hanya ingin bertemu dengan kedua kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of The Light [END]
Roman pour AdolescentsTuhan tahu itu, semua rasa yang terbalut asa yang tak utuh. Bahkan sejumlah angin meresap nyaman melewati celah kalbu yang ada dan selalu membantu dalam setiap nyawanya. Katanya, senja itu sempurna. Katanya, mereka itu bahagia. Katanya, semua kes...