Tap
Tap
Tap
Suara sepatu yang berjalan di pijakan lantai Rumah Sakit itu bergema sangat jelas karena kondisi koridor yang sedikit sepi. Taehyung menggenggam ponselnya dan menelfon seseorang untuk menyuruh menjaga mansionnya karena ada Beomgyu yang harus dijaga disana.
Saat ini dirinya hendak mengecek kondisi Yeonjun yang baru saja sadar beberapa jam lalu setelah Beomgyu juga sadar dari pingsannya di mansion.
Cklek
Taehyung melihat ada satu dokter muda perempuan yang sedang mengecek tekanan darah Yeonjun serta ada dua perempuan lainnya yang duduk di sofa berdiri bersamaan melihat kehadirannya.
Arin yang melihat Lea serta Bahiyyih berdiri dan terdiam melihat ke arah pintu ruangan Yeonjun pun mengedarkan pandangannya dan langsung mengernyit heran, karena dirinya tidak tahu atau bahkan tidak mengenali sosok didepannya itu.
Hingga Yeonjun tersenyum dan memanggil dengan sebutan,
"Pa."
Cukup mengejutkan Arin, Lea, serta Bahiyyih sekarang. Taehyung yang menyadari semuanya kebingungan pun tertawa pelan lalu memasukkan ponselnya ke saku jasnya.
"Saya ayah Taehyun, Beomgyu dan kedua saudaranya sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri. Kalian tidak perlu khawatir," jelas Taehyung membuat Arin menganggukkan kepalanya.
Ah iya!
Arin teringat bahwa Beomgyu belum dijenguk olehnya, namun sesaat langkahnya berhenti ketika Taehyung menjelaskan sesuatu kepada Yeonjun.
"Papa tadi mau jenguk kamu, tapi malah ketemu adikmu itu pingsan di taman Rumah Sakit. Jadi, Beomie papa bawa ke mansion."
"APA!?"
Yeonjun tersentak kaget, rasa khawatir begitu langsung menjelajah menyeruak ke dalam dirinya, matanya menatap was-was dan hendak saja duduk. Taehyung tahu bahwa Yeonjun akan langsung khawatir sewaktu mendengarkan perkataan nya.
Oleh karena itu, Taehyung menjelaskan bahwa Beomgyu baik-baik saja kepada Yeonjun.
"Orang itu masih berulah rupanya, sementara biarkan Beomie di mansion."
Yeonjun menganggukkan kepalanya setuju.
"Obatnya ada di apart tapi, Pa."
"Papa udah suruh sekertaris papa buat ambil obatnya," balas Taehyung.
Sejenak Yeonjun berfikir, kenapa ayahnya harus berperilaku jahat kepada dirinya dan juga Beomgyu. Padahal Beomgyu bukanlah tipe anak yang suka membantah ataupun membangkang kepada orang tua, bahkan Beomgyu masih seringkali bersabar disaat ayahnya itu memaki dan melemparkan beberapa kata-kata tajam yang membuat seseorang sakit hati ketika mendengarnya.
Beomgyu bukanlah sosok yang kuat, bukanlah sosok yang lemah, dia bisa saja menjadi kuat ketika sosok lain dalam dirinya membentengi supaya tidak sakit hati dan kebal dengan hinaan yang ayahnya lontarkan.
Beomgyu sejak kecil telah dicampakkan tanpa adanya kasih sayang yang ia rasakan, Yeonjun bersyukur karena ada Taehyung yang merangkap menjadi orangtuanya walaupun tidak sedarah.
Orang tua sahabat adiknya ini sangatlah baik dan tidak pernah menuntut hal lain selain kebahagiaan anak-anaknya.
Taehyun bahkan seringkali tidak ada dirumah karena terlalu memprioritaskan kedua sahabatnya dibanding dirinya sendiri.
Pernah suatu hari Hueningkai drop karena terlalu banyak bekerja paruh waktu diluar dan juga di cafe, Taehyung tidak segan-segan untuk menempatkan sahabatnya itu dalam perusahaan Taehyung.
Bagi Taehyun, sahabatnya sangatlah berharga dan nomor dua berada di dalam urutan prioritasnya dengan nomor satu adalah ayahnya sendiri.
Taehyun itu... Ajaib!
Arin sekarang menjadi duduk di sebelah saudara Hueningkai dengan perbincangan kecil yang melibatkan dirinya dengan Bahiyyih. Pelan dengan banyak topik yang menciptakan nuansa hangat diantara keduanya. Hingga tanpa sadar juga, Arin merasakan bahwa Lea sejak tadi terdiam tanpa ada niatan untuk bergabung dalam percakapannya.
Arin menyentuh pelan tangan Bahiyyih dan menatapnya penuh tanda tanya, kemudian membisikkan satu kalimat tanya yang dibalas wajar oleh Bahiyyih.
"Kakakmu baik-baik aja, Hiyyih?"
Bahiyyih menunjukkan senyuman tipisnya, sangat tipis sehingga Arin mengetahui bahwa ada sesuatu yang tengah terjadi pasti. Oleh karena itu, Arin hanya mengusap pelan tangan Bahiyyih dan memberikannya senyuman untuk ketenangan.
Entah apa yang sedang dibicarakan oleh Taehyung dan Yeonjun, yang jelas Arin bisa melihat bahwa ada banyak ekspresi yang ditunjukkan keduanya saat ini. Entah marah, kecewa, ataupun dendam.
Arin tiba-tiba teringat sesuatu.
Sekarang sudah menjadi hari keduanya untuk menjadi kekasih seorang Soobin.
Apakah Arin harus menelfonnya duluan atau menunggu telfon dari Soobin?
Cklek
"Pa, kapan sampai?"
Baru saja dibicarakan, Arin langsung memerah dan memilih untuk menyembunyikan dirinya dibalik tubuh Bahiyyih.
Tbc.
Bentar... Ku mau double up
Xixixi
Tapi nanti malem aja deh ><
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of The Light [END]
Teen FictionTuhan tahu itu, semua rasa yang terbalut asa yang tak utuh. Bahkan sejumlah angin meresap nyaman melewati celah kalbu yang ada dan selalu membantu dalam setiap nyawanya. Katanya, senja itu sempurna. Katanya, mereka itu bahagia. Katanya, semua kes...