TDOTL : CHAPTER 16

1.2K 237 87
                                    

"Terkadang kita tidak menyadari bahwa orang yang berada di dekat kita mungkin saja akan pergi, entah itu hari ini esok ataupun nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang kita tidak menyadari bahwa orang yang berada di dekat kita mungkin saja akan pergi, entah itu hari ini esok ataupun nanti."

-αlright?-

Brak

"Anjing kaget!"

Sang oknum pembuat masalah hanya tertawa kencang melihat sang sahabat merenggut kesal dengan wajah horor yang ingin menguliti dirinya.

Yeonjun, dirinya sudah disibukkan dengan banyaknya laporan-laporan yang harus ia baca dan tanda tangani, namun sampai sekarang masih ada beberapa diantaranya yang jauh diatas kriterianya. Jadilah dirinya harus memilah lagi jumlah laporannya. Dan kedatangan sahabatnya yang begitu tiba-tiba ini membuat dirinya semakin ingin melemparkan sepatu ke arah mark.

"Ngapain sih lo? Untung nggak langsung gue lempar pake vas ini," kesal Yeonjun mengangkat vas keramik yang berada di atas mejanya itu. Matanya memandang ke arah sang sahabat yang menjadi pihak Manager dalam kantornya.

"Ada yang nyariin lo tuh di depan," celetuk nya membuat Yeonjun mengernyitkan dahinya bingung.

"Gue nggak ada janji siang ini, Mark."

Mark mengendikkan bahunya acuh, dirinya pun duduk di sofa empuk yang ada di ruangan Yeonjun itu. Padahal di ruangannya sendiri juga memiliki sofa namun Mark mana mungkin betah disana jika buah semangkanya habis, tidak pernah mau. Karena setiap ruangan akan diberikan buah oleh karyawan, namun punya Mark sudah habis termakan oleh mulutnya sendiri.

Makanya ruangan Yeonjun menjadi pelampiasannya, karena Yeonjun tidak atau bahkan bisa dibilang jarang memakan buah yang disediakan oleh karyawan untuknya.

Ctak

"Apaan sih, Jun! Sakit kepala gue bego!" kesal Mark yang secara tiba-tiba dilempari bolpoin oleh Yeonjun itu.

Yeonjun akhirnya menghela nafasnya jengah dengan kelakuan absurd sahabatnya itu dan melangkah untuk membuka pintu kerjanya.

Perasaannya yang tadinya kalut menjadi semakin kalut melihat sosok yang berada didepannya itu, wajah datar dan dinginnya ia tunjukkan dan berusaha mengeluarkan pesona cueknya yang bahkan membuat Mark tidak berani untuk mengajak bicara sahabatnya itu.

"Hai, Kak Njun!"

"Kak Yeonjun nggak kangen Nara?"

"Kakak yang tadi barusan masuk ke ruangan kakak jahat banget, Nara disuruh keluar. Padahal kan Nara belum ketemu kak Njun."

The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang