TDOTL : CHAPTER 15

1.2K 237 40
                                    

"Jangan pernah mau diajak temenan kalo nggak bakalan jadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah mau diajak temenan kalo nggak bakalan jadian."

Kok kalimat atas ini kek-
Kenapa ku jadi tersinggung
Sama kata-kata ku sendiri?

-αlright?-

"Jangan terlalu banyak menkonsumsi aspirin ya, Bu. Semoga lekas sembuh."

"Tentu, aigoo tampan sekali kamu, Nak. Terima kasih ya," ujar perempuan paruh baya yang kini berjalan keluar dari ruangan yang bertuliskan Dr. Soobin's Room itu.

Soobin mengerakkan badannya ke kanan dan kiri supaya tidak sakit dan kaku, tangannya yang tertutup kemeja panjang itu ia sisingkan sampai ke siku dan melepas jas dokter putih yang melekat pada badannya. Kacamata yang menempel di wajahnya itu kini dilepas dan dengan sengaja dirinya melangkahkan kaki ke wastafel lalu membasahi rambutnya itu.

Terlihat basah dan berantakan sekarang karena ulah tangannya sendiri.

Jam istirahat yang ia impikan akhirnya datang dan saat inilah Soobin biasanya menelfon Beomgyu dan menanyakan tentang pelajaran yang sedang adiknya itu lakukan dan pelajari, namun terkadang sesi bertanya pelajaran itu tergantikan dengan sesi curhat tentang Beomgyu yang kehabisan bakso, pentol, bakpau, tahu, dan jajanan lainnya.

Soobin tak habis fikir dengan adiknya itu.

Tok tok tok

Pintu ruangannya terketuk tiga kali yang membuat Soobin mengerutkan dahinya bingung lalu pada akhirnya ia mengucapkan kata masuk membiarkan seseorang dibalik pintu itu masuk.

"Weh bro, apa kabar?"

Soobin tidak bisa menahan senyumanya dan melangkah memeluk pelan sahabatnya itu.

"Kim Minhyuk, lama kita nggak ketemu." ujar Soobin lalu mempersilahkan Minhyuk duduk di sofa yang terdapat di ruangannya.

"Kapan balik kesini?"

Minhyuk menopangkan kaki kanannya ke atas kaki kiri dan mencoba untuk membuat wajah berfikir, membuat Soobin ingin sekali menggeplak sahabatnya itu.

"Udah seminggu yang lalu sih, lagian lo nggak berubah deh, Bin. Masa iya make ucapan aku-kamu ke adik sama kakak lo tapi ke rekan pake Saya-kamu. Formal banget, gue ngeri akhirnya."

Soobin terkekeh, dirinya juga ingin membiasakan gaya bahasa itu, tapi apalah daya Soobin diajarkan seperti ini sejak dulu oleh Yeonjun. Tapi kalian tahu sendiri bagaimana ucapan Yeonjun sekarang, malah berbanding terbalik dengan yang ia ajarkan kepada Soobin.

"Aku kebiasaan pake kosakata kayak gini, lagian juga enak kok kalo udah kebiasaan." jawab Soobin terkekeh pelan.

"Lo tuh,"

"Oiya, lo dicariin Arin tadi. Mau ngasih hasil CT-Scan Beomgyu katanya," ujar Minhyuk membuat Soobin menepuk pelan dahinya.

"Aku baru inget, yaudah kamu tunggu disini ya." titah Soobin langsung lari meninggalkan Minhyuk di ruangannya, tak mengindahkan ucapan Minhyuk yang memanggilnya karena Minhyuk ingin memberitahu bahwa,

"Segitu pengennya ketemu Arin sampe jas nya ketinggalan nggak dipake," ujar Minhyuk pelan menggelengkan kepalanya lalu menekan hidup layar ponselnya dan memainkannya.

Soobin yang berlari ke ruangan Arin itu pun langsung saja melihat tanda break di depan pintunya yang menandakan bahwa Arin tengah istirahat juga sama sepertinya.

Hingga matanya itu celingukan dan melihat ke arah dalam lewat jendela yang bisa digapai oleh tingginya.

"Kok gaada ya?"

"Lah, jas saya dimana?" ujar Soobin selanjutnya menepuk dahinya lagi, karena terburu-buru dirinya meninggalkan jas dokternya di ruangan. Apa gara-gara itu tadi Minhyuk memanggil dirinya? Soobin hanya menghela nafasnya pelan menyadari keteledorannya.

Puk

Bahunya itu ditepuk oleh seseorang dan membuatnya menolehkan badannya, disana terlihat Arin yang memandang bingung ke arahnya.

Bahkan penampilan Soobin tidak rapi seperti biasanya, kemeja yang digulung sampai siku, kacamata yang tidak dipakainya lagi, jas dokter yang tidak menyampir di badannya, dan juga rambutnya yang berantakan.

"Kamu lari-larian, Bin?"

Soobin yang ketahuan itu hanya menyengir pelan dan terkekeh, "Iya, saya lari kesini tadi."

Arin menepuk pelan dahinya, "Sebelum Beomgyu di operasi kamu udah bicara santai sama aku loh, Bin. Kenapa sekarang formal lagi?"

Arin sampai gemas dengan kelakuan Soobin itu, tidak habis fikir bahwa Dokter yang merangkap sebagai sahabat sekaligus rekannya ini begitu kaku sekali.

"Saya nggak biasa," jawab Soobin lalu menyunggingkan senyumannya.

"Kenapa lari-larian emang?"

"Loh, saya mau ketemu," ujar Soobin membuat Arin mengernyitkan dahinya bingung.

"Ketemu siapa?"

"Kamu."


Tbc.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang