TDOTL : CHAPTER 11

1.5K 295 40
                                    

"Luka tidak berbunyi dan tidak terdengar, sebab itu air mata jatuh tanpa bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Luka tidak berbunyi dan tidak terdengar, sebab itu air mata jatuh tanpa bicara."

-αlright?-

Langkah tergesa-gesa itu hadir disetiap penjuru sekolahan, dua pemuda yang dikenal dengan sifat posesif dan juga terkenal dingin sedang berlarian di penjuru koridor sekolah.

Setelah mendapatkan pesan bahwa seseorang sahabat sekaligus orang yang mereka jaga setiap detiknya itu terluka berat dan sekarang tengah berada di Rumah Sakit.

Dugh

"Anjing! Yang bener dong, Kai. Pantat gue sakit nih," adunya karena tidak sengaja tersenggol pagar sekolahan yang menjulang didepannya.

"Lah kok jadi salah gue sih? Heh pendek, gue dari tadi lari di belakang lo."

Merasa tidak terima dipanggil pendek, pemuda yang tadi pun menarik telinga sang empu yang lebuh tinggi dari pada dirinya itu hingga mengaduh kesakitan karena jewerannya.

"Hueningkai! Taehyun!"

Panggilan itu membuat kegiatan bertengkar mereka gagal dan menfokuskan ke arah seseorang yang mendekat ke keduanya dengan setelan jas formal berwarna coklat gelap. Kacamata yang ada di wajahnya menandakan unsur wibawa sebagai seorang sekretaris.

"Eoh, sekertaris Kim. Kenapa?"

"Saya disuruh Tuan Yeonjun menjemput kalian berdua untuk segera ke Rumah Sakit tempat adik Tuan Yeonjun berada," ujar Ryan yang langsung dibalas tepukan jidat oleh keduanya.

"Astaga iya, ayo cepetan Tae!" desak Hueningkai yang langsung menarik tangan Taehyun menuju ke dalam mobilnya.

Keduanya adalah sahabat Beomgyu, namun siapa sangka bahwa kepergian mereka saat melakukan pertukaran pelajar ke Jerman membuat Beomgyu tersiksa selama ini. Keduanya langsung saja memesan tiket untuk pergi ke negara asalnya ini kemarin malam.

Mereka berdua akan membalas kelakuan para pembully Beomgyu ketika telah menemukan siapa dalang dibalik ini semua. Terutama Taehyun yang sejak kemarin sudah panas dingin mendapatkan informasi dari Yeonjun bahwa sahabatnya itu telah dihajar habis-habisan oleh Jeno, preman sekolahnya dan satu orang lagi yang ingin bermain-main dengan dirinya.

Keadaan dimana Hueningkai dan Taehyun tengah belajar untuk hari terakhir mereka di Jerman itu pun rusak saat menerima pesan dari Yeonjun.

Sesampainya di Rumah Sakit, Hueningkai dan Taehyun memberikan ucapan terima kasih kepada Ryan yang sudah mau mengantarkan dirinya. Keduanya melangkah ke ruangan yang sudah di pesankan ke Hueningkai.

VVIP-1

"Ini bukan ruangannya?" tanya Hueningkai dan dibalas anggukan oleh Taehyun.

Saat tangan Hueningkai hendak membuka knop pintu ruangan itu, secara tiba-tiba Taehyun menahan pergelangan tangannya yang mengakibatkan batal membuka.

"Kenapa?"

Taehyun tidak menjawab dan malah melihat cemas ke semua arah.

"Gue ... gue cuma berfikir kalau kita udah buruk banget buat ninggalin Beomgyu ke Jerman," tutur Taehyun ada benarnya dalam benak Hueningkai.

Puk

Tubuh keduanya menegang ketika ada yang menepuk pundaknya, Taehyun dan Hueningkai menoleh lalu mendapati Soobin yang berdiri di belakangnya itu.

Keduanya bernafas lega.

"Taehyun! Hueningkai! Kalian udah balik dari pertukaran pelajar?" tanya Soobin yang diangguki anggukan canggung oleh keduanya.

"Kenapa kalian nggak masuk? Beomgyu ada di dalam kok nunggu kalian ... lama banget katanya nunggu kalian," jelas Soobin dibalas anggukan kaku oleh Taehyun.

"Ayo!"

Cklek

Disana terlihat jelas bagaimana semua alat berbau tajam menusuk kulit Beomgyu yang sedang berbaring itu. Taehyun bahkan sudah mengepalkan tangannya dibalik badannya, berusaha untuk tidak berlari dan menangkap seseorang yang telah mengakibatkan sahabatnya menjadi seperti ini.

Disana Beomgyu masih berbaring dengan Yeonjun yang mengusap salah satu perut bagian kanannya yang membuat Taehyun mengernyitkan dahinya bingung.

"Kak, kenapa sama bagian perutnya?"

Yeonjun menoleh ke arah keduanya, saking fokusnya ke arah sang adik, Yeonjun tidak menyadari Hueningkai dan Taehyun telah masuk ke ruangan inap Beomgyu.

Dirinya bangkit dari duduknya dan menatap keduanya dengan guratan lemah, bahkan membuat Hueningkai dan Taehyun sempat tertegun karena untuk pertama kalinya mereka melihat kondisi Yeonjun yang seperti ini.

Tiba-tiba saja perasaan Hueningkai tidak enak.

"Beomgyu pasca operasi laparotomi, kena trauma abdomen tumpul yang disebabkan ada luka memar karena pukulan." sahut Soobin dari arah belakang yang menjawab semuanya.

Taehyun dan Hueningkai tercekat, kalau tau begini, Taehyun dan Hueningkai tidak akan pernah menerima program pertukaran pelajar itu dan tetap berada di sisi Beomgyu.

Yeonjun hanya menepuk kedua bahu sahabat Beomgyu itu dan tersenyum tipis.

"Titip Beomgyu dulu, kakak percaya ke kalian berdua. Kakak mau keluar dulu bahas sesuatu sama Soobin," jelas Yeonjun langsung diangguki oleh Taehyun begitu pun dengan Hueningkai juga.

Setelah pintu ruangan inap itu tertutup, Hueningkai melangkahkan kakinya mendekati bangsal Beomgyu diikuti Taehyun yang menyusulnya.

Tercetak jelas disana luka yang tertutup sempurna akan plester putih dan wajah Beomgyu yang sedikit pucat.

"Kai, lo tau kan kita harus apa setelah ini semua terjadi ke Beomgyu?"

Heuningkai menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis misterius.

"Time to play, Choi Daniel."

Tbc.

Hai babiess, yuk gelud!

The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang