TDOTL : CHAPTER 42

867 143 8
                                    

Ditinggalkan oleh Hueningkai membuat ingatan Lea beralih ke masa-masa dimana dirinya dipaksa oleh Bomin untuk menjual dirinya sendiri, bahkan saat ini hanya terbantu dengan selimut milik Yeonjun saja yang bisa sedikit meredakan traumanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditinggalkan oleh Hueningkai membuat ingatan Lea beralih ke masa-masa dimana dirinya dipaksa oleh Bomin untuk menjual dirinya sendiri, bahkan saat ini hanya terbantu dengan selimut milik Yeonjun saja yang bisa sedikit meredakan traumanya.

Lea mencoba untuk tidak memikirkan hal itu dan mencoba untuk tidur, sama seperti apa yang diucapkan Hueningkai tadi kepada dirinya untuk istirahat. Namun apalah daya, bahkan saat ini Lea ketakutan lagi karena ingatannya itu.

"KAMU NGGAK PERNAH PANTAS ADA DISINI!"

"SAYA TIDAK AKAN PERNAH MEMBUATMU MAKAN MAKANAN ENAK DAN TIDAK SUDI UNTUK MENGHIDUPI KAMU DAN JUGA ADIKMU SIALAN ITU!"

"CARILAH KEHIDUPAN SENDIRI!"

Hari dimana suatu kehormatannya sebagai wanita direnggut paksa dengan berbagai ancaman dan juga cercaan. Bahkan pukulan yang membuat dirinya pingsan dalam kondisi tidak jauh berbeda dengan hewan yang ada di luaran sana.

"K-kai ... T-tolong, hiks."

"Nggak, gue bukan jalang ...."

"I-itu salah, nggak."

"G-gue udah rusak, gue rusak!"

Racauan Lea semakin kuat dan menarik dirinya sendiri menuju kamar mandi milik Yeonjun dan mengunci dirinya disana. Lea mulai merasa kotor dengan dirinya sendiri, bahkan sekarang tubuhnya merosot kebawah dengan gemetaran.

Tangisannya keluar begitu saja, tangannya ia gunakan untuk menjambak rambutnya sendiri lalu tergesa-gesa mengguyurkan shower disana ke arahnya. Bahkan Lea tidak bisa melepaskan bayang-bayang dimana dirinya sudah terbangun dengan badan yang sakit bahkan tidak bisa bergerak kemanapun.

Lea hancur.

Dirinya berakhir dengan kotor dihadapan Bomin, bahkan Daniel juga sempat melecehkan dirinya. Lea sudah tidak perduli dengan semuanya, dirinya merasa kotor.

Hingga ketukan pintu yang awalnya pelan menjadi brutal karena Bahiyyih yang sangat khawatir akan keadaan Lea. Karena tangisan Lea itu membuat Bahiyyih langsung panik dan masuk ke kamar milik Yeonjun.

"Pergi ... Pergi ... Pergi," lirihnya berkali-kali dan menangis dibawah guyuran air yang menggenang itu.

Bahiyyih yang ada diluar sana pun menggedor pintu kamar mandi tanpa ampun hingga pada akhirnya dirinya berada di puncak kekhawatiran akan keadaan Lea.

"Kak, tolong buka pintunya!"

"Kak, ini Hiyyih. Bukain buat adek kak," ucap Bahiyyih sekali lagi namun tidak ada tanggapan apapun.

Bahiyyih barusan akan ke dapur untuk mengambil minum, tapi racauan Lea itu membuatnya khawatir hingga berlari ke kamar milik Beomgyu dan menekan nomor Hueningkai untuk memberitahukan soal Lea itu.

Lea bersyukur Hueningkai mengangkat telfonnya sangat cepat disana.

"K-kak ...."

"Kenapa, hm? Kok serak? Kamu abis nangis ya?" Khawatir Hueningkai yang berada diseberang sana. Perasaannya tiba-tiba saja tidak enak soal Bahiyyih dan juga kakaknya; Lea.

The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang