"Saya sudah menolaknya, Anda ada urusan apa dengan saya?"
"Ingat, saya bukan anak kandung Anda, Nyonya Choi Haera." Tegas Soobin yang saat ini duduk dengan tatapan datarnya mengarah ke perempuan yang dinikahi oleh Bomin beberapa tahun lalu.
Soobin, setelah dirinya mendengarkan ucapan selamat dari Arin langsung saja berlari menuju kantor cabang perusahaan milik Bomin dan tanpa aba-aba masuk secara paksa untuk menemui ibu tirinya.
"Ini semua harus kamu lakukan atau ... kamu mau hidup adik bungsu mu terbuang di tanganku?"
Sumpah saat ini Soobin ingin sekali melemparkan sebuah kursi ke wajah seseorang didepannya yang disebut sebagai ibundanya.
Soobin selama ini menghargainya dan tidak mempermasalahkan semuanya, namun mengingat bahwa statusnya masih teecantum jelas menjadi penerus keluarga Choi Bomin, membuat dirinya marah seketika.
Soobin tidak suka diperintah, Soobin tidak pernah meminta hal lain selain dirinya harus dilenyapkan dari keluarga Choi ini.
"Lakukan saja itu, lalu saya akan membuat hidup Anda jauh lebih menderita setelahnya."
"Camkan itu!" Tuding Soobin dengan tatapan tajamnya ke arah Nyonya Choi dan pergi dari sana.
Brak
Kursi dibelakangnya ditendang oleh kakinya begitu saja dan membuat Choi Haera kaget seketika. Soobin menatap sinis dan pergi dari sana. Menyisakan Haera yang tersenyum senang lalu mengangkat telfon yang sejak tadi berdering di mejanya.
Kim Minhyuk
"Saya minta singkirkan wanita yang bernama Arin itu dari kehidupan Soobin."
Saat pemuda diseberang sana ingin protes, Haera mengucapkan sepengal kalimat lagi yang membuat seseorang disana layak seperti bawahannya, rendah sekali.
"Atau kamu mau nyawa kedua orangtuamu saya ambil sekarang juga?"
"Manusia dajjal, awas sampe lo nyentuh sehelai rambut orang tua gue."
Ancamannya berhasil rupanya.
"Pernikahan ini harus berjalan dan kekayaan milik keluarga Elkey akan turun ke tanganku."
Cklek
Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka menampilkan sekertarisnya yang membawa kertas tumpukan berisikan file yang ditujukan kepada dirinya.
"Nyonya, Tuan Bomin masuk ke penjara beserta Daniel juga."
Pergerakan tangan Haera yang melihat beberapa file itu pun berhenti seketika dan menatap ke arah sekertarisnya dan menyunggingkan senyuman miringnya.
"Biarkan saja, aku menantikan ini semuanya."
"T-tapi ini suami dan anak anda Nyonya, dan semua rencana ini juga-"
"Rencanaku? Iya? Lalu kenapa? Bukan urusanmu, keluarlah sebelum ku pecat sekarang juga." Usir Haera mengibaskan tangannya ke hadapan sang sekertaris yang selama beberapa tahun ini bersama dirinya.
Sekertaris tersebut mundur dan menutup pintu ruangan Haera dengan rapat, tangannya menekan kunci password disana dan memastikan bahwa Haera tidak akan bisa keluar ruangannya lagi.
Tangannya merogoh ponselnya dan melepaskan topeng buatannya yang ia buat sedemikian rupa mirip dengan sekertaris yang selama ini Haera kerjakan.
Ponselnya menghubungi seseorang di seberang sana dan menemukan titik terangnya.
"Bin, gue dapet rekamannya. Pintunya udah gue kunci juga, aman."
"Good, terima kasih Kak Ryan. Maaf kalau buat repot, rekamannya langsung kirim ke saya ya, Kak."
"Oke."
Seseorang telah menginjak pecahan kaca yang ia lempar dengan tangannya sendiri.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of The Light [END]
Teen FictionTuhan tahu itu, semua rasa yang terbalut asa yang tak utuh. Bahkan sejumlah angin meresap nyaman melewati celah kalbu yang ada dan selalu membantu dalam setiap nyawanya. Katanya, senja itu sempurna. Katanya, mereka itu bahagia. Katanya, semua kes...