TDOTL : CHAPTER 49 - 50

1K 120 30
                                    

''Beberapa luka tercipta oleh rasa, namun kali ini tercipta karena kesakitan yang luar biasa."

Bahiyyih melangkahkan kakinya menuju taman apartemen yang kini menjadi salah satu tempat tujuannya untuk menyembunyikan diri dan tangisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bahiyyih melangkahkan kakinya menuju taman apartemen yang kini menjadi salah satu tempat tujuannya untuk menyembunyikan diri dan tangisannya. Seharian ini, sejak kemarin pikirannya memikirkan keadaan Lea yang semakin dingin dan juga diam. Bahkan untuk makan saja sangatlah susah, Bahiyyih bahkan tidak bisa membujuk lagi ketika Lea mencoba untuk menunjukkan kegigihannya untuk bunuh diri.

Untung ada kakak laki-lakinya yang bisa mengatasi Lea, hanya Hueningkai yang bisa.

Matanya menatap sendu ke arah depan, melihat beberapa dedaunan yang runtuh karena angin yang menerpa. Rasa sakit kali ini memang tak terlihat, namun Bahiyyih juga tidak bisa menunjukkannya secara blak-blakan.

Bahiyyih hanya tak ingin kakaknya itu khawatir.

Atensinya beralih ke arah pergelangan tangannya yang dulu sempat hendak digores oleh Daniel dengan pisau lipat. Bahiyyih sudah pasrah dan ikhlas apabila mengorbankan dirinya. Namun, Lea mencoba untuk menghentikan semuanya hingga berakhir kehormatan Lea diambil oleh Daniel.

"Andai aja waktu itu Daniel jadi bunuh Hiyyih, mungkin kak Lea jadi nggak seburuk ini. Mungkin aja kak Lea bahagia sekarang sama kak Kai," lirih Bahiyyih menatap ke atas, matanya menutup sempurna dengan buliran air mata yang jatuh tanpa diminta.

Jika ingin meminta, Bahiyyih rela melakukan apa saja demi kedua kakaknya.

Tanpa disadari olehnya, salah satu afeksi seseorang menatap Bahiyyih dengan pandangan menyesalnya dan hatinya yang teremat begitu saja. Lirihan Bahiyyih membuat seseorang itu merasa sangatlah gagal menjadi seorang kakak.

Lea, berdiri dibelakang Bahiyyih diam-diam karena menyaksikan Bahiyyih yang pamit ke lapangan apartemen. Nyatanya Bahiyyih tidak ke lapangan apartemen, melainkan ke taman yang jarang dilewati banyak orang maupun pengunjung apartemen sekalipun, taman yang bisa dibilang sepi pengunjung.

Dari jaraknya yang sekarang, Lea bisa melihat punggung Bahiyyih yang bergetar karena tangisannya itu. Lea tersentuh dan sedih secara bersamaan, tersentuh karena adiknya itu mengkhawatirkan dirinya dan sedih karena dirinya Bahiyyih jadi menangis seperti sekarang.

Langkah Lea mendekat ke arah Bahiyyih, dengan kemauan hatinya Lea duduk disamping Bahiyyih yang reflek kaget melihat siapa yang datang dan duduk disamping dirinya. Bahiyyih hendak saja berdiri dari duduknya namun Lea langsung membawa Bahiyyih ke dalam pelukan.

Pelukan hangat seorang kakak yang selama beberapa bulan ini menghilang kini didapatkan kembali oleh Bahiyyih, Lea yang akhir-akhir ini tidak ingin disentuh seujung kuku pun memeluknya dengan erat seolah tidak akan melepaskan Bahiyyih untuk pergi kemanapun itu.

The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang